"Jangan marah seperti itu.. rasanya tidak enak"
Sakura yang seharian membuat Kiba kesal mendekat dan menyelipkan tubuhnya ke dalam pelukan Kiba. Kiba menggumamkan kebingungannya, tapi tetap menarik Sakura lebih dekat.
Bodoh, apakah semua alpha sebodoh ini? Semenit yang lalu dadanya masih terasa sesak karena cemburu, tapi hanya dengan sedikit sentuhan fisik, rasa kesal itu menguap seperti tidak pernah ada. Kiba terus menggerutu di dalam kepalanya.
Ino bahkan meledeknya dengan sebutan balita yang sedang tantrum.
Tantrum apanya?
Setelah berbicara panjang lebar dan membaca beberapa gulungan Inuzuka bersama. Kiba dan Sakura sepakat untuk melabeli hubungan mereka, keduanya sepakat menjadi sepasang kekasih. Agak aneh memang, keduanya berbicara seolah mengatur strategi dalam misi padahal ini soal perasaan.
Kiba tentu saja ingin Sakura menyukainya dulu baru menjalani hubungan sebagai kekasih. Seperti cerita percintaan teman - temannya, tapi Sakura mungkin tidak akan pernah menyukai dirinya. Semua ini terjadi hanya karena ketertarikan fisik alpha dan pasangannya.
Jadi saat Sakura memintanya untuk diam dan berhenti berdebat dengan Uchiha Sasuke yang luar biasa hebat itu. Rasa kecewa meledak seperti ribuan bom kertas yang tersulut api secara bersamaan. Kiba juga tahu Sakura menangkap isyaratnya, isyarat yang mengajak Sakura untuk meninggalkan ruangan Hokage. Sakura hanya menggeleng pelan, terakhir kali Kiba merasa terhina adalah saat Naruto mengalahkannya dalam lomba lari. Penolakan Sakura seratus kali lebih membuatnya terhina.
Kiba memutuskan untuk mengabaikan Sakura. Dia kembali ke apartemen Haruno, berulang kali membaca catatan Kizashi yang sedang dia susun. Semakin cepat dia menemukan jawaban soal pil bulan, semakin cepat dia bisa melakukan pencarian Kizashi dan Mebuki, semakin cepat dia bisa memastikan perasaan Sakura yang sesungguhnya. Kiba merasa Sakura hanya kesepian, hanya kebetulan keduanya tiba - tiba terikat.
"Kamu bersikap baik pada orang lain, tapi tidak pada dirimu sendiri, marah saja, hancurkan saja ruang Hokage, kenapa harus diam dan diam saja"
"Lain kali akan aku hancurkan, berhenti marah ya?" Sakura menarik wajah Kiba mendekat, memberikan kecupan - kecupan kecil di rahang. Kiba menarik dagu Sakura menggunakan ibu jari, menggelitik leher Sakura dengan empat jari lainnya.
"Apakah aku semudah itu?" Sakura tertawa kegelian. Kiba mendengus kesal, tapi ikut tertawa, "Haruno Sakura, kamu benar - benar menyebalkan dan menyusahkan"
"Aku tahu, bersabarlah, uuumm.. bertahanlah, aku tidak akan melepaskanmu, kamu terjebak bersamaku, selamanya"
"Untuk orang yang tidak menyukaiku, kamu bicara omong kosong"
"Kan sudah kubilang, amarah tidak cocok denganmu, rasanya menyesakkan, juga tidak perlu cemburu, yah aku masih menyukai Sasuke sebesar ini" Sakura membentuk jarak kecil di antara telunjuk dan ibu jarinya, "dan menyukaimu sebesar ini" Sakura memperbesar sedikit jarak dari kedua jarinya.
"Kecil sekali perbedaannya" Kiba mendecak - decakkan lidahnya.
"Dasar bodoh, kita baru berpacaran dua hari!"
"Dan kamu memilih untuk mendengarkan Uchiha Sasuke"
"Oohh.. ledakan cakra karena cemburu, uuuhh.. rasanya aneh, seperti itu rasanya saat aku memikirkan hubunganmu dengan Ino?"
"Mengalihkan pembicaraan, Sakura?"
"Masih tidak mengerti? Bodoh sekali alpha keluarga Inuzuka" Sakura mencium Kiba perlahan, "kubilang aku merasakan amarahmu, aku tahu kamu tersinggung dengan sikapku, dan kamu cemburu kan?" Sakura meringis, "kurasa aku terjebak dengan orang bodoh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempted [The Scent That The Alpha Seeks] - Kibasaku Fanfiction
FanficKibasaku Fanfiction - AR 18/21++ OOC Update 2 chapter or more perminggu (Selasa/Kamis) Menyebalkan itu penilaian yang diberikan Kiba pada Sakura. Bagi Sakura, Kiba adalah orang Bodoh, sangat bodoh, lebih bodoh dari Naruto. Keduanya selalu berdiri pa...