05

15.3K 771 5
                                    

.
.
.
.
.
.
_______________________

Happy Reading



Jika kalian bertanya kemana perginya anak anak dari Daniel, mereka bertiga sekarang berada di luar negeri mengurus perusahaan papa mereka

"Ekhem ekhem cek cek ekhem"

Evan sedang sendirian sekarang tidak ada yang menemaninya dan apa tadi? mengapa dia seperti mendengar suara anak kecil

Evan beringsut ke dalam selimut, oh ayolah siapa yang tidak merasa takut jika ada suara tetapi tidak ada apa apa, mana mungkin dia berhalusinasi

"Ekhem uhuuk uhuuk mengapa tenggorokan ku sangat sakit sih"

"Itu apaan ci? Daddy takutt huwaaa" Evan yang merasa takut dengan suara yang keluar lagi

"Lho ko malah nangis"

"Huwaaaa daddy sualanya makin kenceng hiks"

"Hei tenanglah aku tidak akan memakanmu kenapa kau malah menangis"  Panik Devan ketika melihat Evan menangis

Yoii men dia adalah Devano asli atau lebih tepatnya

Jiwa seorang Devan

"Hiks syapa?" Tanya Evan ketika melihat Devan sedang berdiri tetapi melayang, ouuh itu membuat bulu kuduk Evan berdiri

"Aku Devan, apa kau tidak mengingatku?"

" Hiks ndaak hiks takuut hikss dyy"

"Hahaha Aku Devano Ipan, tubuh yang kau tempati sekarang, aku hanya sebentar di sini"

"jadi aku hanya ingin meminta bantuan kepadamu untuk membuat bibi ku ah tidak bibi kita sadar"

"Dia yang membuat mommy meninggal, dia yang membuat kita kehilangan seorang ibu"

Aura di ruangan itu mendadak mencekam, Devan sekarang menampakan wajah dinginnya itu

Evan dari tadi hanya diam memandang Devan dengan air mata yang masih berjatuhan, mendengarkan apa yang di bicarakan Devan itu

"Keluarga kita itu bodoh, mereka gampang sekali di hasut oleh bibi penyot itu"

"Hanya aku yang tahu mengetahui ini, jadi kau! Evan buat mereka sadar dan jika bisa buat bibi penyot itu mati"

Ipan memandang Devan dengan bibir yang semakin melengkung ke bawah, sungguh dia tidak tahan dengan situasi ini

"Huwaaaaa daddy hikss DADDYYYYY HIKS TOYONG HIKS TOYONGG EPAN" Ah sudahlah dia sangat takut sekarang bodo amat, kalau ada yang marah pun ada daddynya ahahaha

Mendengar teriakan yang melengking itu Devan terkejut itu menetralkan wajahnya itu, Febby dan Ferry pun yang mendengar adik kecilnya itu menangis segera berlari

"Ssst tenang maafkan aku, aku tidak sengaja" Devan mencoba untuk mendekat ke Evan

"Hikss ndaaak hikss ndaak mau"

||•Devano R.Z•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang