Chapter 19 Pil Emas

350 72 8
                                    

Sakura berbaring tengkurap dengan kepala di dada Kiba. Dia sedikit kecewa saat mengetahui Kiba tidak bisa menemukan sumber tanaman yang dipakai orang tuanya. Sementara Sakura merasa sedih, Kiba tertidur lelap.

Haruno Kizashi selalu terlihat senang tanpa alasan, itu menjadikan dirinya terlihat bodoh dan aneh. Kizashi dan Mebuki, keduanya bukan tipikal orang tua suportif. Ada saat dimana keduanya meragukan kemampuan Sakura, hingga meminta Sakura mundur dari dunia shinobi. Saat Sakura berada dalam masa sulit, keduanya sibuk bekerja.

Bagaimana pun keduanya adalah orang tua Sakura. Kizashi menurunkan kegemarannya akan belajar pada Sakura. Pintar dan keras kepala Sakura peroleh dari Mebuki. Kedua orang tuanya mundur dari dunia shinobi pada saat yang bersamaan, Sakura tidak pernah tahu alasannya secara pasti. Keduanya tidak pernah membicarakan hal itu.

Saat perang shinobi berlangsung, Kizashi dan Mebuki ikut membantu dengan caranya sendiri di Konoha. Sakura sangat - sangat bersyukur saat kembali dan kedua orang tuanya masih hidup.

Sebagai seorang medis dan murid Tsunade, Sakura menjadi salah satu orang pertama yang tahu munculnya wabah di desa - desa kecil yang tersembunyi. Sakura masih ingat rasanya saat Nona Tsunade bahkan merasa frustasi. Satu - satunya harapan saat itu adalah tanaman mistik, lili emas.

Gulungan tua yang rapuh menjadi satu - satunya literatur yang menjadi sumber informasi. Rokudaime membentuk tim untuk mencari lili emas. Sayangnya, lili emas yang ditemukan hanya ada satu batang. Tim peneliti kembali menemukan jalan buntu.

Lucunya adalah keluh kesah Sakura pada ayahnya malah memberikan jawaban. Kizashi tiba - tiba saja memberikan gulungan yang bahkan lebih rapuh dari gulungan milik gurunya. Isi gulungan itu sangat menakjubkan, semua informasi tentang lili emas ada di dalamnya.

Kepemilikan atas gulungan itu adalah masalah pertama yang datang pada keluarga Haruno. Tetua Konoha memanggil dan menginterogasi Kizashi. Menurut Kizashi, dia mendapatkan gulungan itu sudah sejak dirinya masih seorang shinobi, Hokage ketiga membiarkan dirinya memiliki gulungan itu. Dia melewati suatu desa kecil setelah sebuah misi. Kizashi mendapat gulungan itu sebagai bayaran karena menolong penduduk desa, dari sebuah klan pengembara. Rokudaime menjadi penjamin kebebasan Kizashi.

Berkat gulungan itu pil emas bisa diproduksi. Sayangnya, pil emas yang diproduksi tidak cukup untuk seluruh penduduk. Para tetua klan mengadakan pertemuan tertutup. Sakura ingat, Nona Tsunade keluar dengan marah lalu dua hari kemudian meninggalkan Konoha bersama Shizune. Keduanya hanya menepuk bahu Sakura dan memintanya bertahan untuk rumah sakit. Keduanya juga berjanji untuk mencari cara untuk menangani wabah.

Pil emas mulai dibagikan pada perwakilan klan. Masalah kedua bagi keluarga Haruno, keluarga Haruno hanya diberi 1 butir. Sakura yang kecewa memberikan pil emas pada orang lain. Dia juga menenangkan Rokudaime, seakan masalah itu bukan hal besar baginya. Itu hal besar, sangat besar. Rasa cemburu saat melihat pembagian pil emas di distrik Yamanaka membuatnya menangis diam - diam. Sakura merasakan amarah yang siap meledak. Gulungan itu milik ayahnya, mereka bahkan tidak bisa memberikan 3 butir untuk keluarga Haruno. Seperti tidak terkejut, Kizashi dan Mebuki hanya tertawa.

Tidak lama setelah pil emas dibagikan, wabah pertama muncul di keluarga pengungsi. Tetua Konoha membentuk posko barat sebagai tempat penampungan. Itu adalah sebuah tipuan, posko barat adalah sebuah penjara terbuka. Pengungsi dan penduduk yang terkena wabah tidak bisa memasuki rumah sakit, mereka hanya diterima di posko barat. Saat posko kesehatan lainnya ditutup, posko barat tetap aktif.

Hanya butuh waktu singkat untuk Sakura ikut terjangkit wabah. Haruno Kizashi dan istrinya yang berkeliling antar desa untuk berjualan permen kembali setelah mendengar Sakura kolaps. Kizashi mulai membuka gulungan tua koleksinya. Tetua Konoha kembali memanggil dan menginterogasi Kizashi.

Dalam waktu singkat, Kizashi berhasil membuat pil bulan. Dirinya sendiri menjadi bahan percobaan. Pil bulan memberi kekebalan singkat 5 - 14 hari. Sakura rutin mengonsumsi pil bulan 2 minggu sekali. Keluarga Haruno mulai membuat masalah berikutnya, tanpa melibatkan Sakura orang tuanya membuat pil bulan dalam jumlah besar. Kizashi dan Mebuki mendistribusikan pil bulan ke desa lain dalam dan khususnya di posko barat.

Sakura menyadarinya setelah melihat Genma mengikuti orang tuanya. Setelah itu, Sakura bertanggung jawab pada penyebaran pil bulan di posko barat. Untuk sementara wabah di Konoha terkendali.

Yuki dan Ami ikut membantu Sakura karena keduanya juga membutuhkan pil bulan. Rahasia kecil Haruno menjadi rahasia besar posko barat. Semuanya sepertinya berjalan normal hingga hari kedua orang tuanya menghilang. Tuduhan pengkhianatan bahkan menjadi dalang penyebaran wabah adalah hal yang tidak masuk akal dan berlebihan.

Sakura semakin lelah dan muak saat bertemu dengan perwakilan klan. Sakura juga melihat kekecewaan di mata Sasuke, Naruto, dan Kakashi. Perang hanya mengubah sedikit keadaan, setiap klan memang berubah mereka bisa bekerja sama dan mentolerir klan lain. Sayangnya, dalam sebuah desa ada orang - orang seperti keluarga Haruno, orang biasa, mereka yang tersisih karena tidak memiliki lambang.

Sakura mendengus geli dengan pemikirannya sendiri. Dia merasa muak pada klan besar dan merasa lega dengan kenyataan bahwa dia adalah orang biasa. Padahal saat ini Sakura berbaring bersama seseorang yang mungkin saja sangat penting bagi sebuah klan.

Kiba bangun saat mendengar Akamaru menggonggong keras. Kiba dengan cepat keluar dari kamar tidur. Akamaru bertarung dalam gelap. Seseorang berusaha mengambil tas yang disiapkan oleh Kiba.

Kiba memanggil Akamaru sambil melemparkan kunai, kunai itu membelah tas Kiba. Isi tas berceceran, Kiba bisa melihat penyusup itu mencari sesuatu di antara barang yang jatuh.  Kiba mengeluarkan kantung pil bulan dari saku celananya.

"Mencari ini?, posko barat, dua hari lagi, gratis, tidak perlu mencuri" penyusup itu pergi tanpa mengatakan apa pun.

"Pil bulan? Seseorang masuk ke rumahku untuk pil bulan?" Sakura menatap tidak percaya, Kiba menekan saklar lampu dan mengangkat bahunya.

"Seseorang masuk ke dalam rumahmu, tapi mencari di antara barangku, seseorang yang tahu kalau aku punya pil bulan dan tahu aku ada di rumahmu"

Siapa?

Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang