16

6.5K 510 20
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Jeftha sudah diantar pulang sore tadi oleh Sergio, dan kini anak manis itu tengah duduk manis di meja makan dengan Alaina. Keduanya menikmati makan malam sederhana mereka, ada teri balado yang tidak begitu pedas, di temani sayur sawi tumis.

"Bunda mau pergi keluar, nanti pulangnya mungkin tengah malem, gak usah di tungguin langsung tidur" Ujar Alaina.

"Iya Bunda" Jawab Jeftha patuh seperti biasanya.

Begitu selesai dengan makanan masing-masing, Jeftha mengambil alih membereskan meja makan. Membiarkan ibunya berkemas karena hendak keluar, setelah ini Jeftha juga ingin menonton televisi sebentar sebelum beranjak membereskan buku untuk esok dan tidur.

Sekitar dua puluh menit berlalu, mata Jeftha sudah mulai sayu mengantuk. Anak itu memilih mematikan televisi dan beranjak menuju kamarnya. Lantas membereskan buku pelajaran esok hari, beruntung tak ada tugas.

Setelah merasa semuanya beres, anak manis itu pun lantas menaiki kasur tidurnya. Mengambil posisi nyaman dan mulai memejam tenang, tak lama Jeftha pun jatuh terlelap.

Wajah manis Jeftha terlihat tenang saat terlelap, begitu menenangkan jika memandang wajah manisnya saat tidur.

•••

Pagi telah tiba, Jeftha pun sudah siap untuk berangkat sekolah. Namun lagi-lagi pagi ini anak itu mendapati sang ibu masih tertidur lelap. Sejak ia di pertemukan dengan ayahnya, ibunya itu jadi sering keluar malam dan pulang larut. Entah kemana ibunya itu pergi, tapi lagi-lagi Jeftha tak berani bertanya.

Untung kemarin saat Sergio mengantarnya pulang, ayahnya itu memberinya uang saku. Meski Jeftha menolak tapi bukan Sergio namanya jika tidak memaksa. Bahkan kemarin Sergio menawarkan putranya itu membeli ponsel atau iPad untuk belajar dan komunikasi, tapi Jeftha menolak keras karena tak mau merepotkan padahal Sergio tidak merasa repot sedikitpun, bahkan jika Jeftha meminta satu toko pun akan Sergio belikan, tapi pada dasarnya Jeftha itu anaknya Sergio keras kepala mereka sama.

"Yaudah deh nanti sarapan di kantin aja, papa juga kasih Jeje uang saku banyak banget" Gumam Jeftha saat tak mendapati makanan diatas meja.

Lantas Jeftha beranjak memakai sepatunya, sudah siap untuk berangkat menuntut ilmu.

Anak itu pergi tanpa pamit, karena tak mau mengganggu tidur ibunya. Langkah mungilnya ia bawa menyusuri jalanan penukiman yang tak begitu lebar.

"Dek..." Panggil salah satu bapak-bapak yang berada di dekat gang sempit tempat biasa Jeftha lewat dan warga setempat.

"Iya Om" Balas Jeftha seraya mendekat pada bapak-bapak itu.

"Nanti pulangnya jangan lewat sini dulu ya, soalnya lorong ini jalannya mau di semen, biar gak becek kalau hujan" Jelas Bapak tersebut.

JEJE [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang