Chapter 17

1.9K 248 22
                                    

Hari itu Sasuke memutuskan untuk tidak masuk kantor karena harus mengantar istrinya ke rumah orangtuanya. Ia akan menyetujui Sakura pergi menggunakan kereta namun melihat keadaannya yang masih murung apalagi dalam keadaan hamil, Sasuke tidak tega.

Lagipula pekerjaan pentingnya sudah ia atasi, untuk yang lain bisa sekretarisnya yang urus. Ia juga sudah memberitahukan pada ayahnya. Pria paruh baya tersebut bahkan sangat menyetujui keputusannya.

Sasuke sudah menaruh koper milik istrinya ke dalam bagasi. Sakura tak mengatakan secara jelas berapa lama dia akan tinggal di rumah orangtuanya. Namun dilihat dari banyaknya pakaian, bisa sampai seminggu. Sasuke harap ia bisa tidur nyenyak saat tak ada istrinya di rumah. Bahkan saat tidur pisah kamar pun ia tidak tertidur dengan baik karena terus memikirkan Sakura, bagaimana jika wanita itu tidak tidur di rumah mereka. Sepertinya ia memang harus membiasakan diri.

"Sudah siap?" Tanya Sasuke lagi, memastikan keadaan istrinya apakah lebih membaik daripada sebelumnya yang dihiasi mata bengkak dan hidung memerah karena semalaman dia menangis.

"Hmm" gumamnya sambil mengangguk.

Dilihat dari wajah murungnya, Sasuke hapal begitu suasana hati istrinya sedang tidak baik -baik saja. Belakangan ini setelah pertengkaran besar mereka, ia banyak belajar tentang Sakura, terutama mimik wajahnya.

Sasuke maju membenarkan penutup kepala Sakura, sebelum ia mengelus pipi tersebut dengan lembut dan penuh hati-hati, seolah akan hancur jika ditekan keras. "Katakan padaku jika kau lelah duduk terus, aku akan berhenti dan mencari tempat yang bagus untukmu untuk beristirahat"

Perjalanan menggunakan mobil memang memakan waktu cukup lama, sekitar lima jam daripada menggunakan kereta listrik. Tapi tak ada pilihan lain, Sasuke merasa aman jika istrinya ia yang awasi langsung.

"Aku naik kereta saja"

"Untuk itu aku tidak akan izinkan" Sasuke membuka pintu mobil, "masuklah"

Akhirnya Sakura tak bisa membantah ataupun melawan, ia hanya kehabisan tenaga saja karena terlalu lama menangis. Jadi kali ini ia mengikuti perintah Sasuke dan masuk ke dalam mobil.

.

.

.

Sasuke menghentikan mobilnya, ketika melihat ada minimarket. Ia membutuhkan kopi untuk kembali menyegarkan kepalanya. Perjalanan mereka sudah 3 jam, tidak terlalu jauh lagi, karena jalan senggang jadi tidak ada yang namanya macet.

Sebelum turun ia sempat melirik Sakura yang masih tertidur pulas. Sepertinya harus membelikan wanita itu cemilan untuk dimakan, sedari tadi Sakura hanya melamun lalu tidur, begitu terus.

Mengecek situasi cukup aman untuk meninggalkan istrinya sendiri di mobil dalam keadaan tertidur, ia segera turun dan masuk ke dalam minimarket.

Tidak ingin berlama-lama, jadi ia asal mengambil saja cemilan untuk Sakura dan beberapa minuman susu, tak tahu yang mana kesukaan Sakura, tapi dominan rasa cokelat karena tahu Sakura sangat menyukai apapun yang berhubungan dengan cokelat.

Membayar belanjaanmya di kasir, tidak membutuhkan banyak waktu karena ia langsung membayar via scan, dan segera kembali ke mobilnya. Hanya tidak ingin saja membiarkan Sakura sendirian di mobil saat sedang tidur.

Membuka mobilnya lumayan cepat. Mengernyitkan alisnya beberapa detik hingga kini wajahnya pucat pasi ketika melihat kursi yang diduduki Sakura telah kosong.

Jantungnya langsung berdetak sangat cepat, rasa panik dan takut menyerang tiba-tiba.

"SAKURA, KAU DIMANA. SAKURAAAA" Sasuke tak bisa menutupi wajah paniknya hingga ia berteriak seperti bukan dirinya. Beberapa karyawan minimarket sempat mengintip dari balik kaca karena penasaran.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang