Chapter 11 Selamat Ulang Tahun Kiba

461 82 3
                                    

Nenek tetua menatap Ino yang duduk gelisah. Kiba merasakan keringat dingin mengalir di punggungnya. Hari pertemuan dilakukan dua hari setelah Kiba hari ulang tahun. Tetua Inuzuka mengirimkan surat pada tetua Yamanaka untuk upacara tradisi.

Hana dan Tsume menatap Kiba dengan rasa khawatir. Hana benar - benar khawatir pada adiknya, Tsume khawatir Kiba berbuat kenakalan lainnya. Kiba membuat kekacauan lainnya, dia menghilang pada hari ulang tahunnya.

Nenek tetua menggenggam erat tangan Ino lalu melepaskannya.

"Kiba antarkan Yamanaka-san pulang" nenek tetua menepuk - nepuk pipi Ino dengan lembut. Tetua klan mendesah lalu pergi meninggalkan ruangan sambil bergumam tidak jelas.

"Tradisi keluargamu hanya itu?"

"Seharusnya tidak, harusnya dia bicara soal menandai, meninggalkan jejak, apalagi ya, aku belum selesai membaca gulungan sejarah"

"Kiba! itu terdengar mesum sekali"

"Benar kan? Gila, membicarakan itu pada orang luar klan, bisa - bisa mereka kabur ketakutan, klan cabul" Kiba mencibir.

"Ingat saat kita masih di akademi tidak?"

"Apa?"

"Saat Sakura mengatakan kalau klan kalian romantis?"

"Oh, ya samar - samar"

"Tanyakan saja soal sejarah pada Sakura, kamu tidak perlu membacanya"

"Apa urusannya dengan Sakura?"

"Dia mempelajari semua buku tentang sejarah Inuzuka, minta saja dia menceritakannya padamu, lalu baca sekilas gulungan, temukan catatan rahasia, bisa selesai lebih cepat kan?"

"Kenapa dia mempelajari itu?"

"Karena dia kesal kamu memarahinya saat itu"

"Hanya karena itu? Dia gak waras ya?"

"Dia Sakura, selalu berusaha melakukan yang terbaik" Ino tertawa lalu mendengus.

"Kita ketahuan kan?" Tanya Ino saat keduanya sudah di distrik Yamanaka.

"Keliatannya begitu, nenek itu tidak pernah terlihat seperti tadi seumur hidupku"

"Ya sudah, hei, terima kasih untuk bantuanmu, sepertinya aku dan kamu harus cari cara lain"

"Gak masalah, sudah masuk"

"Katakan kalau kamu butuh bantuan!"

Kiba hanya melambaikan tangan sambil menunggangi Akamaru.

"Akamaru, mau mengganggu Sakura tidak?"

🌸🐶🌸🐶🌸

"Ooohh! Kiba-kun, kamu tahu perlu sinar bulan agar bunga memberikan khasiatnya!"

Haruno Kizashi adalah orang yang aneh. Sangat aneh. Kadang saat berbicara dengan Kiba, Kizashi tidak menyelesaikan ucapannya. Kadang juga seperti ini, tiba - tiba memberi informasi yang Kiba tidak tahu untuk apa.

Istrinya juga sama anehnya, mereka membagikan pil 'vitamin' di posko kesehatan bagian barat. Posko yang terisolir dari pusat desa. Satu - satunya posko kesehatan yang masih berdiri, 3 tahun pasca perang. Sebagian besar orang yang tinggal di posko itu adalah pengungsi dan penduduk pinggiran.

Saat pertama kali Kiba mengikuti Kizashi, dia mendapat banyak tatapan penuh kebencian. Bagai seorang pemimpin sedikit perkenalan dari Kizashi, semua orang berubah menjadi ramah padanya.

Kiba pernah bertanya pil apa yang dibagikan oleh Kizashi. Pil bulan, katanya. Melihat tidak ada orang yang keracunan atau menjadi aneh, Kiba ikut mendistribusikan pil itu dengan tenang.

Sekitar satu tahun lalu dewan Konoha juga sempat membagikan pil kesehatan, bisa jadi ini versi ekonomis dari pil itu.

Setelah menghabiskan banyak waktu bersama kedua orang tua Sakura. Kiba menemukan dari mana sifat Sakura datang. Sakura penyayang seperti kedua orang tuanya, menakjubkan melihat pasangan berumur yang bergandengan tangan dan saling mengecup tanda sayang. Sakura juga sering melakukan itu, bukan pada Kiba tentunya, tapi pada anak - anak di pusat kesehatan. Rasa cinta dan kesetiaannya juga terbukti dari sikapnya pada Uchiha Sasuke.

Dua hari lalu, saat hari ulang tahunnya Kiba terbangun di ruang tamu keluarga Haruno. Keluarga Haruno bahkan membiarkan Kiba tidur dengan nyenyak, menjelang tengah hari dia terbangun dengan kartu ucapan selamat ulang tahun dan makanan untuk perutnya yang kosong.

Setelah bangun dan tentu memakan semua yang ada di meja, Kiba segera ke rumah sakit. Dia disambut oleh Sakura yang mendecak - decakkan lidahnya.

"Hei, apa yang aku lakukan di rumahmu?"

"Keterlaluan, dia yang menggedor rumah orang lain, dia yang bertanya" Sakura kembali mendecak - decakkan lidahnya sambil mendelik kesal.

"Aku serius, Sakura, apa yang aku lakukan di rumahmu?"

"Tidur! Kamu menggedor jendela kamar tidurku" kebetulan Sakura mendapat kamar dengan jendela, "seperti seekor monyet kamu menggelantung dan menggedor jendela kamarku, lalu Ayahku keluar dan membawamu masuk ke dalam ruang tamu"

"Tidak ada yang terjadi?"

"Tidak ada! Oh kamu meracau soal buah berri dan musim semi, bodoh, ini musim panas! Pergi, aku banyak pekerjaan, oh selamat ulang tahun!" Sakura melambaikan tangan lalu masuk ke dalam ruangan pemeriksaan.

"Abaikan dia, Kiba-kun!" Haruno Mebuki menepuk punggungnya lalu memberikan satu kantung kue kering. Haruno Mebuki menyadarkan Kiba dari lamunannya.

"Aah, terima kasih Bi"

"Oh, bagaimana sudah tidak mabuk lagi?"

"Maaf, soal itu Bi" Kiba tertawa malu, Akamaru yang berjalan di sampingnya mencibir Kiba. Akamaru tidak berhenti mencibirnya setelah dia pulang dari rumah Sakura.

Tambahan omelan dari ibu, kakak, dan tetua klan. Ketiganya bertanya kemana dia pergi semalam. Jawaban asal - asalan dari Kiba berujung surat undangan pada keluarga Yamanaka. Ketiganya berpikir, Kiba melakukan hal cabul dengan Ino.

"Sakura sepertinya pergi dengan Naruto ke jembatan, kalau kamu mencari Sakura"

"Oh, iya Bi.."

"Oh, mau makan bersama di apartemen kami? Apa makanan kesukaanmu?"

"Oh.. itu, eng.. daging.. dendeng dan steak"

"Baik.. baik, keluarga Inuzuka sangat ahli dalam memasak daging, tapi Bibi akan coba memasaknya, jam 7 malam ya?"

Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang