Sakura mengaduk - aduk jatah makan siangnya. Kepalanya terasa berat, dia benar - benar butuh tidur siang. Sakura semalam terbangun dan tidak bisa kembali tidur.
Inuzuka Kiba.
Pelaku yang membuat kekacauan di apartemen Sakura. Kiba menggedor jendela kamar Sakura lalu meracau soal buah berri dan musim semi.
"Sakura..."
"Aah, Ryota.. silahkan duduk" Sakura menunjuk kursi kosong di hadapannya. Ryota adalah seorang medis pengelana. Dia meminta izin Hokage untuk mempelajari medis dan juga membantu di Konoha.
"Ada masalah?"
"Tidak ada?"
"Aahh, itu karena sepertinya kamu terlihat habis menangis, Sakura" .
"Oh.. masalah kecil.. seperti apa bauku?"
"Apa?"
"Itu, apakah aku ba..u?" Sakura bertanya dengan wajah merona. Dia merasa bodoh, bisa - bisanya dia bertanya pada seorang pria yang baru dia kenal.
"Oh, tidak hmmm.. seperti campuran lili dan itu aroma pertama saat musim semi datang, ada apa?"
"Hmmm.. ada orang yang selalu mengatakan aku bau"
Ryota hanya tertawa dan mengatakan bahwa pasti ada yang salah dengan orang itu. Tidak lama kemudian Yuki dan Ino bergabung untuk makan siang. Seperti biasa Yuki tersenyum malu saat melihat Ryota.
"Hhaaaahh, Ryota sensei, dia keren kan?" Yuki mendesah setelah Ryota meninggalkan meja.
"Yuki-chan, pilih satu Ryota, Kiba, Naruto, atau Genma senpai, genit" Sakura mencubit hidung Yuki lalu berpamitan.
Sambil berjalan ke ruangan kerjanya, Sakura mengusap perutnya yang terasa kencang karena terlalu kenyang. Sebuah kejutan menanti di depan ruang kerjanya. Seperti belum cukup membuat Sakura kurang tidur, Inuzuka Kiba yang masih memakai atasan piyama milik Ayahnya bersandar sambil berbicara ramah dengan seorang perawat.
"Ruangan Ino yang itu, ini ruanganku!" Perawat yang berbicara pada Kiba, berpamitan dengan menundukkan kepalanya pada Sakura dan sentuhan di lengan untuk Kiba. Sakura mengernyit geli sekaligus kesal.
"Apa yang semalam aku lakukan di rumahmu?"
"Luar biasa! Kamu yang menggedor rumahku, padahal tengah malam baru terlewat sedikit, kamu sudah mabuk!"
"Sakura! Katakan apa yang aku lakukan di rumahmu?"
"Tidur! Kamu bergelantungan seperti seekor monyet, Ayahku membawamu masuk! Harusnya kamu dibiarkan jatuh saja"
"Hanya itu? Tidak ada yang terjadi?"
Tentu saja ada! Pemabuk sialan! Kamu menciumku lalu meracau soal buah berri dan musim semi lalu menciumku lagi, mengatakan soal bauku yang mengganggumu lalu menciumku lagi! Pemabuk mesum, mencium orang yang katanya bau! Mesum! Mesum! Mesum!
Mengabaikan innernya yang mengamuk, Sakura membuka pintu ruang pemeriksaan sambil mengomel. Tidak ada gunanya menjelaskan pada orang mabuk yang hilang ingatan.
"Tidak ada! Oh kamu meracau soal buah berri dan musim semi, bodoh!, ini musim panas! Pergi, aku banyak pekerjaan, oh selamat ulang tahun!"
Dari balik pintu yang tertutup Sakura masih bisa mendengar Kiba berteriak pada Ino, soal pertemuan klan, dua hari lagi. Lagi - lagi jantungnya berdenyut seperti orang yang terbakar api cemburu. Perasaan asing yang akhir - akhir ini terus muncul dan mengganggu Sakura.
Dalam salah satu gulungan sejarah yang Sakura baca, seorang alpha pada hari ulang tahun yang ke-20 harus melakukan sebuah tradisi. Sakura benar - benar takjub pada Inuzuka Kiba, pada hari dia seharusnya diam di rumah dan melakukan banyak hal. Inuzuka Kiba malah tidur di ruang tamu wanita yang bukan pasangannya.
Inuzuka Kiba bajingan pemabuk! karena dia aku harus menggunakan pakaian yang menutupi leher di hari yang panas.
🌸🐶🌸🐶🌸
Ada berita yang tersebar soal klan Inuzuka. Kabarnya seluruh klan Inuzuka kelimpungan mencari alpha mereka yang hilang. Hilang pada malam kedewasaannya. Spekulasi yang beredar adalah alpha tersebut lari dan mungkin saja melakukan hal mesum dengan pasangannya.
Seluruh karyawan di rumah sakit Konoha sangat tertarik pada berita ini. Ada dua penyebab rumah sakit terus berdengung karena bisikan gosip antar karyawan. Pertama, para perawat muda menyukai Kiba. Kedua, karena wanita yang sepertinya adalah pasangan sang alpha bekerja di rumah sakit Konoha.
Yamanaka Ino, sejak pagi terus cemberut karena hampir seluruh karyawan rumah sakit menatapnya curiga. Berbeda dengan Ino yang kesal, Sakura merasa bersalah dan malu. Tentu saja Sakura tahu bahwa gosip hilangnya alpha keluarga Inuzuka ada hubungannya dengan anak perempuan klan Yamanaka itu tidak benar.
Jelas - jelas alpha mesum dan bodoh itu mendengkur di ruang tamu keluarga Haruno. Sakura berniat memberi tahu Ino, tapi setelah mendengar Kiba meneriakan pertemuan antara klan, Sakura menelan kata - katanya. Dia hanya menemani dan mendengarkan Ino yang mengomel saat mereka makan malam bersama.
"Jadi menurutmu, Kiba bagaimana?"
"Hah?" Sakura mengerjapkan matanya, bingung karena tiba - tiba Ino bertanya soal Kiba.
"Penilaianmu, soal Kiba?"
"Uuh.. ummm.. dia bodoh"
"Hanya itu?"
"Uuum.. dia bodoh, sangat bodoh"
"Kurasa semua orang tahu itu, nilai fisik, eeemm dan lainnya terserah menurutmu"
"Fisik? Dia tinggi?" Ino mendesah lalu menggeram kesal mendengar jawaban Sakura yang menggantung.
"Haaaahhhh, dengar lupakan Sasuke, jangan jadikan dia pembanding, katakan menurutmu Kiba tampan tidak?"
"Apa hubungannya denganku?", Sakura menjawab pertanyaan Ino dengan ketidaksetujuan. Walau begitu, dia memutar kenangan yang dia punya soal Kiba. Sebagian besar saat Kiba dan Naruto berseteru, ada juga kenangan soal Yota yang sempat terhapus, kenangan terakhir soal Kiba yang menghirup ceruk lehernya.
"Kenapa melamun sih, sudah kubilang jangan bandingkan dengan Sasuke!"
"Cerewet!, oke, dia lumayan oke.."
"Ya kan, apalagi setelah tanda - tanda alphanya muncul, bukan tipeku, tapi oke banget"
"Kamu menyukai dia?"
"Suka? Hmm aku tidak membencinya" jawaban yang Ino berikan terasa menggantung.
Aku.. sepertinya aku suka..
![](https://img.wattpad.com/cover/335249843-288-k149579.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku Fanfiction
FanficKibasaku Fanfiction - AR 18/21++ OOC Update 2 chapter or more perminggu (Selasa/Kamis) Menyebalkan itu penilaian yang diberikan Kiba pada Sakura. Bagi Sakura, Kiba adalah orang Bodoh, sangat bodoh, lebih bodoh dari Naruto. Keduanya selalu berdiri pa...