Haechan berlari dengan sekuat tenaga di lorong-lorong rumah sakit, ia baru mendapatkan kabar bahwa adiknya kecelakaan. Dan sebagai satu-satunya wali ia tentu saja harus datang untuk melihat kondisi adiknya. Haechan memutuskan untuk datang sendiri pagi-pagi buta ke rumah sakit, karena ia tahu jika ia mengatakan sesuatu pada membernya, jelas ia tidak akan di berikan ijin.
Langkah Haechan terhenti saat melihat kondisi adiknya yang terbaring lemah, kasihan! Ia benar-benar merasa kasihan pada adiknya yang dulu selalu di jaga oleh ibunya, kini justru terlihat begitu mengenaskan.
Sembari menahan air matanya Haechan membelai sayang kepala Si Hoon, membuat perlahan pemuda itu membuka matanya dan menatap pada Haechan.
Mata Si Hoon terbelak lebar melihat siapa yang ada di hadapannya, "MAU APA KAU? BELUM PUASKAH KAU MENYAKITI KU?" teriak Si Hoon ketakutan seraya memandang sekitarnya.
"Hoon-ah, tolong tenang, hyung tidak akan menyakiti mu" ujar Haechan dengan nada hati-hati, berusaha menenangkan adik kecilnya yang terlihat sangat ketakutan.
Si Hoon menggelengkan kepalanya seraya tersenyum sinis, "BOHONG, KAU PASTI BERBOHONG, PERGI! AKU TIDAK BUTUH KAU ADA DISINI! PERGI" bentak Si Hoon keras hingga kini Haechan dan Si Hoon menjadi perhatian di ruang IGD.
"Hoon-ah, tenangkan dirimu, percayalah Hyung datang kemari karena hyung khawatir bukan untuk menyakiti dirimu dongsaeng" bujuk Haechan lirih, Si Hoon perlahan menatap Haechan dan mulai tenang. Melihat bahwa adiknya sudah mulai tenang, maka Haechan pun perlahan mendekati Si Hoon sebelum membawanya dalam pelukan hangat Haechan.
"Jangan takut ada Hyung disini" ujar Haechan namun Si Hoon hanya diam saja menerima pelukan Haechan tanpa membalasnya sama sekali.
*
Setelah Si Hoon tenang lalu Haechan memilih duduk di samping kursi, "jadi apa yang terjadi sampai keadaan mu menjadi seperti ini?" Tanya Haechan pelan, ia takut itu akan membuat marah adiknya lagi."Eomma meninggal, dan aku hanya berusaha mencari uang untuk mengurus pemakamannya, tapi ternyata aku malah bertemu dengan rentenir tempat eomma berhutang" jawab Si Hoon tanpa menatap pada Haechan.
"Eomma meninggal?" Tanya Haechan lagi memastikan.
Si Hoon lalu tersenyum sinis, "kau bahagia bukan eomma sudah tidak ada di dunia ini, dia sangat sering menyiksa mu dulu jadi kalau sekarang ia sudah pergi untuk selamanya kau pun baik-baik saja" lanjut Si Hoon. Sedangkan Haechan hanya memilih untuk diam dan tidak membalas ucapan Si Hoon karena tidak salah juga pemikiran anak itu. Meski di sudut hatinya ia tetap merasa sangat sedih, bagaimana pun ia masih berharap bisa berhubungan baik dengan wanita itu.
"Kenapa eomma bisa meninggal, setahuku eomma tidak punya penyakit serius?" Tanya Haechan.
"Sejak dia datang ke penjara, ia selalu di pukuli oleh tahanan lainnya, untuk usianya kau pikir berapa lama ia akan bertahan" jawab Si Hoon yang membuat Haechan terdiam, Haechan mungkin benci pada ibunya namun tetap saja ia juga kasihan akan nasib ibunya yang menjadi mengenaskan.
"Rentenir tempat eomma berhutang, beri tahu aku nanti aku akan melunasi semua hutang eomma agar tidak ada lagi orang yang akan menyakiti mu" ucap Haechan.
"TIDAK PERLU" jawab Si Hoon ketus.
"Si Hoon-ah, jangan keras kepala kalau semua itu tidak di selesaikan kau akan kembali dengan kondisi seperti ini di tempat ini lagi" sahut Haechan.
Si Hoon menatap Haechan dan tersenyum dingin, "itu lebih baik, aku juga tidak sudi di tolong oleh pelacur seperti mu" jawab Si Hoon yang membuat Haechan tertegun.
"Kenapa?" Tanya Si Hoon dengan senyum remeh, "kau menolak tuan Kang tapi menyerahkan diri pada member mu, melayani banyak pria dengan dalih cinta, Lee Donghyuck kau menjijikkan" jawab Si Hoon dengan nada menghina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship
FanfictionHaechan tahu ia tidak menawan, wajahnya tidak setampan Taeyong atau Jaemin, atau mungkin mempesona seperti Winwin, Renjun atau Yuta. Tapi apa ia tidak pantas dicintai, kenapa setiap orang yang ia cintai selalu meninggalkannya ! Apakah ada seseorang...