Rise with Rose 15

49 2 0
                                    

"Lama amat lo, Le!" gerutu Dira, memasuki kamar mandi, bergantian dengan Leo yang baru saja keluar dari dalamnya setelah satu jam cowok itu berada disana.

"Kampret! Lo habisin tissuenya?" teriak Dira dari dalam kamar mandi.

Leo yang sudah duduk santai di sofa depan TV, hanya memutar bola mata menanggapi protes sepupunya itu. Mulutnya sibuk mengunyah kacang dari dalam toples yang berada di pangkuan.

Begitu tiba di sisi sofa sebelah Leo duduk, Dira meraih segenggam kacang dari dalam toples yang sama. Mendengus kesal saat melirik remaja itu, lalu membuang muka menonton film thriller.

"Kecil-kecil sukanya onani keke," cibirnya. "Udah gede impoten, mampus!"

Leo melirik cowok yang duduk di sebelah kanannya itu sekilas. "Tinggal berobat, beres."

Dira dongkol mendengarnya. "Gue tau duit bokap lo banyak, tapi nggak semua hal bisa diselesaikan dengan duit."

Leo kembali meliriknya. "Oh, ya? Contohnya?"

Dira mengernyit, nampak berpikir. "Kesembuhan? Meski lo punya duit milyaran trilyun, kalau sakit lo udah kronis, pengobatan macam apapun nggak bisa selametin nyawa lo."

Leo menyahut, "Ya, bener juga."

Dira menyeringai puas mendengar jawaban tersebut. "Jadi, lo mau tobat, berhenti onani keke?"

Leo mengangguk.

"Gue pegang, ya, omongan lo?" kata Dira.

"Gue bakal berhenti onani keke, kalau berhasil dapetin cewek gue balik." kata Leo.

"Sama aja, Bego!" sahut Dira, menoyor kepala sepupunya.

"Gue bilangin tante Laura kalau barusan lo ngatain gue bego!" balas Leo.

Wajah Dira langsung berubah horror. Ibunya kalau mengomel bikin telinga panas, berjam-jam nggak selesai-selesai.

Leo meliriknya sekilas, lantas tertawa. Tau persis apa yang ditakutkan oleh sepupunya itu.

Setelah 10 menit hening, Leo memutuskan untuk bertanya, "Kacangnya enak! Dapat darimana?"

Dira kembali meraup segenggam kacang dari dalam toples. "Tante Gadis baru balik dari Jepang."

Leo terdiam menanggapinya.

"Emang bokap lo nggak bawa pulang ke rumah?" tanya Dira.

"Kalaupun iya, pasti udah dibuang mommy!" jawab Leo.

Dira mengangguk-angguk. "Lo masih nggak mau main ke rumah tante Gadis?" tanya Dira. "Besok Sabtu-Minggu, gue nginep disana. Sky ulang tahun, tante Gadis bikin syukuran."

"Gue ultah dirayain di villa." gumam Leo.

"Elo banget, ya." sindir Dira.

"Apa tu anak nggak pernah seneng-seneng? Kerjanya jadi anak teladan mulu." gerutu Leo.

Dira tertawa lagi. "Gue pernah nanya tuh ke dia! Jawabannya, karena papanya udah punya satu yang kayak gitu."

Tawa Dira semakin keras saat mendapati Leo memelototinya. Sky sialan, batin Leo.

"Jadi, lo mau ikut atau nggak?" tanya Dira setelah tawanya reda.

Leo menggeleng. "Nggak usah! Bikin perkara aja kalau mommy tau."

Dira menepuk pundak kiri sepupunya, lantas kembali menikmati film.

"Setidaknya, lo onani keke jangan di rumah orang. Nggak sopan!" tegurnya.

Leo memutar bola mata. "Nggak tahan. Habis ketemu yayang."

"Bukannya lo satu sekolah sama yayang lo? Tiap hari ketemu dong, Bambang!" balas Dira heran.

Rise with RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang