Chapter 9

1.3K 210 38
                                    

"Kau pasti sengaja kan berdiam di dalam minimarket supaya bisa mengobrol lama dengan pria tadi?" Suara Sasuke terdengar marah ketika mereka baru saja memasuki rumah. Pria itu lantas langsung bertanya padahal di dalam mobil mereka hanya diam saja.

"Tidak Sasuke-kun, aku tak sengaja bertemu dengan Neji saat sedang memilih sayuran" ucap Sakura membela diri, ia merasa apa yang Sasuke tidaklah benar.

Sambil mengangkat belanjaan mereka yang lumayan banyak, ia berjalan menuju dapur, Sasuke sama sekali tidak memperlihatkan jika akan membantu jadi ia dengan inisiatif membawa semuanya sendiri, sudah terbiasa juga seperti itu apalagi disaat suaminya sedang tidak dalam suasana hati yang baik.

Sesampainya di dapur ia mulai merapikan belanjaannya dan memasukannya ke dalam kulkas, masih terdengar ocehan suaminya tentang Neji. Meski ada sedikit rasa kesal karena dituduh yang bukan-bukan, ada rasa senang tersendiri berarti Sasuke cemburu dan mencintainya bukan jika dia sampai berpikir seperti itu?

Selanjutnya ia memasak untuk makan siang, dalam keheningan di dapur tersebut ia melakukan pekerjaan dengan cepat namun tetap teratur, semuanya sudah sering ia lakukan jadi mudah-mudah saja.

"Sakura..."

"Eh ya-ya Sasuke?" Sahutnya terkejut melihat Sasuke berdiri di sampingnya sambil memasang wajah datar.

"Aku memanggilmu dan kau tak menjawab panggilanku"

Sontak ia memasang wajah bersalah karena memang sedari tadi tak menyadari panggilan tersebut, "maaf Sasuke-kun, aku sibuk membereskan belanjaan dan lanjut memasak"

"Jangan bilang kau tak mendengar apa yang aku katakan dari tadi?"

Tertunduk dalam, menatap sayurannya ia sudah teriris tipis. "A-aku tidak mendengarnya"

Sasuke menarik lengan Sakura dan mendorongnya hingga bersandar di wastafel, beruntung Sakura dengan sigap menahan tangannya di belakang agar tidak terbentur langsung.

"Kau tahu aku tak suka diabaikan" ia membentak, "kau sengaja bertemu dengan pria lain padahal kau sudah bersuami, dimana akal sehatmu Sakura?"

Yang tadinya tertunduk, kini ia mengangkat kepalanya dan mengernyitkan dahinya kebingungan. "Apa maksudmu Sasuke-kun? Aku sudah jelaskan jika aku tak sengaja bertemu dengan Neji"

"Kau berani membantahku?" Tangannya mencengkram pipi istrinya.

"A-aku tidak membantah, aku mengatakan yang sebenarnya" tanpa sadar ia menepis tangan Sasuke, lalu mengelus pipinya yang terasa berdenyut. "Hiks ti-tidak seharusnya kau memperlakukanku dengan kasar hanya karena kesalahan pahaman ini kau harusnya tahu batasan memperlakukanku bagaimana"

"Sekarang karena sudah berada di rumah kau berani bersuara besar padaku, ha" Tanya Sasuke dengan nada meninggi. Semakin maju dan menghimpit tubuh istrinya.

Ego pria itu memang setinggi tembok, jika dia sedang emosi dan dibalas dengan emosi juga akan semakin membarah dibandingkan memilih untuk mengalah.

Air mata Sakura mengalir semakin deras, rasa kesal dan takut bercampur jadi satu jika melihat Sasuke seperti ini, tapi posisinya ia tidak bersalah, salahkan ia membela diri?

Lalu dengan sekuat tenaga yang dikumpul ia mendorong tubuh Sasuke, sebenarnya jika ia tak sedang mengandung ia tak akan melakukan itu, tapi ia merasa perutnya ditekan dan kurang nyaman, "Hiks Sasuke-kun kenapa kau sekasar itu, Tidakah kau pikir keadaan anakmu bagaimana?"

Terdiam sesaat, pria itu melirik perutnya sejenak sebelum melangkah mundur. Dan Sakura masih menatapnya tepat di wajah pria itu menunggu kata-kata yang mungkin saja bisa menghilangkan rasa kesal di hatinya ini.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang