Chapter 21 Kizashi yang Aneh

316 61 0
                                    

"Ada padaku? Tidak, aku... maksudmu bibit bunga, OH! Nemophila bulan!"

Kiba bersorak tanpa suara dengan wajah gembira yang dibuat - buat, "bibit bunga, pasti kamu belum menanamnya kan?"

"Benar! Belum sempat, oh, sialan.. harusnya aku segera menanamnya kan, dari mana kamu tahu aku belum menanamnya?"

"Karena kemarin aku seharian mengendus di tokomu!, duh!"

"Oh! Benar juga, loh.. darimana kemampuan berpikir itu datang, Inuzuka Kiba?" Ino mencibir. Perdebatan Ino dan Kiba berhenti karena Sasuke berdeham.

Kiba mengambil kotak berisikan pil bulan lalu menumpukannya di meja tamu, "tahu apa yang menarik? Semua ini aku temukan di distrik klan kalian, distrik Uchiha, Nara, Aburame, Hyuuga, Akimichi, apartemen Sai, apartemen Naruto, apartemen Lee, apartemen Tenten, dan satu di menara Hokage"

"Haruno-san membagi - baginya kesemua teman Sakura.."

"Benar!" Kiba menjentikan jarinya di wajah Neji, "hanya dua orang yang tidak mendapat kotak, aku dan Ino, aku mendapatkan ini" Kiba kembali mengacungkan kantung serut miliknya, "langsung dari Paman, lalu Yamanaka Ino kurasa dia mendapat bibit bunga, seperti kataku kurasa Paman memang sengaja menyerahkannya padaku dan kalian"

Kiba berbicara dengan santai padahal sebelumnya dia sempat merasa kesal karena tidak dapat menemukan pil bulan di distrik Inuzuka. Untung saja, saat melamun sambil mendengarkan teman - temannya yang berdebat dia tiba - tiba saja mendapat ilham dan mengerti jalur pikiran Kizashi.

"Paman Kizashi, dia benar - benar aneh, unik maksudku Sakura, Paman dia tidak mungkin bermaksud jahat, kurasa dia hanya tidak mau Sakura mendapat masalah" Kiba melompat dan duduk di pegangan sofa dengan santai menopangkan tangannya ke bahu Ino,

"Dia menitipkan pil bulan pada setiap anggota klan, selain orang yang semalam merusak tasku, aku tidak mendapat masalah sama sekali karena membawa pil bulan, dan tidak ada yang bisa memaksaku untuk menyerahkan pil bulan, tidak anggota klanku atau anggota klan lain, itu loh, perdamaian antar klan"

"Tapi kita tetap tidak tahu cara membuat pil bulan" Sasuke memotong pembicaraan panjang Kiba.

"Tidak.. tidak.. aku belum selesai bicara, sudah kubilang kan kalau Paman Kizashi itu an.. unik.. jadi sepertinya dia memberi tahu caranya padaku, sialnya aku tidak ingat!"

"Kamu serius melupakan hal penting?" Shino mendengus, setengah kesal, setengah maklum. Hal - hal seperti obat dan tumbuhan tidak mungkin menarik perhatian Inuzuka Kiba.

"Wooow.. sebentar, aku tidak tahu pil bulan sepenting itu, asal kalian tahu yah, Paman berbicara secara acak, detik ini berbicara tentang menanam bunga, semenit kemudian berbicara soal sejarah klan, lalu berubah lagi menjadi kenangan misi, terlalu banyak untuk dicerna!"

Perdebatan kembali pecah, kali ini Naruto dan Kiba berdebat soal siapa yang paling bodoh diantara mereka.

"Berhenti bertengkar, kalian berdua bodoh sama rata, kita lakukan secara berurutan saja, pertama bagikan pil bulan, sisanya kamu yang simpan" Shikamaru menunjuk Kiba malas - malasan, mau tidak mau dia mengambil alih pembicaraan yang tidak berujung ini.

"Lalu.. catat apa saja yang tersisa di kepalamu" Shikamaru kembali menunjuk wajah Kiba.

"Ugghh.. tidak ada cara lain? Menulis? Aaah sial.."

"Aku akan membantumu, Kib..."

"Luar biasa! Aku suka menulis, ayo lakukan sekarang" dengan cepat Kiba menjawab Sakura, Ino yang tidak tahan memukul belakang kepala Kiba dengan keras.

Shikamaru membubarkan pertemuan tidak berujung itu lalu mendesah lelah karena Ino dan Kiba kali ini berdebat sambil berbisik.

🌸🐶🌸🐶🌸

Kiba melompati tembok pembatas distrik Inuzuka menuju rumahnya. Dia berniat mengambil barang secara diam - diam, menghindari keributan dengan nenek dan ibunya. Sayangnya, dia terlalu berisik. Jadi, dengan terpaksa Kiba mengikuti Hana untuk berbicara dengan nenek dan ibunya.

Dia bisa merasakan tatapan neneknya bergantian antara wajah dan tas berisikan pakaiannya.

"Melarikan diri? Kemana? Distrik Yamanaka?"

"Tidak, kantor polisi, aku akan menginap di sana" Kiba berusaha berbohong. Tujuannya tentu saja rumah keluarga Haruno.

"Gadis biasa itu, Haruno.. apa hubungan kalian?"

"Teman, kebetulan saat aku melarikan diri dari pembicaraan soal mate, aku bertemu dengan dia dan Paman Kizashi"

"Bukan pilihan yang tepat untukmu berdekatan dengan gadis lain, itu akan.."

"Kurasa yang paling penting adalah soal pil bulan? Atau klan Inuzuka tidak peduli pada kematian penduduk?"

"Kiba!"

"Oh.. ayolah, pikirkan pil bulan dulu, soal aku dan Ino atau Sakura nanti saja  tepati janji kalian untuk mencari keluarga Haruno"

Kiba mengabaikan Akamaru yang terus bicara di kepalanya. Hal paling menyebalkan sebagai seorang Inuzuka adalah adanya ninken yang membuntutimu lalu menceramahimu. Sesekali Kiba membalas ucapan Akamaru dengan dengusan kesal.

"Akamaru! Aku tidak mengajakmu ke tempat Ino saat malam hari karena kamu selalu saja cerewet, tidak ada, hanya membantu seorang teman, bisakah kamu berhenti bicara sekarang?, aku sedang berusaha mengingat semua perkataan Paman Kizashi"

Tapi kamu benar - benar keterlaluan, aku bisa merasakan kamu siap meninggalkan klan untuk Sakura.

"Tidak, tidak, Akamaru.. kata Hana-nee, Paman Seiji melakukan hal yang sama, dia meninggalkan klan untuk pasangannya, jadi bukan aku saja yang berpikir begitu, itu insting atau apalah namanya tidak tahu.. sekarang diam, aku mau beli strawberry"

Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang