Setelah Rasya mengantarkan Nadzril kedepan sampai mobil yang dikendarai Nadzril pergi dari halaman rumah Rasya, lalu pria itu bergegas masuk kedalam rumah dan berjalan menuju kamarnya untuk memastikan apakah Raline udah sadar atau belum. Pria itu membuka pintu kamarnya.
Ceklek ...
Dan ternyata setelah pintunya terbuka Raline masih belum sadarkan diri. Rasya berpikir untuk bergegas membersihkan diri dulu, karena seharian melakukan aktivitas dan tubuhnya merasa lengket. Rasya pun masuk kedalam kamar mandi tak lama kemudian Rasya pun selesai mandi lalu berjalan menuju walk in closetnya untuk mengambil kaos putih dan celana training berwarna hitam , Setelah selesai ganti baju pria itu menghampiri Raline yang sedari tadi belum sadarkan diri dan saat dia menempelkan tangannya dikening Raline.
"Panas!"
Rasya yang merasakan bahwa Raline demam kemudian mengambil termometer untuk memastikan suhu badan Raline, setelah dicek ternyata suhu badannya tiga puluh sembilan koma lima derajat. Dia Mengingat bahwa tadi Raline habis kehujanan dan bajunya basah, mau tak mau dia harus mengganti bajunya yang basah dengan baju tidur yang baru kalau tidak segera diganti nanti malah tambah demam.
"Waduh, ini gimana mau gak diganti ntar malah tambah sakit kalau diganti ntar malah saya yang repot," desis Rasya yang sedari tadi bingung mau ambil keputusan yang mana. Tapi melihat keadaan Raline yang seperti ini Rasya jadi tidak tega, akhirnya dialah yang mengganti bajunya Raline, karena dirumahnya saat ini tidak ada satu orang pun, karena Bi Wati setelah cuti beberapa minggu kini beliau ditarik lagi untuk bekerja di kediaman Papanya.
Pertama-tama Rasya mengambil baju tidur dan dalaman milik Raline yang ada di lemari. Setelah mengambil baju tidur dan dalaman pria itu Menghampiri Raline dan mulai melepas kancing kemeja coksu yang masih melekat pada tubuh Raline , setelah bajunya terbuka Mata Rasya membelalak sempurna ketika melihat pemandangan yang indah dua bukit kembar Raline yang masih terbungkus bra, kini terekspos sempurna. lalu kini beralih melepas celana jeans Raline dan lagi-lagi pria itu harus menelan salivanya lagi karena sekarang dia telah melihat tubuh Raline yang telanjang tanpa sehelai benang pun.
"Ya allah, tolong lindungi hambamu ini. Semoga hamba gak khilaf, kalau udah begini gak dilihat sayang kalau dilihat nanti saya juga yang repot," guman lirih Rasya yang susah payah menelan salivanya berulang-ulang sambil mengelap badan Raline dengan waslep yang dibasuh dengan air hangat yang sudah dia siapkan.
"Oh, Shit! Ayo lah kau jangan ikutan bangun tidurlah kembali Jony," guman Rasya sambil menggelengkan kepalanya agar tak berpikir macam-macam.
Dengan sigap Rasya langsung segera memakaikan Raline baju dan celana agar menghindari sesuatu yang akan membuatnya kepayahan sendiri , setelah itu menyelimuti Raline lalu mengompres Kening Raline dengan Waslep, Rasya berjaga semalaman Untuk mengompres Raline.
Jam setengah tiga pagi Rasya pun terbangun, lalu pria itu tertidur dengan posisi terduduk disamping Raline, kemudian pria itu mengecek ulang suhu badan Raline dengan termometer dan hasilnya tiga enam koma lima derajat, akhirnya Rasya merasa lega karena demamnya Raline sudah turun. Rasya yang merasakan tenggorokannya kering lalu dia beranjak berdiri untuk mengambil minum didapur tetapi tangannya dicegah oleh Raline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Pernikahan Dini [ SELESAI ]
RomanceRaline Anindika gadis berusia 19 tahun yang kuliah baru semester 3, terpaksa harus menikah di usianya yang baru 19 tahun dengan Rasya Wirawan yang berusia 29 tahun yang kebetulan dosen di Universitas yang sama. Pernikahan yang akan menyatukan Raline...