Rise with Rose 19

41 5 1
                                    

Katy merapikan alat tulisnya sambil mencuri pandang ke arah Leo. Cowok itu nampak telah selesai beres-beres, dan siap beranjak dari kelas. Buru-buru ia menarik resleting tasnya.

"Kate, kita mampir makan es krim yuk sebelum pulang!" ajak Kalila, teman semejanya.

"Eh, gue ikut dong!" seru Andini.

Kadang Katy benci punya banyak teman di saat seperti ini. Di saat ia sedang buru-buru dan teman-temannya itu malah menghambat langkahnya yang berlomba dengan waktu.

"I am in." kata Paula.

"I am pass!" kata Katy seraya membelah kerumunan. Buru-buru ia mengejar Leo yang telah jauh meninggalkan kelas.

"Kate, lo mau kemana sih? Katy!" teriak Kalila di belakangnya, namun Katy tak peduli. Dengan berlari ia menyusul Leo, hingga sukses menyejajarinya di koridor.

"Gue pulang bareng lo, ya, Le?" pinta Katy seraya menatap cowok itu penuh permohonan.

Leo menolehnya sekilas, lantas kembali memperhatikan langkahnya. "Nggak bareng temen lo?"

Katy menggeleng. "Gue pengen dianterin lo pulang."

Mau tak mau Leo mengiyakannya. Rumahnya dan Katy berada di kompleks yang sama. Ini juga pasti bentuk lain dari bayaran yang Katy minta akibat setuju menerima Mawar ke dalam timnya. Leo mendesah, gara-gara mengabulkan permintaan Rossa, ia yang harus tersiksa. Harusnya Leo memberikan siksaan yang sama bagi Rossa. Seketika senyum licik Leo terbit kala memikirkan ide tersebut.

"Maw!" seru Leo begitu ia melihat Mawar di koridor.

Cewek itu baru saja keluar dari kelas. Terkejut ketika menyadari bahwa Leo lah orang yang memanggilnya. Leo menggerutu dalam hati, kenapa cewek-cewek selalu bereaksi berlebihan terhadap dirinya?

"Lo mau pulang?" tanya Leo, sesampainya ia di sisi Mawar. "Gue anterin, ya?"

Katy tercengang melihat pemandangan tersebut. "Kok lo malah nganterin dia sih, Le?"

Sama seperti Katy, Mawar juga kaget mendengar pertanyaan Leo. Bingung mau jawab apa. Baiklah, sejujurnya Mawar pasti bilang, ya, kalau saja Katy nggak berdiri di antara mereka. Kehadiran Katy benar-benar mengintimidasi.

"Nggak apa-apa kan, Kate." sahut Leo. "Makin banyak orang makin rame."

Iya makin rame, dan makin nggak romantis! Gerutu Katy dalam hati seraya memelototi cewek bernama Mawar itu.

"Eh, gue--" kata Mawar hendak menolak, takut pada pelototan Katy.

"Udah, ayo!" potong Leo, menggandeng tangannya berjalan ke parkiran sekolah. Membuat Katy kesal karena menyaksikan cowok itu menggandeng tangan cewek lain. Sedang Katy? Sejak mereka putus setahun lalu, Leo tak lagi mau menggandeng tangannya.

Ah ya, tentu saja Katy dan Leo pernah berpacaran! Bukan hanya Rossa yang pernah memacari cowok itu, walau seisi sekolah ini seolah-olah mencatatkan nama Rossa saja sebagai mantan kekasih Leo. Setidaknya enam bulan, Katy pernah menyandang status sebagai pacar Leo.

🌹🌹🌹

Flashback

Katy menenggak virgin colada-nya, duduk di sofa putih di salah satu meja night club langganan kakak sepupunya. Berkat kakak sepupunya lah remaja di bawah umur sepertinya bisa memasuki club malam ini. Dan kakak sepupunya jua yang sibuk menghalau cowok-cowok hidung belang yang bergerak mendekatinya.

Katy mendengus menatap minumannya. Padahal ia ingin menikmati vodka misalnya, namun Diana, kakak sepupunya itu hanya mengizinkannya minum minuman ringan. Sedang Katy membutuhkan alkohol untuk mengenyahkan kecemburuannya pada cewek jurusan MIPA itu, yang telah membuatnya iri sejak hari pertama menjadi siswi Pelita.

Rise with RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang