Chapter 29 Kizashi yang Aneh (2)

264 58 2
                                    

"Kukira berry di hutan ini sudah habis"

"Kenapa selalu bicara seolah kita ini teman sih?"

Kiba yang tengah berbaring, melompat untuk melihat lawan bicaranya, "kita tidak saling mengenal tuh" tambah Kiba.

"Hmm, kita sudah saling mengenal kan? Aku Kin Ryota, dan kamu Inuzuka Kiba, ya kan?"

Kiba memutuskan untuk mengabaikan Ryota, lalu kembali berbaring. Kepalanya sudah cukup penuh dengan masalah klan, orang tua Sakura, dan tentu saja soal Sakura. Sakura seperti sudah melihat akhir dari hubungan mereka, itu membuat Kiba terganggu. Loyalitas mengalir dalam darah Inuzuka, sikap Sakura seolah mengatakan bahwa Kiba bukan orang yang setia.

Saat memejamkan mata, dia bisa mereka ulang pernyataan suka dari Sakura. Dia seharusnya senang karena hubungan yang menggantung sudah mendapatkan jawaban. Perasaan keduanya sama, mereka saling menyukai, tapi Kiba tidak senang. Pernyataan Sakura sarat akan kesedihan.

Aku menyukaimu..

Harusnya Sakura menutup mulutnya setelah itu, tapi Sakura terus bicara. Kiba bahkan bisa melihat air mata yang siap tumpah. Sakura memberikan pertanyaan yang aneh, tapi tidak memberi Kiba kesempatan untuk menjawab.

Jika klanmu meminta kamu untuk meninggalkan aku, apa yang kamu pilih?

Secara kejam, Sakura menanyakan hal itu lalu mengusir Kiba. Dia sudah menjawab pertanyaan seperti itu. Keluarganya sudah melemparkan pertanyaan yang sama setelah mereka menceritakan masalah Inuzuka Seiji dan para gagak.

"Pertanyaan macam apa itu, Bu?"

"Jawab saja, apa yang akan kamu lakukan bila Haruno adalah bagian dari gagak? Inuzuka tidak menyukai gagak, Kiba" ibunya bertanya dengan nada tinggi.

"Seperti Paman Seiji, aku akan mempercayai hidungku sendiri" Nenek dan Ibunya menghela napas secara bersamaan lalu meninggalkan ruangan. Sedangkan Hana menepuk pundak Kiba lalu mengajaknya untuk menemui pasangan Haruno yang baru saja kembali.

Kembali bersama para gagak.

🌸🐶🌸🐶🌸🐶

Sejak Kiba menjadi lebih dekat dengan keluarga Haruno, Kiba sudah menyadari ada yang aneh dengan isi kepala Haruno Kizashi. Semua orang yang ada di ruangan Hokage menuntut, memaksa dirinya untum menjelaskan tentang pil bulan, kepergiannya secara tiba - tiba, dan tentu saja tentang para gagak. Kizashi hanya terus bicara soal lili emas.

"Tentu saja, tentu saja sebagai manusia yang beradab, kita perlu meminta izin soal mengambil lili emas, lili emas hanya bisa tumbuh dengan sentuhan para pemilik mata emas" Kizashi kembali meracau.

"Kizashi-san, apa kamu menyadari siapa orang - orang yang kamu bawa masuk ke dalam Konoha?" Kiba bisa merasakan kemarahan menumpuk dalam setiap ucapan ibunya.

"Kogane no Karasu, pemilik lili emas dan pengetahuan tentang masa depan"

Keributan pun pecah, Mine mengetuk tongkatnya dengan keras. Neneknya seperti siap mencabik Kizashi menjadi 100 bagian kecil.

"Para gagak hanya kumpulan pencuri dan pembohong, aku menuntut pengusiran keluarga Haruno dari Konoha dan eksekusi para gagak atau Inuzuka akan menarik sumpah setia kami" Mine mengeluarkan ulitmatum yang bahkan membuat Hana dan ibunya terkejut.

Kiba melihat wajah keluarganya dan pasangan Haruno secara bergantian. Anggota klannya terlihat membara karena amarah sedangkan Kizashi dan Mebuki tetap terlihat tenang. Mebuki bahkan tersenyum saat menyadari Kiba sedang menatap dirinya.

Hokage keenam berusaha mendinginkan suasana, tapi neneknya terus berteriak marah sementara Kizashi hanya bicara soal pil emas.

"Kalian tidak mengetahui seperti apa para gagak itu! Membuat perjanjian dengan para gagak hanya akan membuat Konoha hancur!"

"Tidak, tidak, tidak, Konoha tidak akan hancur karena gagak emas, Konoha akan hancur tanpa lili emas, Inuzuka-sama" balas Kizashi, "wabah akan menelan Konoha, itu tertulis dalam pengetahuan masa depan, mata emas adalah jawabannya"

"Sebagai orang biasa kamu terlalu banyak bicara, dengar itu, Inuzuka Kiba? Kurasa dugaanku benar, kamu, Haruno Kizashi adalah pencuri gulungan milik kami" Setelah Mine meneriakkan tuduhan serius itu, Kakashi memutuskan untuk mengusir seluruh anggota klan Inuzuka termasuk Kiba.

Kiba mengabaikan Hana lalu segera menuju rumah sakit. Berbicara singkat dengan Sakura hanya untuk diusir kemudian. Akhirnya, dia berbaring di tengah hutan untuk menenangkan kepalanya yang terus berdengung. Seumur hidupnya, hari ini adalah hari yang sangat aneh juga melelahkan. Kiba terbiasa mengambil keputusan secara impulsif. Dia tidak peduli soal konsekuensi, jadi ketika semua orang terdekatnya meminta dia untuk berpikir sebelum mengambil tindakan, mesin di dalam kepalanya protes.

"Apakah kalian bertengkar?" Ryota kembali bertanya.

Kiba mendengus kesal, dia lupa ada orang di sampingnya. Bukannya pergi, Kin Ryota ikut berbaring setelah bertukar sapaan yang jauh dari kata ramah.

"Bertengkar dengan siapa? Denganmu? Ayo lakukan!"

"Sakura" Ryota mengabaikan pertanyaan Kiba.

"Bukan urusanmu tuh"

"Berbaikan saja, aku akan memberi sedikit pengelihatan, ketiga orang yang datang itu akan menolongmu sekaligus mengambil hal yang paling penting darimu"

"Bangsat ini, bicara apa? Apa yang paling penting?

"Tidak tahu, jawabannya ada pada dirimu"

"Tidak perlu bicara panjang lebar kalau tidak jelas, membuat kepalaku semakin pusing saja!"

"Karena berbeda bagi setiap manusia, lagi pula kamu belum memutuskannya, masa depanmu terlihat kabur"

"Kamu sedang mengejekku ya?"

"Tidak, aku sedang memberimu saran!"

Kiba mencabut segenggam buah berry dengan kasar lalu melemparkannya pada Ryota, "eh, aku seperti pernah melakukan ini"

Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang