10

6.8K 518 19
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Jeftha duduk manis di depan televisi, jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Tapi ibunya belum juga kembali dari tempat kerja, Jeftha jadi sedikit khawatir karena biasanya ibunya paling telat kembali itu pukul sembilan sampai sepuluh malam, jarang sekali diatas jam segitu.

"Bunda kemana ya?" Tanyanya entah pada siapa.

Anak dua belas tahun itu memutuskan menunggu sang ibu pulang, meskipun ibunya sudah mengatakan akan pulang telat, tapi Jeftha tetap akan menunggu sang ibu pulang.

Lama anak itu berada di depan televisi jadul, hingga tak terasa sudah pukul 12 lewat sedikit, namun penantiannya tak sia-sia. Karena suara daun pintu yang terbuka membuat anak manis itu langsung tersenyum, mencoba menyambut sang ibu yang baru saja pulang, pasti ibunya merasa lelah. Dengan mata sayu Jeftha menghampiri Alaina yang baru saja masuk dan melepas sepatunya, untuk di susun di rak khusus sepatu dan sendal.

"Bunda udah pulang?" Tanya Jeftha basa-basi.

"Kenapa belum tidur?" Alaina malah bertanya balik, wanita itu terlihat sedikit aneh.

Jeftha menatap aneh ibunya yang terlihat berbeda, bau dari tubuh ibunya juga tercium tak enak.

"Jeje nungguin Bunda" Jawab Jeftha.

"Udah tidur sana" Ucap Alaina sambil sedikit mendorong tubuh Jeftha yang menghalanginya.

Jeftha menatap sang ibu yang jalannya terlihat sedikit sempoyongan, apa ibunya mabuk?

•••

Pagi-pagi Jeftha sudah siap dengan seragamnya, anak itu jalan menuju dapur. Namun sesampai disana tak ada sang ibu, Jeftha pikir setelah ia selesai mandi tadi ibunya sudah bangun seperti biasanya. Jeftha lantas berbalik menuju kamar ibunya, dan benar saja Alaina masih berada di tempat tidur dan tertidur pulas.

"Yaudah deh berangkat aja" Gumamnya, lantas menuju kamarnya sendiri untuk mengambil tas sekolahnya. 

Anak itu memutuskan untuk berangkat sekolah saja, terlalu takut membangunkan ibunya sekedar pamit.

Anak itu menutup pintu dengan pelan, lalu kakinya mulai melangkah meninggalkan perkarangan rumah. Seperti biasa langkah kaki itu menyusuri pemukiman kumuh dengan gang-gang sempit.

"Jeje~" Panggilan nyaring itu membuat langkah Jeftha terhenti tepat di depan gerbang sekolah, anak itu berbalik dan mendapati Pandi sang pelaku.

"Gimana kemarin jalan-jalan sama Om Sergio?" Tanya Pandi.

"Seru banget, aku diajak Papa makan enak hehe" Jawab Jeftha membuat Pandi mengangguk.

"Syukurlah" Balas Pandi.

"Hari ini Papa bilang mau jemput aku lagi, terus diajak nginep di tempat Papa. Soalnya besok hari minggu" Ujar Jeftha senang.

"Di izinin gak sama bunda kamu?" Tanya Pandi takut-takut Alaina ibunya Jeftha tak mengizinkan.

JEJE [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang