"Astaga ... Sepertinya kita datang diwaktu yang salah!"
Raline dan Rasya langsung menghentikan ciumannya dan menoleh kearah sumber suara tadi, kini mereka membelalakan matanya ketika melihat Mama dan Papanya datang secara mendadak.
"Hah! Mama papa!" ucap Raline sambil berdiri dari pangkuan Rasya dan naasnya saat Raline hendak berdiri tidak sengaja menghantam dagu Rasya dari bawah, tak berhenti sampai disitu Raline kini buru-buru berdiri hingga membuat Rasya terjungkal dari kursi lalu jatuh ke lantai bersama dengan kursinya.
Dugh...
Brakk...
"Aaaawwww," rintih Rasya.
"Hah ... Ya allah Mas!" pekik Raline yang terkejut sambil menutup mulutnya. Raline bingung harus bagaimana mau menolong Rasya atau menyambut tamu yang datang, pada akhirnya Raline meninggalkan Rasya dan memilih menyambut Mama Papa Mertuanya.
Raline dan Rasya kaget melihat kedatangan Mama, Papa Mertuanya yang secara tiba-tiba, mereka yang kecyduk sedang berciuman kini semburat merah hinggap diwajah Raline dan sementara Rasya tak merasa bersalah pria itu malah menampilkan ekspresi yang biasa saja seperti tidak ada kejadian apa-apa.
"Aduh Rasya kamu gak papa, Nak?" tanya Mama Isna.
"Aduh, maafin Mama dan Papa Karena telah mengganggu waktu kalian berdua," ucap Mama Rike sambil menahan senyum melihat ekspresi sang anak dan menantu.
"Iya lain kali, pintu rumah itu dikunci dahulu. Untung yang lihat Mama dan Papa kalau orang lain, nanti beda ceritanya," kekeh Papa Zaki sambil mengelengkan kepalanya.
"Mama dan Papa ini gak dipersilahkan duduk ?" tanya Papa Roy sambil naik turunkan alisnya.
"Oh iya Ma, Pa. Silahkan duduk," ucap Raline sambil menyalimi tangan Mama, Papa dan Mertuanya dengan takzim lalu mempersilakan duduk Mama Papa dan Mertuanya.
"Itu Raline sekarang bantuin suami kamu dulu. Kasihan," ucap Papa Roy.
"Udah lah Mas. Rasya bisa berdiri sendiri itu," jawab Papa Zaki.
Rasya pun berdiri kini dagu dan punggungnya terasa sakit akibat jatuh ke lantai bersama dengan kursinya dan rasa sakit itu masih bisa ditahan oleh Rasya tapi yang tidak bisa ditahan adalah malu yang menyerangnya, hingga wibawa seorang Rasya Wirawan kini terkoyak.
"Bentar ya, Ma, Pa. Raline bantu Mas Rasya dulu."
Tetapi belum juga Raline membantu Rasya, kini pria itu berjalan menuju kamarnya. Raline merasa bersalah karena dapat dilihat dari raut wajahnya Rasya nampak menahan amarahnya dan belum lagi menahan sakit akibat benturan kepala Raline yang mengenai dagu Rasya masih ditambah lagi pakai drama terjungkal dari kursi jatuh ke lantai bersama dengan kursinya. Hmmm, nasib Rasya ya hahaha sabar Rasya mungkin belum saatnya kamu bisa berduaan dengan Raline, Sya. Hihihihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Pernikahan Dini [ SELESAI ]
Storie d'amoreRaline Anindika gadis berusia 19 tahun yang kuliah baru semester 3, terpaksa harus menikah di usianya yang baru 19 tahun dengan Rasya Wirawan yang berusia 29 tahun yang kebetulan dosen di Universitas yang sama. Pernikahan yang akan menyatukan Raline...