25

5.5K 359 12
                                        

.
.
.
.
.
.
___________________________
Happy Reading

Cie baca lagi





"Epan abaaang no Dep Dep? Memang Epan Depkoletol apa" Jutek Evan ketika Bagas memanggilnya dengan nama depan

Bagas terkekeh mendengar kata indah dari Evan, ah dia rindu Devan tetapi ia lebih menyukai Devan versi barunya

"BAGAS"

Alyya lari setelah sadar dari terkejutannya dan mengejar kedua temannya itu, mereka berjumpa dengan pemuda Zarkeen lainnya dan beriringan jalan ke kantin

"Abang tulunin ndak usah di gendong is maluu" Evan menggoyangkan badannya ingin turun dari gendongan Ferry

"Diam baby" Tekan Ferry karena ia tidak suka jika babynya menjadi pusat perhatian

Evan mengerucutkan bibirnya dan menghadap ke arah Bagas dan Alyya yang berjalan di belakang Ferry

Merasa tidak kuat melihat wajah milik anaknya ini Alyya menggandeng tangan kekar milik Bagas dan bergelayut, Bagas membiarkannya karena Alyya dan dirinya memang sudah akrab dari dulu sejak SMP

"Mommyy" Panggil Evan ke Alyya dan pemuda Zarkeen menatap bingung Evan, apa adiknya merindukan sosok ibu

Alyya panik dan mengkode Evan untuk diam, Bagas yang melihat itu hanya terkekeh kecil






🗿🗿🗿🗿







Bagas Grie Samuel itulah namanya, pemuda tampan yang hidup dengan kesendirian. Ia tinggal dengan kedua orang tuanya tetapi kehadirannya itu hanya angin semata untuk kedua orang tuanya

Bagas anak tengah yang merasa di kucilkan, ia mempunyai seorang kakak yang di banggakan oleh ibunya karena prestasi yang ia dapat dan adik yang di manja oleh ayahnya

Dia anak tengah yang tidak bisa merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya itu, keduanya sibuk dengan pekerjaan dan saat di rumah pun bukan dirinya yang di tanyakan melainkan saudaranya yang lain

Ibu yang sibuk dengan kakak dan ayah yang sibuk memanjakan adiknya

Ia bisa apa di saat mereka mengucilkannya, sesekali ia mencari perhatian dengan mengikuti Olimpiade seperti kakaknya tetapi bukan pujian yang ia dapat, melainkan cacian yang ia terima dari ibunya

Sempat menjadi anak yang sangat penurut untuk mengalihkan perhatian ayahnya, tapi mengapa? Dia sangat putus asa dan kecewa saat mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung dari kedua orang tuanya itu

Lagi, ia kecewa dengan semua takdir yang ia dapat

Bagas sosok yang haus akan kasih sayang kini telah berubah menjadi seorang pemuda yang tangguh karena seseorang yang telah menemaninya di saat ia terpuruk

Sosok yang menjadi inspirasi bagi Bagas, sosok yang tenang akan ujian hidup yang ia timpa, sosok yang tegas dan sosok yang sangat amat lembut

Dia Devano Re Zarkeen, sahabat terbaik seorang Bagas

"Gue bersyukur atas kehadiran lo di hidup gue Evan"

Bagas menatap Evan yang kini sedang memakan bekalnya, pipinya sekarang menjadi sangat chubby bahkan saat makan seperti seekor tupai

Regan dan Renal duduk dengan Evan di antara mereka sedangkan Ferry, Bagas dan Alyya duduk di depan mereka

"Makanlah dengan perlahan" Regan mengusap noda yang ada di sudut bibir adiknya

"Eumm"

Renal menyadari bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan adiknya, Bagas ia pun sadar jika abang adiknya ini menatapnya tajam

Renal mengusap pelan rambut Evan yang terasa lembut dan menatap Bagas remeh

"Dasar kekanakan" Gumam Bagas tidak ada yang mendengar, menatap malas ke arah Renal

"Abang udaa"

Evan menghabiskan bekal yang sudah di siapkan oleh daddynya dan menyerahkan kotak bekal itu ke Regan

Sekarang Evan sedang menyedot susu kesukaannya, menunggu abang dan temannya itu menyelesaikan makan

Menatap ke arah depan dimana seorang siswi tengah berjalan dengan sengaja menumpahkan mie ayam ke arah siswi lainnya, Evan lihat itu di sengaja tetapi mengapa siswi itu malah menangis bukankah dia yang menumpahkan mie itu

PRANG

Suara gelas terlempar sangat nyaring di gendang telinga, Evan tersentak pelan melihatnya

Semua atensi orang sekarang menatap kejadian alay dimana seorang siswi tengah menangis dengan posisi duduk di lantai marmer kantin, ada pun dua siswi yang berdiri di depannya menatap dengan pandangan jijik

"Jalan itu pake mata goblok!" Cerca siswi yang tertumpah mie

"Maaf hiks"

"Dasar drama! Lo kalo mau nge drama itu di acara tv sana! Jangan di sini tolol, meresahkan tau gak!!"

Memang siswi satu ini biang drama, seluruh sekolah pun tau jika dia memang cari perhatian ke semua lelaki bahkan yang sudah keriput pun

Dan tujuan ia drama sekarang karena ada pemuda Zarkeen di kantin, biasanya ketiga pemuda itu akan makan di ruang pribadi mereka

"Abang itu kakanya kenap pa? Ko nangis?" Manik biru itu menatap Regan dengan binar polosnya, yang mana sangat menggemaskan bagi mereka

Ferry, Regan, Renal, Bagas dan Alyya sama sekali tidak memperdulikan kejadian apapun itu yang sekarang sedang terjadi, biasa drama sekolah

"Bukan apa, minum saja" Kali ini Ferry yang menjawab dan melirik Regan untuk menyumpal bibir cerry Evan dengan dot yang sudah terisi susu

Evan kembali duduk dengan tenang dan menatap kakak cantik yang sekarang sedang menjambak rambut kakak jelek

Hei Evan itu jujur





....

TBC


By the way
Mau jadi pacar saya?
O_O





Tandai typo

Next?


















||•Devano R.Z•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang