"Hah, CUCU!" ucap Rasya yang kembali dikagetkan dengan permintaan kehadiran seorang cucu.
"Iya dong. Masa kalian menikah gak menghasilkan seorang cucu untuk Papa kamu dan Papa mertuamu yang sudah tua ini! " ucap Papa Roy pada sang anak menantu sambil terkekeh.
"Apa kamu lupa Rasya ? Kalau umur Papa semakin hari bukan semakin muda tetapi semakin tua, dengan hadirnya seorang cucu bisa menemani masa tua kita. Betul gak Mas Roy ?" tanya Papa Zaki pada Papa Roy dan terkekeh bersama.
"Waduh! Tadi minta acara bulan madu sekarang minta cucu. Haduh, Ribet banget deh!" batin Rasya dan hanya tersenyum pasrah
Setelah Rasya Papanya dan Papa Mertuanya Berbincang dan membujuk agar Rasya mau berbulan madu dengan Raline, akhirnya mereka membuahkan hasil akhirnya Raline dan Rasya hanya bisa pasrah dengan permintaan sang Papa dan Papa Mertuanya yang menginginkan mereka untuk berbulan madu tapi tidak dengan penyataan kehadiran seorang cucu.
Sementara pembahasan masalah bulan madu pun sudah selesai, Rasya dan Om Zaki pergi keluar ruangan menemui Raline dan Tante Rike diruang tunggu yang diluar ruangan. Sementara itu keberangkatan Raline dan Rasya tepat hari ini juga ! Ya memang semua serba mendadak. Semua sudah diurus oleh Om Zaki, Rasya dan Raline hanya tinggal berangkat dan bersenang- senang dan pulang membawa kan para tetua seorang cucu. Hihihi.
"Oh iya semua koper sudah disiapkan semua. Apa Raline masih ada yang belum dibawa ? " tanya Om Zaki pada Raline guna memastikan semuanya terbawa semua tanpa terlewatkan.
"Sudah semua, Om," jawab Raline yang tersenyum manis. Padahal dalam hatinya dongkol.
"Yaudah kalian berangkat menuju bandara sekarang, biar tidak ketinggalan pesawat. Oke ? Have fun Rasya dan Raline. Ingat ya Rasya pesan Papa tadi," ucap Papa Zaki yang mengingatkan Rasya tentang pembicaraannya tadi.
Rasya dan Raline pergi meninggalkan rumah sakit dan menuju bandara seharusnya. Tetapi meraka pergi ke kampus dulu karena mengingat Rasya adalah seorang Dosen jadi Rasya harus mengurus ijin cuti terlebih dahulu.
Tak lama kemudian Mereka pun tiba dikampus Bina Bangsa.
"Pokoknya sampai di Bali, gue gak mau sekamar sama elo! Pokoknya harus pesen dua kamar yang berbeda dan untuk pembayarannya elo juga yang bayar !" ucap Raline dengan ketus sambil berjalan menuju kampus.
"Iya! Dih siapa juga yang mau sekamar sama elu. Dan asal situ tahu ya, gue sama sekali gak tertarik sama bocah ingusan kayak situ. Gak menarik!" tegas Rasya dengan menggunakan bahasa yang sama kayak raline pakai elo-gue. Dan karena mereka sedang gak disamping Papa Mamanya jadi gak perlu berbasa - basi lagi.
"Oya ? Lo gak tertarik sama gue ? Yakin lo ? Entar naksir duluan baru tahu rasa lo !" ucap Raline dengan nada kesal tetapi ditahan oleh Raline dan membalas perkataan Rasya dengan senyum mengejek .
"Jangan berharap lebih !" jawab Rasya lalu pergi meninggalkan Raline sendirian yang bersungut-sungut .
Rasya pun segera bergegas pergi keruang Pak Dekan buat mengurus cuti liburnya dengan alasan ada urusan keluarga diluar kota selama 2 minggu. Dan setelah Rasya pun mendapatkan lisensi cuti dari Pak Dekan, Rasya langsung pergi menghampiri Raline kembali diparkiran mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Pernikahan Dini [ SELESAI ]
RomanceRaline Anindika gadis berusia 19 tahun yang kuliah baru semester 3, terpaksa harus menikah di usianya yang baru 19 tahun dengan Rasya Wirawan yang berusia 29 tahun yang kebetulan dosen di Universitas yang sama. Pernikahan yang akan menyatukan Raline...