.
.
.
.
.
.
___________________________Happy Reading
"DADDYYY!! DADDY NIOO EPAN KANGEEN"
Evan yang melihat daddynya duduk bersama yang lain di ruang keluarga, Revan memandang bungsunya dengan tatapan teduh, bahkan bukan hanya Revan saja tetapi semua orang yang ada di ruangan itu
"Jangan berteriak baby" Ujar sang Opa Jack mewakili mereka semua
"Hehehe mauu daddy" Mencodongkan badannya ke arah depan di mata daddynya duduk
"Ada apa hm? Apa baby butuh sesuatu" Revan berkata memandang babynya ini
Sebenarnya mereka semua berada di sini hanya untuk membahas tiga beban keluarga Zarkeen itu
Sejujurnya ketiganya itu sangat menjijikan, sedari dulu mereka menahan agar tidak lepas kendali, karena sifat merekalah yang membuat keluarga Zarkeen ingin memusnahkan kuah Kari bersama cecunguknya
"Baby kemari, makan terlebih dahulu" Daniel membawakan sepiring nasi beserta lauk pauknya di tangan kiri dan tangan kanan memegang botol dot yang berisi susu vanilla kesukaan Evan
"Susyuuu, papa El susu Epan" Bibir cery itu maju ke depan saat Evan mengucapkan susu, dengan tangannya juga di arahkan ke depan membuka dan menutup
"Susuunya Epan papa El" Bibir itu bergerak melengkung ke bawah saat papanya tidak memberikan susu vanillanya
"Berikan pa" Febby angkat bicara ketika melihat Evan yang akan menangis
"Haha baiklah kemari" Puas menjahili sang anak Daniel memposisikan tubuhnya di samping Revan, Evan duduk di pangkuan daddynya
"Papa El suapi okey"
Sendok makan saat ini sudah berapa di depan mulut Evan dan secara tiba tiba Renal mengambil alih sendok itu
"Biar aku saja, papa menyingkirlah" Ucap sopan Renal anak kedua daddy Revan
"Dasar kau ini, sopanlah sedikit" Walaupun berkata seperti itu Daniel tetap menggeserkan bokongnya
"Abang Renal suapi" Ujar Renal mengabaikan ucapan papanya
"Huum!! aaam" Evan mengangguk antusias karena abangnya ini tampan menurutnya, memang semua keluarga Zarkeen itu tampan tampan termasuk dirinya pikir Evan,
"Abwang gwantweng" Dengan mulut penuh Evan memuji Renal
Semua pria Zarkeen merasa tidak terima karena mereka juga itu tampan tau, bahkan jika mayat bisa hidup lagi saat di pertemukan wajah tampan Zarkeen itu mungkin akan terjadi tetapi tetap saja tidak mungkin
"HEI" Teriak Ferry spontan
Semua mata tajam kecuali Evan yang menatap polos memandang serempak ke arah Ferry, Evan sempat menghentikan kunyahannya karena terkejut
"Abangmu ini juga tampan baby, mengapa hanya Renal yang kau puji huh" Ujar Ferry dengan alis yang menukik kesal
Evan menelan kunyahannya dan meminum susunya tanpa menghiraukan ucapan abangnya
"Haha kasian sekali kau di abaikan son" Kekeh Daniel saat anaknya di acuhkan babynya
"Ah kalian semua juga ganteng tetapi masih gantengan Epan am" Menyudahi meminum susunya kemudian berbicara dan meminum kembali susunya
"Baby jangan meminum susu terus" Regan mendekat dan mengambil alih dot susu Evan
"Makan ini" Dengan peka tingkat tinggi Renal menyuapi adiknya kembali
"Eum twapi Eppan au susyuu" Tunjuk jari kecil dan bandet itu ke susunya
"Habiskan terlebih dahulu" Febby menyahuti
"Jika tidak habis tidak ada susu" Imbuh papi Rian
"Betul sekali" Dan terakhir Ferry yang melihat abang dan papinya berbicara cool dia ingin ikut menjadi cool juga
"Iss masa gitu ah ga selu" Wajah Evan yang cemberut semakin membuat mereka gemas
Opa dan Daddy yang sedari tadi diam hanya terkekeh kecil melihatnya
Sekarang Evan tengah berada di kamar daddynya Nio, lebih tepatnya berada di dekapan sang daddy
"Daddyy?" Panggil lirih Evan
"Yes baby?"
"Epan sekolahnya kapan lagi? Epan kangen sekolah" Kepala Evan mendongak memandang wajah tegas milik sang daddy
"Kapan kapan" Jawab seadanya Revan, dia merasa kesal dan marah saat mengetahui anaknya ini masuk rumah sakit karena gadis jamet yang sengaja mendorong babynya sampai terluka
Revan juga kurang yakin dia itu gadis apa bukan, melihat dandanannya saja sudah sangat jelas
Tetapi tenang saja trio jamet itu setelah di bawa oleh antek anteknya Reyhan anak dari rekan bisnisnya, sudah di lenyapkan oleh dirinya sendiri dan sempat di siksa sama keluarga Zarkeen yang lainnya
Dan kecerobohan anak anaknya juga yang berada di sekolahan tetapi tidak mengawasi adiknya
"Is daddy Nio, Epan selius tau"
"Sudah sekarang tidur hm" Tangan kekar berurat milik Revan mengusap pelan punggung Evan dan sesekali menepuk pelan pantat berisi itu
"Hooaam is daddy jangan di puk puk, bolehin Epan sekolah lagi ya" Mengeluarkan jurus andalannya puppy eyes
Revan tidak menjawab malah memilih memejamkan matanya itu dan tetap mengusap pelan punggung Evan
"Heum!! Epan malah sama daddy!!" Memilih untuk menjauh dari tubuh daddynya
Revan pun tidak masalah lagi pula nanti juga babynya itu akan kembali lagi ke pelukannya
"Is daddyy huwaaa hiks" Berbalik tubuh Evan, Revan langsung memeluk dan mengucapkan kata penenang
"Tidurlah, pejamkan matamu daddy di sini menemanimu" Suara itu, suara yang Evan sukai karena memang dulu dia tinggal dan selalu tidur sendiri tidak ada yang mengusap, menepuk bahkan memeluknya pun tidak ada
"Epan sayang daddy" Lirih Evan sebelum menyelami mimpi indahnya
Revan yang mendengar lirihan itu hanya bisa tersenyum kecil dan mengecup dahi sang anak
.....
TBC
Next?
Beri komentar kalian

KAMU SEDANG MEMBACA
||•Devano R.Z•||
De TodoIkuti kisah seorang bocah kecil yang bernama Irfan Malik yang memiliki penyakit bawaan lahir berpindah jiwa ke tubuh bocah lucu gemoy manis yang di beri nama Devano Re Zarkeen #DiLarangMenjiplak #CeritaFiksi #HasilKaranganSendiri #EnakBaca #GaSukaO...