Setelah melihat Raline dan Rasya pergi meninggalkan ruangan rawat , Papa Raline memanggil suster yang sedang mengecek kesehatannya.
Guna meminta tolong untuk meminta tolong membawanya keluar dari ruangan untuk mengikuti kemana anak dan menantunya pergi.
Sempat permintaaan Papa Raline ditolak oleh suster, karena tak mau ambil resiko kalau ada apa-apa dengan kesehatan pasiennya.Tetapi Papa Raline terus memohon dan meyakinkan suster yang mengecek kesehatannya agar mau membantunya, setelah bernegosiasi dengan suster akhirnya suster pun mau membantu Papa Raline keluar ruangan tetapi harus ijin dokter terlebih dahulu.
"Sus, terima kasih ya sudah mengabulkan permintaan saya untuk keluar ruangan."
"Iya sama-sama Pak. Tetapi seharusnya bapak belum boleh keluar ruangan karena kondisi Bapak yang belum pulih."
"Saya cuma kepengin memastikan kelakuan anak dan menantu saya kalau dibelakang saya itu seperti apa."
Begitu sampai ditempat kursi roda yang didorong suster berhenti, tak jauh dari posisi anak dan menantunya berada. Papa Roy dapat bernapas lega bisa mengamati kelakuan anak dan menantunya dibelakang Papa Roy seperti apa, meskipun dari kejauhan.
Sementara ditempat Rasya dan Raline berada. Meraka masih dalam keadaan bertengkar- bertengkar romantis.
"Heh! Rasya lepasin baju gue!"
"Eeee- engak! Entar saya jatuh!" sahut Rasya dengan berpegangan baju kemeja Raline hendak merosot maju kedepan agar tak jatuh kebelakang.
"Eh-eh, lo mau ngapain ? Jangan macam-macam ya !" tegas Raline yang melihat Rasya maju tertunduk. Raline takut kalau Rasya berbuat yang enggak-enggak, akhirnya Raline menjambak rambut Rasya.
"Kamu tuh apa-apaan sih pake jambak rambut saya!" seru Rasya. "Nah kalau kayak gini kamu kayak badut yang lagi struk. Haha," tegas Rasya karena Raline menjambak rambut Rasya, lalu Rasya membalas dengan mencubit pipi Raline biar sama-sama impas .
"Iih, Lepasin enggak !" tegas Raline.
Sementara tak jauh dari posisi Raline dan Rasya bertengkar, Papa Roy menahan tawanya karena tak sengaja melihat kelucuan anak dan menantunya lagi bertengkar romantis .
"Lihat lah, Sus. Romantisme anak jaman sekarang itu emang berbeda dengan anak remaja jaman dulu."
"Iya, Pa," sahut suster dengan ikut senyum.
"Aduh- aduh romantinya," ucap Papa Roy diiringi gelak tawa Papa Roy semakin keras .
Dan tawa keras Papa Roy menimbulkan rasa sakit didada yang amat sakit suster pun panik dan teriak .
"Aduh! Aduh, dada saya sakit, Sus," rintih Papa Roy setelah tertawa terbahak-bahak dia memegang dada sebelah kanan karena merasakan sakit didadanya .
"Pak, Pak roy kenapa ? Tolong panggilkan dokter sekarang !" perintah suster yang mendorong kursi roda Papa Roy pada suster yang dari tadi memegang tongkat infus milik Papa Roy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Pernikahan Dini [ SELESAI ]
RomanceRaline Anindika gadis berusia 19 tahun yang kuliah baru semester 3, terpaksa harus menikah di usianya yang baru 19 tahun dengan Rasya Wirawan yang berusia 29 tahun yang kebetulan dosen di Universitas yang sama. Pernikahan yang akan menyatukan Raline...