Chapter 22 Jatuh Cinta dengan Normal

423 68 2
                                    

Sakura tidak lagi terkejut ketika menemukan Kiba dan Akamaru berbaring di sofa saat membuka pintu apartemen. Setelah seharian bekerja, Sakura cukup lega tidak pulang ke rumah kosong, tapi juga cukup kesal saat melihat Kiba. Pria sialan itu menghilang seharian tanpa kabar.

"Apa itu?" Sakura menunjuk tas berisikan gulungan dan buku.

"Buku dan gulungan dari Ayahmu, aku lupa, mungkin itu juga petunjuk, tadi aku berniat mengambilnya diam - diam malah tertangkap oleh Nenekku"

"Ayahku memberimu apa?"

"Buku dan gulungan, belum aku baca, aku sempat berpikir Ayah menghinaku, dia menyuruhku belajar karena mendekatimu" Kiba menyeringai.

"Ayah? Dia Ayahku" Sakura mendengus kesal.

"Memangnya tidak akan jadi Ayahku?" Sakura menatap tidak percaya pada pria dengan kepercayadirian yang luar biasa di hadapannya. Sakura mengibaskan tangannya seolah tidak peduli. Sakura mengecek meja makan, hebatnya Inuzuka Kiba sudah menyiapkan makan malam dan semangkuk besar strawberry.

"Kamu sudah makan?"

"Sudah, maaf, aku lapar seharian berkeliling, oh benar! Aku lupa menjemputmu ya? Maaf lagi.."

"Kalau begitu aku makan sendiri ya?"

"Mau kutemani?"

"Hmmm.. bisa?"

"Tentu saja bisa, sebentar biar kutandai dulu gulungan ini" jantung Sakura melompat - lompat saat Kiba mendekat. Perasaan antusias yang sudah lama menghilang.

Sakura membaca beberapa gulungan milik keluarga Inuzuka saat Kiba tertidur. Dalam gulungan itu tertulis, alpha dan mate secara insting memang akan tertarik secara fisik dan seksual. Dalam beberapa minggu tinggal bersama Kiba, Sakura memang merasakan ketertarikan pada fisik Kiba. Seperti saat ini, matanya tidak bisa lepas dari jakun yang bergerak cepat saat Kiba berbicara atau saat tangannya menyapu rambut hitam acak - acakannya.

Pria dengan tanda klan di pipinya itu juga selalu menggunakan kaus putih ketat atau kaus tanpa lengan. Pahatan lekuk otot yang terlalu sempurna untuk Sakura abaikan. Perasaannya juga seperti diaduk - aduk, bahkan ada perasaan asing yang muncul.

Rasa cemburu.

Sakura merasakan kekesalan yang bertumpuk saat melihat Kiba dan Ino berdebat atau saat melihat Kiba berbicara dengan santai pada Karin. Perasaan kacau yang tidak dapat dia definisikan.

"Bagaimana soal bibit bunga?"

"Hmm.. Ino sedang berusaha menanamnya, tapi ternyata Nemophila Bulan adalah bunga yang unik ya? Kata Ino dia akan coba menanamnya sama seperti Nemophila biasa, semoga berhasil" Kiba berbicara sambil membaca.

"Oh.. begitu, lalu apalagi yang dikatakan Ino?"

"Hmm.. apa yah, aku hanya sebentar di tempat Ino, lalu ke distrik Uchiha untuk menemui Karin" lagi - lagi perasaan aneh itu muncul, jantung Sakura seperti dicubit.

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Soal pil bulan, dia juga memintaku mengingat soal pil bulan"

"Kita akan melakukan itu, kenapa berbicara pada Karin, seharusnya berbicara denganku dulu.."

"Tidak hanya berbicara soal.." Kiba menyeringai dan membuntuti Sakura ke wastafel, "apa itu artinya Haruno Sakura cemburu?"

"Cemburu apa? Itu.. itu karena soal Ayahku"

"Aku tahu kamu cemburu bodoh!, cakramu melonjak setiap aku menyebut nama Ino dan Karin"

"Apa? Kamu bisa merasakan itu? Yang benar saja!"

Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang