08

6.9K 559 9
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Suara ketukan pintu membuat Alaina meninggalkan sejenak cucian piringnya, beralih membuka pintu. Begitu daun pintu terbuka sosok Sergio terlihat berdiri gagah disana, tak lupa satu keranjang buah sebagai buah tangan.

"Boleh saya masuk?" Tanyanya pelan pada Alaina. Tak langsung menjawab namun Alaina mempersilahkan Sergio masuk dengan gestur tubuh.

"Silahkan duduk dulu" Ujar Alaina lalu beralih ke dapur sempitnya.

Tak lama Alaina kembali dengan secangkir teh manis hangat, untuk ia sajikan pada Sergio.

"Ini ada sedikit buah tangan untuk Jeftha" Seru Sergio seraya menyodorkan buah yang ia bawa.

Alaina hanya mengangguk pelan dengan wajah datarnya.

"Jeje sini ada yang mau ketemu" Ucap Alaina sedikit keras.

Tak lama terdengar derap langkah kaki pelan, dan menampilkan sosok Jeftha.

Jeftha mengambil posisi duduk di sebelah sang ibu, menatap polos sosok Sergio yang kini jantungnya berdetak tak karuan, takut bila sang anak menolak kehadirannya yang tidak tahu malu ini.

"Kenalin ayah kamu" Ucap Alaina santai tanpa beban, tidak tahu saja jika Sergio tengah mati-matian menahan gugup.

"Hah?" Respon Jeftha bingung.

"Iya ini ayah kamu" Balas Alaina kembali yang tau kebingungan sang anak.

"Bunda mau nikah sama Om ini?" Tanya Jeftha.

Alaina mendengus karena putranya tak paham maksudnya.

"Ya nggak lah, ini itu ayah kandung kamu" Jawab Alaina.

Jeftha beralih menatap sosok Sergio yang tengah gugup, Sergio pun tak lupa melempar senyum tipis ramahnya pada Jeftha yang terlihat bingung.

"Bunda mau ke dapur buat lanjut cuci piring, kalau masih bingung tanya ke ayah kamu aja" Ujar Alaina lantas meninggalkan sepasang ayah anak itu.

Tersisalah suasana yang sangat canggung ini, Jeftha dengan tatapan polos nan bingungnya, serta Sergio dengan wajah gugupnya.

"Jeftha keadaanya gimana? Udah sehat sepenuhnya nak?" Tanya Sergio memecahkan keheningan.

Jeftha hanya mengangguk sebagai jawaban. Lidahnya terlalu kaku untuk bersuara, serta hatinya yang masih ada sedikit ragu. Benarkah sosok dihadapannya ini adalah ayah kandungnya? Lalu kemana sosok Sergio selama ini?

JEJE [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang