Chapter 8

1.5K 223 24
                                    

"Kau tahu kenapa ayah menyuruh Sakura memanggilmu kesini?" Tanya Fugaku, belum ada sedetik putra bungsunya duduk ia langsung melontarkan pertanyaan tersebut.

Sasuke tak ingin repot-repot berpikir karena jelas tahu pembahasan ini akan merujuk kemana, ia bahkan sudah menyiapkan jawaban jika ayahnya menyudutkannya dengan banyak pertanyaan.

"Aku tahu ayah marah karena kejadian pagi tadi" mengangkat jawabannya yang mungkin akan panjang, padahal suasana hatinya sedang tidak baik pagi ini, jangan lupakan jika ia tidak masuk kerja padahal pekarjaannya menumpuk banyak.

"Inilah pentingnya menghilangkan pikiran burukmu, kau sudah menikah namun masih seperti anak remaja. Jangan-jangan kau tak mempunyai keseriusan menikahi istrimu?"

Terdiam beberapa detik berusaha memutar kata tersebut untuk diterjemahkan maksdunya, tapi terasa sulit. "Maksud ayah?"

"Ayah tidak akan membahas masalah pagi tadi, bahkan sudah melupakannya" jelasnya, "berterima kasihlah pada isrimu yang mati-matian membela namamu padahal sebenarnya ayah masih ingin marah padamu"

"Ayah aku tak mengerti, langsung pada intinya saja" Sasuke hampir mendengus kesal namun masih berusaha menahannya, ia cukup takut jika ayahnya kembali memukul wajahnya tiba-tiba tanpa ada peringatan terlebih dahulu.

Fugaku terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya, "persis ibumu yang tidak sabaran" gumamnya, "tujuan ayah memanggilmu hanya ingin melihat apakah sifat kekanak-kanakanmu masih melekat atau tidak"

"Aku tidak kekanak-kanakan" bantah Sasuke.

"Tidak perlu marah kalau begitu, santai saja. Kau yang akan jadi penerus Uchiha Group, hilangkan semua sifat burukmu, bagaimana bisa menjalani bisnis besar jika emosimu seperti api yang disirami bensin?"

Sasuke menghembuskan napasnya panjang, ia tahu jika ayahnya sengaja memutar kata-kata agar ia kebingungan, meski ia cerdas dan memiliki kepintaran di atas rata-rata tapi jika ayahnya yang memberi pertanyaan tanpa penjelasan itu membuatnya bingung.

"Tujuan ayah memanggilku kesini untuk apa apa?" Ia bersikukuh bertanya maksud tujuan ayahnya.

"Istrimu bilang kau sangat fokus dengan pekerjaanmu, ayah sebenarnya tak percaya jika tidak dilihat secara langsung tapi saat Sakura menceritakannya dengan penuh keyakinan ayah langsung menyuruhnya untuk memanggilmu kesini " jelas Fugaku, "Ayah tak ingin basa-basi lagi kali ini, senin depan kita adakan rapat untuk kedudukan barumu sebagai Ceo Uchiha group"

Melebarkan matanya tak percaya, ia bahkan terdiam beberapa saat sebelum kembali memasang wajah datar. "Jangan bercanda"

"Kapan ayah bercanda?"

.

.

.

"Ya tuhan, aku terkejut" ujar Sakura nyaris berteriak. Saat sedang membereskan pakaian ia dikejutkan dengan tangan seseorang yang melingkar diperutnya, hampir memukul tangan tersebut kalau tidak menyadari jika si empunya adalah suaminya sendiri.

Tadinya yang merasa terkejut sekarang ia canggung, karena masalahnya dengan Sasuke tadi ia sempat berpikir jika pria itu masih marah padanya.

Selanjutnya saat merasakan kecupan di ceruk lehernya ia langsung paham jika suasana hati suaminya seburuk pagi tadi. Dan hal-hal kecil seperti ini membuat hatinya tersentuh, ia memang merindukan sosok Sasuke seperti ini yang memang jarang diperlihatkan.

"Sasuke-kun, lebam di wajahmu sudah lebih mendingan?"

"Hn"

"Syukurlah, tapi aku akan tetap mengobatinya supaya cepat sembuh" ujar Sakura dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang