18

4.8K 346 8
                                    

.
.
.
.
.
.
_____________________________

Happy Reading




Seorang anak kini sedang menaiki ayunan yang terpasang di batang pohon besar, menikmati angin yang menerpa wajah cantiknya, mata biru itu memandang danau yang sangat cantik di depannya

Devano Re Zarkeen dia berada di alam bawah sadar Evan, Evan yang melihat Devan dari kejauhan mengerutkan dahinya bingung

"Syapa si ituh? Ga keliatan mukanya" Ujar Evan penasaran, melangkah mendekat ke arah Devan berada

"Anyeong" Sapa Evan sok akrab

Devan menghentikan ayunan itu dan menatap Evan dengan senyum yang terpantri di wajahnya

"Kamu!!" Tunjuk Evan dengan jari bantet miliknya

"Hai"

"Ko kamu ada di sini juga? Ngapain?" Tanya Evan menyelidik

Devan mengangkat sebelah alisnya, menatap Evan yang berdiri di sampingnya

"Harusnya aku yang nanya sama kamu" Mendorong pelan dahi Evan dengan telunjuknya

"Ngapain kamu di sini?" Lanjut Devan kembali mengayunkan ayunan itu

"Ndak tauk" Jawab enteng Evan

Devan dan Evan hanya berdiam diri dengan pikiran masing masing

Keheningan menyelimuti mereka dengan angin yang terus berhembus menerpa wajah cantiknya

"Kau ingin kembali" Devan melirik Evan dengan mata birunya

"Pulang kemana? Emang ini dimana si? Epan kangen Daddy" Evan yang mendengar ucapan Devan merasa bingung, manatap danau yang airnya begitu tenang

Mata yang berwarna biru kini berubah menjadi merah menggelap, ayunan pun berhenti dan angin yang tadi menyejukkan sekarang tidak ada dalam seketika

Evan merasa takut dengan aura di sekitarnya, dia ini takut dengan makhluk yang bernama hantu

"Eh ko jadi selem gini? iih Kaka kita pulang aja yuu" Ajak Evan pada Devan, tidak, pada Vano

Tidak ada Devan sekarang hanya ada Vano alter ego dari Devan

"Kakaa??" Cicit Evan pelan

"Ayoo kita pulang ajaa Epan takut nih" 

"Kau ingin kembali" Ucap dingin kembali terlontar dari Vano

"Huh?? Apa si Epan tu ndak paham tau" Evan ini bego apa memang sangat polos

Vano berjalan mendekat ke arah Evan, berjongkok di depan wajah yang menatapnya polos

Manik merah darah menggelap itu menatap manik biru berbinar milik Evan

"Apa kau ingin bertemu dengan paman baikmu itu hm?" Tanya Vano dengan pelan agar Evan bisa paham

"Paman baik?" Memiringkan kepalanya menambah kesan imut

"Ya, apa kau ingin berjumpa dengannya?" Tatapan itu masih menatap Evan dingin, jari Vano mengusap dagu mulus milik Evan

"Huum!! Epan mau paman baik, Epan lindu paman" Evan mengangguk dengan semangat ketika ia bisa bertemu dengan paman baiknya

Tetapi Evan kini merasakan sakit pada dagunya, usapan Vano menjadi cengkraman yang kuat mengakibatkan Evan sedikit meringis

||•Devano R.Z•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang