Chapter 14 Pil Bulan dan Tuduhan Aneh

489 78 0
                                    

Kita ini apa?

Kiba juga tidak tahu jawabannya. Dia ingin hubungan yang berjalan normal. Kalau bisa memilih dia akan menghindari teman seangkatannya. Gadis - gadis di angkatannya terlalu kuat dan hebat.

Bodohnya, dia malah terlibat dengan yang paling kuat dan hebat.

Selama Kiba mengenal Sakura, dia tidak pernah berpikir akan memiliki perasaan seperti ini. Sakura jelas bukan tipenya, lagi pula semua orang tahu, hanya Sasuke yang ada di kepala Sakura.

Dia ingat pernah merasa simpati pada Sakura sebelum misi pengejaran Sasuke, dia ingat rasa kesal saat Sakura menjebaknya dan meninggalkan dia tertidur untuk mengejar Sasuke sendirian. Tentu saja gadis bodoh itu gagal, 2 minggu setelah kembali, Karin salah satu anggota baru tim Sasuke mengatakan bahwa dia nyaris dibunuh Sasuke. Kiba saat itu melihat mata Sakura meredup, Uchiha Sasuke juga nyaris membunuhnya.

Ingatan bermain dengan Yota yang kembali juga mengingatkan dirinya pada Sakura. Beberapa kali Kiba berpikir, apakah jika ingatan itu tidak terhapus, dia akan lebih cepat menyukai Sakura?

Kamu benar - benar tidak ingat Sakura?

"Tidak, tidak ingat Akamaru.."

Dia anak kecil yang sering menangis di dalam gubuk bunga di hutan, yang setengah wajahnya tertutup rambut.

"Tidak ingat..."

Akamaru juga selalu mengatakan katanya Kiba mengenal Sakura jauh lebih lama bahkan sebelum masa Yota. Kiba tidak ingat. Dia tahu ada gubuk kecil di tengah hutan, tapi tidak ingat dengan anak kecil yang selalu menangis.

Kiba mencibir Sakura yang terkejut melihat dirinya. Dia menikmati pembicaraan dengan kedua orang tua Sakura, dengan sukarela dia memamerkan keahlian turun menurun keluarga Inuzuka dalam memasak steak. Sakura bergoyang saat potongan pertama memasuki mulutnya. Perasaan senang meletup dua kali lipat di dada Kiba setelah melihat itu.

Haruno Mebuki mengatakan pada dirinya untuk membawa strawberry. Kiba pikir karena ibunya Sakura menyukai strawberry. Kenyataannya, Strawberry sepertinya buah kesukaan Sakura. Dia terus menerus mengambil strawberry berukuran besar itu. Mebuki tersenyum penuh arti saat secara tidak sengaja menangkap Kiba menatap anaknya.

Kenyentrikan keluarga Haruno kembali menyengat Kiba. Saat pertama datang, Kiba melihat bagian dapur yang atapnya rusak. Sakura terlihat canggung, entah apa yang dilakukan orang tuanya di dapur sampai atapnya hancur begitu. Saat makan bersama, Kiba dibuat merasa seperti anggota keluarga bahkan setelah itu keduanya pergi meninggalkan dirinya dengan anak gadis mereka.

"Kiba-kun, untuk sementara waktu Paman akan menitipkan Sakura padamu, jaga baik - baik ya" Kiba merona saat Kizashi berbisik dan memeluk dirinya sebelum pergi. Sakura akan membunuh dia kalau tahu ayahnya menitipkan dirinya seperti itu. Kiba bahkan bukan siapa - siapa.

Akamaru, apa mereka pikir aku dan Sakura sudah pacaran ya?

Kiba berusaha berbicara dengan Akamaru yang berbaring bersama Sakura. Akamaru mengabaikannya. Kiba menggosok piring dan area dapur dengan rajin. Lagi - lagi dia berbuat diluar kebiasaannya.

Kita ini apa?

Kamu pasanganku.. tapi bagaimana caranya aku memberitahumu.. aku tidak mau dipukul habis - habisan.

Kiba menghirup dalam aroma tubuh Sakura. Dia wangi, sangat wangi. Benar - benar seperti buah berri dan nemophila yang bersemi. Sakura bergidik saat Kiba menikmati aroma tubuhnya, Kiba dengan enggan berhenti.

Kali ini mereka berciuman dengan lembut. Kiba bisa merasakan rasa strawberry saat Sakura melilitkan lidahnya. Ciuman mereka bukan lagi ciuman coba - coba atau terbawa suasana lagi. Sakura kembali marah saat anggota Chubu mencarinya. Sepertinya itu Sai, Kiba berbohong pada Sakura. Sai dan Ino tahu kalau Kiba malam ini akan ke rumah Sakura.

Kali ini mereka berciuman di depan pintu yang terbuka. Jauh lebih lembut dan sarat dengan gairah. Bahkan kali ini, tangan dengan jari - jari lentik itu meraba dada dan punggungnya.

Sialnya, orang yang jauh lebih dekat dengan Sakura kembali datang dan mengganggu.

Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke.

Uchiha Sasuke yang itu, pria yang dicintai dengan tulus oleh Sakura. Kiba nyaris menyerang Sasuke, saat dia mendengar nada yang sedikit menghina dalam ucapannya. Kiba tahu dia tidak mungkin menang, Akamaru yang merasakan kemarahan Kiba mendengking takut. Kiba berhenti saat melihat binar Sakura meredup.

Sakura berpakaian dalam diam, Kiba bisa merasakan Sakura berusaha keras untuk tidak melihat ke arahnya.

"Malu?"

"Hmm.. nanti ya Kiba, sekarang kita ke menara Hokage dulu"

🌸🐶🌸🐶🌸

Sai mengangguk saat melihat Kiba dan Sakura masuk ke dalam ruangan. Kiba takjub melihat banyaknya orang yang berkumpul. Hinata dan Shino, Shikamaru dan Neji. Sepertinya sesuatu yang buruk terjadi, pria yang menatapnya tajam itu pasti membawa kabar buruk.

Uchiha Sasuke.

Rokudaime menyambut Sakura dengan tatapan yang terasa aneh. Dia bahkan menyuruh Sakura duduk di satu - satunya kursi yang ada di sana. Kiba mengangkat bahunya, saat Sakura menatapnya sekilas.

"Sebentar... apa?" Kiba memutus kesunyian yang terjadi saat Kakashi menjelaskan masalah yang terjadi.

Suami - istri Haruno melakukan pemberontakan katanya. Pasangan itu membagikan obat dan permen yang berbahaya. Uchiha Sasuke menemukan satu desa yang habis, keadaan mayat yang cukup mengenaskan, bintik - bintik dan mimisan. Kantung - kantung pil bulan yang telah kosong ditemukan di setiap rumah.

Pasangan itu tiba - tiba menghilang setelah melewati perbatasan posko barat dan hutan. Chubu penjaga perbatasan mengatakan mereka mengilang bersama shinobi tidak dikenal.

"Lalu kenapa kalian mengambil kesimpulan mereka memberontak? Bisa saja diculik, apa sih? Apa - apaan"

Tetua Konoha memanggil Sakura dan ingin melakukan interogasi menggunakan Anbu pribadi mereka. Uchiha Sasuke dan Karin meminta pil bulan untuk mereka teliti.

Dari banyaknya kepala di ruangan Hokage, hanya Naruto dan Kiba yang terus protes. Sakura bahkan tidak bersuara sama sekali.

"Dengar, dua, tidak sekitar 3 jam yang lalu aku baru saja makan malam bersama keluarga Haruno, pil itu, aku ikut membagikan, bawa aku juga ke Anbu tetua" Kiba merentangkan tangannya di hadapan Sakura yang masih duduk. Akamaru menggeram marah di bagian belakang. Naruto ikut mendekat dan merentangkan tangannya.

Hinata dan Shino berbicara secara bersamaan, meminta dirinya untuk tenang. Kakashi berdeham, meminta dirinya untuk diam. Sakura akhirnya berdiri dan menepuk lengan Kiba.

"Kib.. tolong cari orang tuaku.. hmm.. kumohon, benar kan Hokage-sama, Hinata, Neji, Kiba, dan Shino ada di sini untuk melacak orang tuaku" Sakura berdiri lalu berpegangan pada lengan Kiba, "tenanglah, Genma senpai tidak akan membunuhku, aku akan menemui Anbu"

Sakura berbalik dan berjinjit "Kib, ayahku menyerahkan pil bulan kan padamu? Jangan sampai itu jatuh ke tangan orang lain, kumohon.." bisik Sakura.

"Sasuke-k.., Sasuke sama sepertimu yang berkelana karena ingin melindungi Konoha, orang tuaku bukan penjahat, mereka juga ingin melindungi Konoha, jadi tolong jangan bicara seperti itu.., maaf aku tidak punya pil bulan Karin, oh.. Shikamaru.. cari Tsunade sama dan Shizune senpai.. secepatnya, Sensei.. Rokudaime-sama.. aku tidak tahu cara membuat pil bulan.."

Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang