Kayden Davidson, seorang pembunuh bayaran yang bekerja pada sekelompok mafia. Kehidupan nya yang sangat miskin membuat nya mau tak mau menjalani profesi sebagai pembunuh bayaran demi menghidupi adik satu-satunya yang masih duduk di bangku sekolah, m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BRAK!
" Brengsek! Aku membenci keadaan ku yang seperti ini. "
Aster mengumpat dari balik kemudi nya ia bahkan memukul stir kemudi mobilnya untuk melampiaskan segala emosi dan juga rasa lelah yang kini menimpanya.
DORRR!
DORRR!
CITTTTTT!
" Shit, bedebah sialan " Desis Aster saat seseorang menembaki mobil yang sedang dikendarai nya yang membuat nya terus menginjak pedal gas lalu menambah kecepatan mobil nya agar mobil tersebut tidak bisa mengejarnya.
BRUMM!
" Ayolah, kau pasti bisa. Sedikit lagi, kau pasti bisa membawanya kesana " Ucap Aster yang semakin mengemudi kan mobil nya dengan kecepatan tinggi, ia bahkan tidak peduli dengan suara tembakan yang dilayangkan oleh sebuah mobil hitam yang tengah mengikuti nya.
DORRR!
Aster melirik sekilas kearah spion mobil nya yang menampilkan dua mobil yang kini tengah mengikuti nya, ia bahkan yakin jika salah satu mobil itu pasti dikendarai oleh Antonio.
" ASTER! "
DEG
Tubuh Aster tersentak saat mendengar sebuah suara yang cukup familiar di telinganya, ia melirik sekilas kearah mobil berwarna abu-abu yang berada di belakang nya.
" Dean ? Regan ? "
Aster mencengkram erat kemudi nya saat mobil milik Antonio berhasil melesat melewati nya. " Sial, aku tidak akan kalah darinya. Lihat saja, akan ku bunuh kau dengan kedua tanganku " Desis Aster lalu menambah laju kecepatan mobilnya dan tidak memperdulikan Dean yang tengah memanggil namanya.
BRUMM!
Melihat mobil milik Antonio yang kini tiba-tiba saja berputar kearah nya membuat Aster tersenyum sinis sembari menarik pedal gas mobil nya." Kau ingin bermain-main denganku ya ? Baiklah, mari kita bertemu di neraka. "
Aster tersenyum senang saat mobil yang dikendarai oleh Antonio melaju kencang kearahnya, bukannya takut justru ia semakin menambah kecepatan mobil nya.
