20

7.1K 578 34
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Adek makan ini dulu ya nak" Tutur Yiana lembut sambil memberikan satu mangkuk bubur sup pada Jeftha, anak itu dibuatkan khusus menu makan siang oleh Yiana.

"Makasi Mama" Ucap Jeftha tulus, lagian anak manis itu bukan anak yang pemilih dalam hal makanan.

Dean sejak tadi mencuri perhatian pada si kecil. Adik tirinya terlihat berbeda di mata anak kedua Sergio itu, terlihat lebih lesu dan pucat.

"Pinter anak Mama, di habisin biar cepet pulih, abis ini minum obat" Puji Yiana saat melihat si kecil meskipun sakit tetap lahap memakan buburnya.

"Bu, ini pesanan Ibu" Ucap Seorang maid dengan sebuah benda di tangannya.

"Oh iya terima kasih ya" Balas Yiana sambil menerima benda tersebut.

"Sama-sama Bu, maaf mengganggu waktu makan" Ujar Sang maid yang tak enak memberikan benda itu disaat keluarga majikannya tengah makan.

"Tidak apa-apa" Ucap Yiana lalu maid tersebut pun beranjak kembali ke tugasnya.

Yiana sibuk dengan benda itu, mengambilnya satu dan menempelkannya pada dahi si kecil. Ternyata benda yang Yiana pesan minta di belikan adalah plaster penurun demam. Karena kedua anaknya sudah besar, Yiana tak pernah lagi membeli benda itu. Jadi ia meminta salah satu bodyguard tadi untuk membeli benda itu untuk si kecil.

Kini Jeftha semakin terlihat unyu saat menggunakan benda itu di dahinya. Dan Dean pun tau alasan kenapa adik tirinya itu terlihat pucat dan lesu, ternyata karena tengah sakit. Sedangkan Dipta mencoba tetap acuh dan bersikap dingin.

"Adek kalau badannya ada yang sakit bilang ya nak" Ujar Sergio sambil mengusap pinggiran bibir putranya yang cemong dengan bubur.

Si kecil hanya mengangguk saja, mulut mungilnya tengah penuh dengan bubur sup buatan Yiana yang terasa gurih di lidahnya meski pun anak itu tengah sakit, karena biasanya saat seseorang sakit indera pengecapnya akan ada penurunan fungsi.

•••

Ini sudah ke dua kalinya Jeftha menginap di rumah sang ayah, tapi setiap selesai makan siang ayah dan ibu tirinya pasti ada acara. Seperti kali ini juga, kedua orang tuanya itu lagi-lagi ada acara di luar yang tak bisa di elak.

"Adek istirahat ya, Mama minta maaf gak bisa nemenin, tapi Mama sama Papa gak lama kok perginya sore juga udah balik. Adek di jaga sama abang dulu ya, jangan ragu kalau mau minta sesuatu ya sayang" Nasihat Yiana sambil mengusap pipi Jeftha yang masih hangat.

Yiana benar-benar khawatir panas putranya tak juga turun tapi tak juga naik, tapi tetap saja mengawatirkan. Sudah minum obat dan di beri plaster penurun tapi tak kunjung turun juga, gimana ibu tiga anak itu tidak was-was.

JEJE [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang