Chapter 18

2.2K 266 26
                                    

Disinilah mereka berdua berada. Di dalam kamar milik Sakura yang tidak terlalu luas, jika dibandingkan dengan ruang tamu mereka, kamarnya hanya setengahnya saja. Tapi menurut Sakura ini sudah cukup baginya, entah bagaimana menurut Sasuke.

Tempat tidurnya pun tidak besar, boleh cukup untuk mereka berdua jika dia tidak tidur dengan gaya kupu-kupu yang memakan setiap sudut tempat. Kebiasaan buruknya itu sudah tidak diadakan semenjak memilih untuk merantau ke kota. Lebih ke membiasakan diri saja, apalagi tempat tidurnya dulu lumayan kecil daripada tempat tidur di rumahnya. Sebenarnya ia sangat bersyukur, saat menikah dengan Sasuke banyak kemewahan yang ia rasakan, tapi ya begitulah.

"Jika kau tidak nyaman, kau boleh pulang. Masih ada waktu ini juga masih sore" ucap Sakura sambil mendudukkan tubuhnya di tempat tidurnya.

"Tentu saja tidak" dari cara bicaranya terdengar meragukan Sakura paham itu, ya semoga saja pria itu tidak mengeluh. Karena jika dia sampai mengeluh, ia sendiri yang akan mengusir Sasuke saat itu juga meski tengah malam buta.

"Ya sudah kau tidur di bawah, aku punya matras kasur yang tidak terlalu tipis tidak juga tebal"

Terdiam beberapa saat memikirkan ucapan Sakura barusan, ini dia tidak salah dengar. Dan lagi nada bicara Sakura berbeda sekali saat tadi ada orangtuanya. Saat hanya mereka berdua, bicaranya tidak ada nada lembut dan itu sungguh menganggunya.

"Tapi ibu bilang aku tidur denganmu, lagipula tempat tidurmu sepertinya cukup untuk menampung dua orang" ucap Sasuke sambil mengernyitkan alisnya kebingungan.

"Dua orang kan bukan tiga?"

"Lalu kenapa aku harus tidur di bawah"

Memutar bola matanya, berusaha untuk tidak berdecak kesal. Kemana otak jenius pria itu, berpikir saja lama. "anakmu tidak kau hitung?"

"Tapi dia masih dalam perutmu Sakura"

"Halah sudah diam saja" Sakura berjalan menuju sudut kamarnya dan mengambil matras yang biasa ia gunakan saat ingin rebahan sambil menonton tv di ruang tamu.

Menaruh matras tersebut di lantai kamarnya yang memang sudah bersih, karena ibunya rajin membersihkan kamarnya meski sudah jarang ia tempati.

"Jika kau tidak terima, kau bisa pulang"

"Ti-tidak aku akan tidur di bawah, siapa bilang aku tidak terima"

"Bagus kalau begitu... Dan jangan berani-berani melaporkan pada ibu dan ayahku jika tak ingin aku berulah" Sakura berjalan keluar kamarnya.

Dan Sasuke hanya memperhatikan istrinya dalam diam, tak tahu harus mengatakan apa. Ia hanya tidak terbiasa dengan posisi seperti ini, apalagi sikap Sakura yang berubah drastis.

.

.

.

Mereka berempat berkumpul di kedai jagung bakar milik ibunya. Disitu Sakura yang paling antusias memakan jagung tersebut, sanking merindukan makanan buatan ibunya, ia rela memakan semuanya tanpa terkecuali.

Sasuke sendiri hanya memperhatikan istrinya dalam diam. Namun senyum Sakura membuat perasaannya lega, setidaknya membawa wanita itu kesini tidak sia-sia. Dia tidak tenggelam dalam kesedihan yang belakangan ini menghajarnya habis-habisan.

"Sasuke-kun tidak makan jagung atau ramen?"

Pria itu terdiam saat pertanyaan dari mertuanya terdengar. Sakura yang tadinya tersenyum kini menatap pria itu sinis, ingatan tentang makanan ibunya terlintas di kepalanya. Perasaan kesal datang begitu saja, meski berusaha ia tanam dan lupakan.

"Ah i-"

"Tidak usah tawari bu, Sasuke-kun tidak biasa memakan makanan kampungan seperti ini, lidahnya tidak cocok" celetuk Sakura cepat.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang