21

4.8K 332 1
                                    

.
.
.
.
.
.
_______________________________

Happy Reading




Sekrang Denis dan adiknya sedang berada di dalam mobil Lamborghini menuju mansion milik daddy Revan, perjalanan menempuh waktu 45menit

Evan tertidur di pangkuan Denis, dengan tangan kekar milik Denis yang menepuk punggung Evan pelan

Mata elang itu menatap manik biru yang tengah terpejam

"Abang menyayangimu kitten, sorry" Lirih Denis

Denis Ray Zarkeen bisa di sebut dengan Denis, ia lelaki mapan di usinya yang masih muda memiliki banyak sekali perusahaan yang tersebar di dunia ini, memiliki anggota yang sangat ia sayangi

Termasuk kittennya Devano Re Zarkeen, Denis memiliki sisi lain dari dirinya atau biasa disebut alter ego

Itulah mengapa sebabnya Evan merasa sedikit aneh pada sifat abang tampannya ini, terkadang lembut terkadang juga kasar

Den itu nama alter ego dari Denis, Zarkeen biasa memanggil dengan Denis, tanpa di sadari oleh Evan alter ego dari Denis merasa senang saat adiknya yang dulu ketakutan menatapnya, sekarang dengan mudah Evan memanggilnya dengan sebutan Den yang mana itu adalah alter ego Denis

Sedangkan alter ego milik Devan yaitu Vano dia hadir saat Den menghukum Devan dengan sangat sadisnya, di situlah Vano muncul dia seseorang yang merasa tertekan dengan di sekitarnya


Tibalah di mansion megah milik Revanio Roy Zarkeen, tempat yang sangat nyaman

Tempat yang sedikit jauh dari kota itu yang menyebabkan suasana mansion ini tenang

Denis keluar dari dalam mobil dengan Evan yang berapa di gendongannya

Di dalam sudah terdapat keluarga Zarkeen yang lainnya kecuali opa dan papa yang sedang menunggu kehadiran seorang Denis

Mereka merasa khawatir karena adanya Den nyawa Evan kembali terancam

Jack dan Daniel kembali ke mansion utama karena memang di mansion utama hanya ada kuah Kari yang bisa saja macam macam dan berbuat tidak tidak

"Lama sekali kau ini" Cerca Ray pada kakaknya

Bagaimana tidak tenang, saat baby mereka bersama seorang iblis

Revan berdiri dan mengambil Evan ke gendongannya

"Eugh dy"

"Tidurlah"

"Halum huem Epan suka" Semakin menduselkan wajahnya ke ceruk leher Revan

Makan malam pun tiba, sekarang Ferry sedang menuju ke kamar daddy Revan untuk membangunkan bayik gemoynya

"Babyyyy yuhuuu abang tampanmu datang" Ujar Ferry yang sudah dekat dengan pintu kamar Revan

Ceklek

Suara pintu terdengar tanpa mengusik tidur nyenyaknya

"Babyy wake up" Bisik Ferry

"Eughh ssh tidul ya daddy ini masi malem" Evan mengigau dengan menyuruh daddynya untuk tidur lembali

Ferry terkekeh pelan dan langsung menggendong Evan koala karena jam yang sudah hampir menunjukkan pukul 7

"Abang? Abang jelek? Emm dingin"

Ferry mendelik kecil saat di sebut jelek oleh adiknya

"Hanya cuci muka"

Tap tap tap

Suara langkah sepatu terdengar dan terlihatlah Ferry yang sedang bergandengan tangan dengan Evan

"Mam" Binar Evan menatap makanan yang sudah tersaji di meja makan yang sangat panjang

"Kemari bunny" Davanes hendak meraih Evan untuk duduk bersamanya tetapi kalah cepat dengan Renal

Renal yang memang masih berada di lantai atas hendak duduk di meja makan tetapi saat melihat gerak gerik Dava yang akan mengangkat Evan ke pangkuannya

Renal dengan segera mengangkat ketiak adiknya dengan mudah, Evan yang merasa gendongan dari arah belakang terkejut, mengapa ia sangat ringan

"Ck"

"Sudah segeralah makan" Titah Rian yang memang paling tua di antara mereka

"Epan mau sekolah boleh ya" Pernyataan dari Evan membekukan tubuh keluarga Zarkeen, mereka tidak ingin babynya terluka lagi

Cukup amnesia saja jangan bertambah

"Tidak" Kata itu terlontar dari mulut Regan, dia masih teringat dengan kabar dari Renal bahwa Evan mengalami bullying dan perundungan

Regan merasa tidak becus sebagai abang Evan

"Ish masa gitu si nanti kalo Epan ndak pintel gimana??"

"Nanti Epan cali keljanya susah doong" Lanjut Evan

"Kau hanya perlu menghabiskan uang kami honey" Ujar Ray


Tidak sampai di situ saja rengekan Evan terdengar, sampai di kamar daddynya pun masih saja berucap ingin sekolah

"Daddyy pisss" (Please) Berusaha menunjukkan wajah imut

"Bolehkan? Epan janji ndak bakal nakal" Evan berdiri tegap dengan mengangkat kelima jari batet miliknya

"Epan ndak bakal ngelepotin lagi ko daddyy~"

Evan masih saja membujuk Revan untuk di perbolehkan berangkat ke sekolah lagi, jam sudah menunjukkan pukul 22.00 wib

"Kemarilah" Revan tidak senang saat Evan berbicara  tidak akan merepotkan

"Bolehkan????" Puppy eyes telah di keluarkan sejak awal Evan merengek ingin sekolah tetapi selalu saja tidak di respon

Revan tidak kuat

"Daddyy bolehkaan?" Tanya Evan

"Iya" Satu kata yang membuat Evan sangat senang karena dia akan bertemu dengan monyed yang sudah membuly kaka Devannya

"Holleeeee yees makasii daddy Nio lopp lopp" Evan mencium kedua pipi tirus milik Revan yang mana membuat Revan salah tingkah, mengapa babynya ini sangat mudah membuat dirinya tersenyum

"Tidur" Revan menuntun Evan yang tengah tersenyum manis

"Epan sayang daddy Nio" Tangan milik Evan melekat erat pada pinggang milik Revan

"Daddy lebih menyayangimu baby" Bisik Revan di telinga Evan saat menatap manik biru itu sudah terpejam menyelami mimpi





.....

TBC

Tandai typo







Next?

















||•Devano R.Z•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang