chapter 17

127 11 3
                                    

Tolong...

kali ini saja jangan selamatkan aku

- Kim Tae Hyung -
.
.
.


" Apa maksud mu? Bagaimana bisa?!", Seru sesosok dokter terkejut. Waktu baru menunjukkan pukul 7.30 am dan ia mendapat kabar yang mengejutkan.

" Iya dok, pasien kembali mengamuk. Kita harus memborgolnya tapi setiap kami mendekat pasien berteriak histeris", adu seorang perawat pria dengan raut wajah panik.

Dokter yang bernama dokter shin mengusap rambutnya kasar. Dia tergesa-gesa pergi bersama perawat itu menuju lokasi.

Baru saja berjarak 3 kamar, dokter shin bisa mendengar jelas suara teriak pasien barunya itu.

Seketika ia pun mempercepat langkah nya, di depan pintu bisa ia lihat ruangan itu berantakan.

" Tuan taehyung...", Tae Hyung yang mendengar menoleh. Sontak serpihan kaca yang ia pegang langsung ia arahkan ke tangannya.

Mereka semua tercengang, darah mulai menetes dari pergelangan tangan tersebut. Tae Hyung tertawa keras melihat darahnya mengalir deras.

Para perawat tak terkecuali dokter Shin melihat taehyung dengan tatapan miris. Tawa Tae Hyung menggelegar dalam ruangan itu, tidak ada yang berani mendekat karena tawa itu terdengar parau bersamaan setitik air mata menetes dari pelupuk mata pria itu.

Sorot mata terluka itu terarah pada dokter Shin. Dengan senyuman getir, tatapan itu perlahan berubah menjadi tatapan sendu.

" Ku mohon... biarkan aku mati", ucap Tae Hyung parau. Dokter Shin sontak merasakan hatinya berdenyut nyeri. Bisa ia lihat sekarang pria itu kini menitikkan airmata nya deras dengan wajah yang kentara pucat.

" Tolong... kali ini saja jangan selamatkan aku "

Di tempat lain

" Ku mohon... Hiks... Jangan lakukan ini pada Tae Hyung dan pada ku abeoji-nim", Yoongi dengan tangan terkatup menitikkan airmata. Mereka semua terkecuali Yeon jae merasa iba, tak pernah sekalipun mereka melihat Yoongi begitu rapuh dengan tangan terkatup memohon seperti itu.

" Appa... Eomma... Jangan dengarkan dia! Lebih baik Tae Tae Hyung mengundurkan diri dari pada mati disini!"

" Dan kau Yoongi-ssi... Kau tidak punya hak apapun untuk mengubah keputusan kami", Sontak mereka menjadi tegang .Yeon jae yang muak beranjak dari posisinya dan dengan marah mencengkram kerah baju Yoongi.

Yoongi tidak berkutik, ia menatap mata Yeon jae yang menyalang penuh amarah.

" Yeon jae. Tetaplah tenang!", Gertak tuan Kim. Yeon jae memilih acuh, ia sudah cukup muak. Ia masih mencengkram kerah Yoongi dengan tatapan nyalang itu.

" Appa membela dia? Dia?! Apa appa ingat bagaimana Hyung kala itu saat di tinggal oleh kakak-kakak nya!"

" Dimana yoongi-ssi waktu itu?! DIMANA?! Apa dia bersama kakakku saat Jungkook meninggal dunia dulu?", Semuanya terdiam begitu juga Yoongi.

Yeon jae benar, saat mereka menjemput Tae Hyung hanya ada hoseok yang sama-sama hancur kala itu. Tidak ada Yoongi, pria itu entah hilang kemana waktu itu.

Yoongi menyadari kesalahannya memang tidak bisa termaafkan. Tae Hyung seperti ini gara-gara dirinya.

Melihat semua orang terdiam, Yeon jae terkekeh pelan.

" Tidak kan? Malah sebaliknya dia meninggalkan nya. Dan ayah ingin agar aku tenang?!"

" Yeon jae-ah... Aku mohon-", sahut Yoongi masih dengan tangan terkatup. Yeon jae menyeringai.

Back to Home [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang