24

6.1K 555 22
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Sore harinya Jeftha diantar pulang oleh Sergio seperti biasanya. Awalnya anak manis itu ditahan oleh Dipta, Dean dan si kembar. Mereka berempat melarang Jeftha untuk pulang, tapi si bocah manis tetap ingin kembali dengan alasan esok ia harus sekolah. Meski sebenarnya Jeftha juga masih ingin bermain dengan abang-abang dan kakaknya.

"Papa gak perlu, uang yang kemarin Papa kasih masi ada kok" Tolak Jeftha saat Sergio kembali memberinya uang saku.

"Ambil aja, Adek bisa tabungin" Ucap Sergio sedikit memaksa.

Jeftha pasrah karena jika ayahnya sudah memaksa maka tak ada alasan lagi untuk menolak.

"Gitu dong baru anak Papa" Ujar Sergio saat uang yang ia beri sudah di genggaman sang anak.

"Yaudah Papa pamit ya, Adek baik-baik di rumah ya" Pamit Sergio di balas anggukan oleh Jeftha.

"Papa..." Panggil Jeftha sambil menahan lengan jas ayahnya.

"Ya sayang" Balas Sergio.

"Papa nunduk dikit" Pintanya.

Sergio nurut, pria dewasa itu merendahkan sedikit posisi tubuhnya.

Cup...

"Papa hati-hati pulangnya" Ucap Jeftha saat seusai mengecup pipi sang ayah.

Anak manis itu langsung berlari kecil memasuki perkarangan rumah, tak mau menoleh ke arah Sergio yang juga diam mematung. Cukup terkejut dengan hal manis yang putranya berikan, kenapa anaknya itu begitu menggemaskan.

Begitupun Jeftha begitu masuk ke rumah anak itu tersenyum tipis, sedikit malu karena berani mengecup pipi ayahnya sendiri.

Begitu meletak tas dan menyimpan uang pemberian ayahnya, Jeftha pun mulai membersihkan rumah. Agar sang ibu pulang nanti tak akan mengomel karena rumah masih berantakan.

Anak dua belas tahun itu mulai mencuci piring yang tak begitu banyak, setelah selesai ia melanjutkan dengan menyapu rumah beserta halaman rumah yang berantakan karena daun yang gugur.

"Akhirnya selesai..." Gumam Jeftha sambil tersenyum, lantas anak manis itu beranjak masuk kerumah dan duduk menikmati tayangan televisi.

Hari mulai beranjak malam, tepat pukul setengah tujuh Alaina baru saja kembali dari bekerja. Wanita itu hanya memandang sekilas Jeftha yang berada di ruang tamu, lalu langsung beranjak menuju kamarnya tanpa menyapa.

JEJE [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang