Chapter 17 Pil Bulan dan Tanda Kepemilikan

406 67 3
                                    

Sakura terbangun karena rasa ngilu di seluruh tubuhnya. Sakura mengangkat tangan kirinya, dia bisa melihat tiga goresan berdarah yang berdenyut - denyut. Sakura memusatkan cakra untuk menghilangkan rasa sakit yang menyengat tangannya. Entah darimana goresan itu muncul. Seperti ada binatang yang mencakarnya.

Awalnya Sakura tidak berencana memberitahu Kiba kalau dirinya sudah terkena penyakit itu, tapi Sakura tidak lagi bisa menahan gejala yang muncul. Kiba marah besar saat tahu keluarga Haruno tidak mendapat jatah pil emas. Kiba meninggalkan klannya dengan perasaan marah. Sakura ingat dirinya dan Kiba kemudian bersitegang karena pil bulan. Pria itu bersikeras untuk bersikap egois dengan menahan pil bulan. Menurutnya tetua Konoha dan klan perlu mendapat pelajaran.

Pertengkaran berikutnya terjadi karena Sakura menolak meminum pil bulan. Sakura merasa dirinya masih bisa menahan rasa sakit, buktinya dia tidak mendapat gejala apa pun. Dirinya baru sadar kalau gejala tidak muncul bukan karena dia mulai kebal atau apa pun itu. Kiba membagi cakra dengan dirinya secara tidak sadar.

Sakura membaca gulungan Inuzuka dengan teliti. Dia menemukan catatan soal pemberian tanda kepemilikan pada mate. Mungkin memang itu terdengar cabul seperti pendapat Kiba, tapi dalam salah satu gulungan tertulis bahwa pemberian tanda pada mate membuat alpha bisa membagi cakra dengan pasangannya.

Sakura menyadari Kiba sudah berbagi cakra karena gejala penyakit yang seharusnya muncul pada Sakura malah terlihat pada Kiba. Sakura awalnya marah karena Kiba melakukan itu tanpa izinnya, tapi Kiba hanya menunjukan wajah bodoh karena dia benar - benar tidak tahu maksud Sakura. Inuzuka Kiba benar - benar melakukannya secara tidak sengaja. Kiba mengabaikan pertanyaan Sakura, bahkan memberikan mimik wajah menghina, seolah Sakura membual.

Pada akhirnya Sakura berhenti bertanya dan mengambil kesimpulan sendiri. Kemungkinan terjadi karena goresan saat mereka berciuman atau kebiasaan Kiba menggigit kecil ibu jari Sakura. Sakura memang menyadari perilaku aneh alpha mesum itu. Saat mereka berciuman panas dan penuh nafsu, gigi taring Kiba seringkali menggores bibirnya. Seperti terjadi perubahan dalam ukuran gigi taring Kiba.

Sakura merona setelah melihat bekas tipis gigitan di ibu jari tangan kanannya. Mau tidak mau dia sedikit tersanjung karena Kiba melakukan itu secara tidak sengaja, itu bisa saja artinya Kiba benar - benar menyukai dirinya.

Tetap saja akhirnya Sakura kolaps karena pertengkaran yang terjadi membuat Kiba marah dan meninggalkan rumah. Mulai terhapusnya tanda yang tertinggal memutus cakra Kiba pada akhirnya semua gejala kembali ke tubuhnya sendiri.

Pintu ruang inap tiba - tiba saja terbuka lebar, Sakura bisa mendengar suara Lee dan Kiba.

"Sakura-saaaannn..."

"Lee.. sepertinya kamu dan Gai sensei memang sangat kuat ya?" Tidak terlihat tanda sakit pada Lee yang ceria.

"Oh, aku sedikit demam, bagaimana kabarmu?"

"Baik, aku tidur dengan nyenyak.."

Kiba mengusir Lee lalu menuangkan air minum. Agak canggung karena keduanya terlalu keras kepala untuk meminta maaf. Secara singkat Kiba menceritakan segala hal yang terjadi saat dirinya kolaps. Termasuk soal Kiba yang menceritakan rahasia pil bulan.

"Besok, tetua klan akan berkumpul.."

Sakura menghela napas. Dia tahu pertemuan ini akan berjalan panjang dan menyebalkan. Untuk saat ini dia akan melanjutkan beristirahat saja.

"Kib.. maaf.. aku merindukanmu.. tapi kamu menyebalkan"

"Tentu saja.. itu pesonaku tahu" Kiba tertawa lalu menarik dagu Sakura mendekat. Kali ini, Sakura merasakan aliran cakra dari ciuman Kiba.

🌸🐶🌸🐶🌸

Sakura berdiri gelisah di samping Rokudaime. Dia bisa mengenali tetua klan Inuzuka yang dipanggil nenek oleh Kiba duduk bersama Inuzuka Hana. Tetua klan Nara, tetua klan Akimichi, dan Bibi Yamanaka sebagai wakil klan Yamanaka duduk bersama. Hyuga Hiashi, Hinata, dan Neji duduk terpisah. Di sisi lain tetua Aburame duduk menyendiri. Shino, Ino, Shikamaru, Chouji, Naruto, Karin, dan Sasuke berdiri berdekatan di pintu masuk menara Hokage. Inuzuka Kiba menolak hadir.

Pembahasan hanya sekitar pil bulan, tetua klan Inuzuka memaksa Sakura untuk mengatakan rahasia pil bulan. Sakura menggeleng dan berusaha menjelaskan kalau dia benar - benar tidak tahu.

"Jangan terlalu mendendam seperti itu gadis muda.. soal pil emas, sudah jelas yang terbaik adalah membagikannya pada anggota klan yang sudah mendukung Konoha sejak dulu, kalau kamu memang tidak tahu serahkan saja pil bulan yang tersisa pada tim peneliti Orochimaru" nenek Kiba menunjuk wajah Karin.

"Aku.. benar - benar tidak tahu.."

"Kalian tidak perlu menekan anak itu, dia tidak tahu, kalau tahu dia pasti akan membuat pil itu, pil emas bahkan hasil karya dirinya bersama Hokage kelima" Bibi Yamanaka mendelik kesal.

"Tidak ada yang sedang menekan atau apa pun yang ada di pikiranmu, kami hanya bertanya"

"Kalau aku adalah keluarga Haruno, jelas aku akan merahasiakannya, kalian menekan posisi mereka dengan cara membiarkan Anbu mengawasi pergerakan mereka, mereka hanya mau membantu desa dengan caranya sendiri!" Bibi Yamanaka kembali bicara dengan keras.

"Tidak ada yang menekan, soal Anbu dan lainnya itu keputusan tetua Konoha"

"Sudahlah lalu apa yang harus kita lakukan, bahkan anaknya sendiri mengatakan tidak tahu soal pil bulan, kenapa merepotkan sekali, harusnya dia meninggalkan catatan" Hyuuga Hiashi kembali menyerukan pendapatnya.

"Itu.. karena tidak ada yang bertanya kan? Kalian hanya berpikir kalau orang tuaku aneh.. sudahlah tidak perlu meminta maaf atau memberi alasan", Sakura melambaikan tangannya, dia sedikit merasa kesal, seakan orang tuanya sengaja merahasiakan pil bulan. Mereka tidak pernah merahasiakan apa pun. Mereka membagikan pil bulan secara gratis. Mereka tidak pernah mencari keuntungan.

"Lakukan saja pencarian di rumah keluarga Haruno" tetua Inuzuka mengajukan penggeledahan apartemen Haruno. Naruto dan Ino meneriakan kemarahan mereka, begitu juga Inuzuka Hana yang terlihat tidak nyaman, "lalu apa? Ini hal paling masuk akal, klan kami akan memberikan pelacak terbaik untuk mencari kedua orang tuamu, serahkan saja apartemen dan seluruh catatan yang ada padamu" lanjutnya mengabaikan protes keras.

"Tidak perlu.. aku setelah hari ini meminta izin untuk meninggalkan Konoha, aku akan mencari orang tua dan Shisouku sendiri, soal pil bulan.. aku percaya Ayahku menitipkan pil bulan pada seseorang.. kalian hanya perlu membuat orang itu menyerahkannya.." Sakura menggenggam tangannya sendiri, tangannya mulai gemetar karena kesal.

"Inuzuka Kiba, dia menyimpan pil bulan, aku tidak tahu berapa jumlahnya, kalian bisa mengambil itu darinya lalu bagikan sesuai keinginan kalian.." Sakura menundukan badannya berpamitan pada Kakashi.

Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang