.
.
.
.
.
.
________________________Happy Reading
"Papii besok kita pulang yaa"
"Iyaa sayang"
Daniel melirik bombastis side eye
"Hei! Jangan memutuskan seenaknya, memangnya kau tau baby boleh pulang atau tidak, sedangkan kau saja selalu mengurusi berkasmu itu"
Daniel memang penggila kerja begitupun dengan opa dan daddy tapi papi Rian ini, dia sangatlah penggila kerja dimana pun pasti ia akan membawa tablet miliknya
Rian dulu hidupnya tidak semonoton seperti ini, dia mempunyai istri yang baik memiliki anak anak yang hebat, tetapi saat istrinya selingkuh dan Rian memutuskan untuk bercerai, Rian memilih pindah dan menetap di negeri lain, dia meninggalkan kedua anaknya yang tinggal bersama opa Jack
"Ishh papa apaan si, kan tadi juga doktel Ken bilang Epan ndak papa jadi dah boleh pulang dong dan jangan lupa yaa kita itu musuhan"
Delik Evan yang merasa tak terima saat papi tampannya di sudutkan
"Papa tidak berbicara denganmu bocah" Balik Daniel
"ih syapa juga yang mau belbicala sama papa, Epan ndak mau tuh ih ndak suka gelay" Evan berbicara dengan tangan kecilnya yang mengibaskan rambut gaib miliknya
Daniel dan Rian yang melihat itu manatap Evan dengan pandangan yang sulit di artikan
"Berbicara apa si baby huh?" Daniel bingung apa yang di bicarakan Evan itu
Dan mengapa dia mengibaskan tangannya seperti itu?
"Tauuk ah"
Hari yang di tunggu Evan telah tiba, hari ini dia bisa pulang uhuy
"Ayoo daddyy cepetan Epan mau sekolah nanti tellambat"
"Ini sudah jam 9 sayang, tidak usah masuk sekolah terlebih dahulu" Tidak habis pikir Revan terhadap anaknya ini, sudah jam 9 masih ingin masuk sekolah, mau ngapain dia
"Telus Epan masuk sekolahnya kapan lagiih?" Tanya lesu Evan saat tidak di berangkatkan sekolah oleh daddynya
"Lain hari" Jawab sekenanya Revanio
"Huh"
Mereka telah sampai di mansion dengan Evan yang berada di gendongan abang pertamanya, Regan
"Abang ko banyak mobil di depan? Mau di jual yaa?"
"Tidak baby, ini mobil milik anaknya papa, abang kamu juga sayang"
"Sebenelnya ada belapa banyak abang si? Ko banyak banget Epan kan bingung ngingetnya"
"Hanya tiga lagi"
"Itu banyak abang Gan!" Terkejut Evan, tiga lagi? Haduh
Pintu besar itu terbuka lebar menampilkan dinding yang bercorak putih emas menambah kesan elegan
"Huh Epan capek mo bobo" Gumam Evan terdengar membuat mereka yang berada di ruang tamu menatap Evan yang meletakkan kepalanya di ceruk leher Regan
"Papaa El bobo sama Epan ayooo" Evan berbicara dengan kepala yang celingak celinguk mencari keberadaan sang papa
"Papa ayoo Epan ngantuk" Tangan itu terulur
"Huh? Abang ko ganteng?" Tangan yang ia ulurkan di raih oleh pria berbadan kekar, punggung tegap, memiliki mata yang tajam
Abang Evan yang lain menatap adik mereka yang sekarang berada di pangkuan Deryan Ray Zarkeen, anak kedua dari Daniel dia kembali untuk melihat adik kecilnya
Mereka semua termasuk opa, papa, papi dan daddy hanya diam saat Ray memangku bungsu Zarkeen
Deryan di panggil dengan nama tengahnya, itu panggilan yang cocok untuk Ray menurut opa Jack saat melihat watak Ray
"Ray" Suara ituu ouh sangat menggoda iman, suara yang berat dan serak
"Huh? Maksudnya?"
"Anak kedua papa El baby, dia bernama Deryan Ray Zarkeen panggil saja abang Ray" Jelas Daniel
"Ouhhh gituuh abisnya abang Lay ngomongnya cuma Lay aja kan Epan bingung" Sudahlah nama yang tadinya cool dan keren menjadi letoy gegara Evan yang tidak bisa mengucapkan huruf keramat itu
"Kamar" Ucap Ray dingin ke semua keluarganya
Semua mendengus saat mendengar ucapan dari Ray, apa dia tidak bisa mengubah gaya bicara pelit itu
Daniel saja yang menjadi papanya tidak sepelit dan sesingkat itu saat sedang berbicara, mengapa anak dia menjadi es kutub semua
Apa Daniel yang salah apa memang spermanya yang kedinginan saat memasuki ruangannya
Entahlah
"Eugh mau apa? Epan ngantuk"
Ray dan kedua saudaranya sudah mengetahui jika Evan adik mereka cedera pada kepala bagian belakangnya dan itu membuat Evan amnesia
Melupakan semua kenangan bersama dia, ck mengingat itu membuat Ray marah
"Tidur" Wajah tegas itu memanas menahan amarah
"Abang Lay kenapa? Ko gitu mukanya? Melah lho"
Mengapa adik dia menjadi imut begini, mata sayu dan bibir kecil yang mengerucut, kemana perginya wajah ketakutan itu, hah dia merindukannya
"Tak apa honey" Ray memposisikan badannya di samping Evan, memeluk pinggang ramping itu mengusap punggungnya dan mengecup pelan pelipis Evan
"Emm nyaman" Mendengar gumaman itu membuat Ray semakin mengeratkan pelukannya
.....
TBC
Tandai typo
Next?
Beri komentar kalian

KAMU SEDANG MEMBACA
||•Devano R.Z•||
RandomIkuti kisah seorang bocah kecil yang bernama Irfan Malik yang memiliki penyakit bawaan lahir berpindah jiwa ke tubuh bocah lucu gemoy manis yang di beri nama Devano Re Zarkeen #DiLarangMenjiplak #CeritaFiksi #HasilKaranganSendiri #EnakBaca #GaSukaO...