29

9.9K 531 20
                                    

¤¤¤BACA PENGUMUMAN DIBAWAH YA⚠️¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
BACA PENGUMUMAN DIBAWAH YA⚠️
¤¤¤


Alaina duduk dengan tenang di ruang tamu, menatap televisi yang menyala. Malam ini hanya ia seorang yang berada di rumah, tentu saja karena anak satu-satunya tengah berada di rumah ayahnya.

Alaina memang terlihat memperhatikan televisi yang menyala, namun tatapannya seakan kosong. Pikirannya entah berantah kemana, sudah sejak sore tadi wanita itu kembali dari tempatnya bekerja, bahkan lebih awal dari biasanya. Wajahnya yang sudah datar semakin terlihat dingin.

Entah apa yang ibu Jeftha itu pikirkan.

Alaina beralih memejam kan matanya sejenak, kepalanya ia sandarkan pada dinding dibelakangnya.

Ia benturkan secara perlahan kepala bagian belakangnya pada dinding, tak kencang tapi jika terus-terusan dilakukan akan terasa sakit ujungnya.

Entah Alaina sadar atau tidak melakukan hal itu, matanya tetap terpejam. Dahinya berkerut seperti tengah berpikir keras, tapi entah apa yang tengah ia pikirkan hingga melakukan hal seperti itu.

"Sialan..." Desisnya lantas bangkit dari duduknya.

Wanita itu berjalan menuju kamarnya sendiri, lantas membuka lemari dengan kasar. Mengeluarkan sebuah botol kecil berisi obat, lalu Alaina meminum satu butir obat itu dengan bantuan air putih di nakas meja sebelah kasurnya.

Alaina lantas mendudukan tubuhnya di tepian kasur, lagi-lagi wanita itu terdiam. Wajahnya tetap datar hingga tak akan ada orang yang bisa menebak isi pikirannya.

Cukup lama Alaina terdiam, hingga senyum tipis terbit dibelah bibirnya yang semerah cherry matang.

•••

Kini Dipta, Dean dan Jeftha tengah berada di kebun belakang rumah. Pagi-pagi ketiganya sudah di tugaskan oleh Yiana untuk memetik beberapa buah dan sayur.

Jeftha sibuk memetik buah tomat, mulai tomat apel yang gede hingga tomat cherry yang mungil. Sedangkan Dean tengah memetik cabai merah dan hijau, lalu di ujung sana Dipta tengah memilah sayur pakcoy yang rencananya ingin dimasak nanti oleh Yiana.

"Abang lihat" Seru Jeftha sambil mengangkat seekor bekicot.

Dean mengernyit geli, tak suka dengan hewan lunak bercangkang itu.

"Buang Dek jorok" Perintah Dean membuat Jeftha cemberut, anak manis itu lantas meletakan lagi bekicot itu di atas tanah, seharusnya dilempar jauh saja karena hewan yang satu itu hama tanaman, tapi sayangnya si kecil ini tak tega takut jika cangkang itu retak, jadi diletakan lagi saja.

JEJE [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang