Chapter 20 Pil Emas (2)

353 63 2
                                    

Bahkan sarapan yang sedang Kiba siapkan belum selesai, Uzumaki Naruto sudah membuat keributan. Kiba dengan sedikit mencibir mempersilahkan teman - temannya masuk ke dalam apartemen Sakura, semuanya datang bahkan orang yang paling Kiba hindari Uchiha Sasuke dan Karin. Akamaru terus berbicara, menanamkan rasa ragu dalam diri Kiba.

Mereka berdua, usir saja..

Serius deh, kamu harus mengusir mereka, cepat masih ada waktu sebelum Sakura bangun..

Hoi, Sakura pasti lebih suka dia..

"Memangnya kamu Sakura, diam Akamaru!" Kiba menggeram sambil melemparkan sepotong daging ke piring plastik untuk Akamaru. Dia mengabaikan Ino yang protes karena terkejut.

"Mau apa kalian?"

"Mencegah Sakura-chan pergi tentu saja"

"Haahh.. semalam ada penyusup yang merusak tasku" Kiba menunjuk sisa - sisa tas dan barang yang berceceran, "Sakura juga demam tinggi, Ino masuk saja, coba lihat"

"Uughh, aku benar - benar kesal! Kenapa bertingkah seperti tuan rumah sih! Kamu gak tidur di dalam kan?" Ino berbalik sekali lagi sebelum masuk ke dalam kamar.

"Hmmm.. tentu di dalam dong.. periksa saja, cerewet banget! Padahal kamu juga sering tid.."

"Tutup mulut!" Ino setengah membanting pintu, Kiba tertawa terbahak - bahak, Shikamaru mendesah  hari masi pagi dan dia sudah merasa lelah.

Sementara Kiba sibuk di bagian dapur. Shikamaru, Neji, dan Sasuke mulai berdebat. Sasuke dan Neji berpendapat bahwa mengambil pil yang tersisa hanya akan memberi waktu sementara, tetap saja semua catatan milik Kizashi harus dicari. Shikamaru di sisi lain sependapat dengan Kiba, semuanya harus seizin Sakura.

"Apa sih yang sedang kamu kerjakan! Berisik banget" Ino mengeluh setelah mendengar bunyi - bunyian dari arah dapur.

"Masak, ini bukan dapurku tahu.. aku tidak tahu dimana Bibi menyimpan tutup panci, aku tidak lagi peduli, semalam aku dan Sakura sudah sepakat, dia akan menyerahkan sisa pil bulan, setelah itu aku akan mengikutinya mencari Paman dan Bibi, kalian orang - orang hebat pikirkan soal desa saja sendiri"

Perdebatan kembali terjadi. Naruto tentu saja tidak mau Sakura pergi dari Konoha begitu juga Ino. Hinata dan Shino berusaha membuat Kiba membatalkan keputusannya.

"Aku akan berbicara sebagai temanmu, keputusanmu mengikuti Sakura itu salah, Sakura dia dalam keadaan sakit, status orang tuanya juga dalam tanda tanya" Neji ikut berbicara dengan wajah tanpa emosi. Kiba membanting spatula kayu lalu mendekat dan menarik kerah rompi hijau milik Neji.

"Berbicara sebagai temanku? Yakin kita teman? Tahu apa yang membuatku kesal? Dari mana kamu mendapatkan pil emas, Hyuuga Neji? Pil emas untuk Tenten?"

"Aku mencurinya, pil untuk keluarga Hyuuga tersisa 1 butir, ada kematian di dalam klan, aku mencurinya"

"Benar! Jadi kita masih teman?"

"Apa? Kamu ingin aku mengembalikan pil itu? Memberinya pada orang tua kekasihmu?"

"Tidak! Kalau kamu membagi ceritanya padaku dan mengatakan pil itu adalah pil yang penting, aku akan memberikan milikku pada Sakura! Aku juga akan mencuri di klanku sendiri! Aku bertanya padamu soal pil sialan itu"

"Tidak ada yang tahu kalian dekat, kita bicara berbulan - bulan saat misi, saat patroli, kamu tidak pernah menyebut nama Sakura, kalau boleh aku ingatkan, sepertinya saat itu semua orang bergosip soal kalian" Neji menunjuk Ino yang menjadi salah tingkah, "soal pil emas, itu hanya instingku yang bicara, aku bertanya pada Tenten dan Lee, mereka tidak mendapat pil itu, kamu seharusnya bertanya pada Sakura" lanjut Neji tetap tenang.

Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang