Chapter 5

1.5K 201 29
                                    

Menaruh kopi untuk suaminya di atas dengan diam tanpa bersuara, Sakura bukannya marah hanya saja suasana hatinya sedikit buruk mengingat kejadian semalam, tapi jujur ia tak marah ataupun menyimpan dendam pada ibu mertuanya ataupun pada suaminya.

Wanita itu kemudian dengan telaten merapikan meja kerja Sasuke yang lumayan berantakan, meski hari ini libur semalam Sasuke bekerja sampai larut, ia tak ingin bertanya lebih lanjut mengapa Sasuke harus sesibuk itu bekerja meskipun sedang berada di rumah.

"Sakura bisa kau pasangkan saklar untuk komputerku?" Sakura menoleh pada Sasuke sejenak, lalu mengerjakan apa yang disuruh oleh pria tersebut.

Saat akan berbalik menuju pintu kamar, lengannya dicekal oleh Sasuke yang membuatnya harus berbalik untuk melihat atau sekedar mendengar apa yang akan disuruh oleh pria itu lagi.

"Kenapa?"

Tak langsung menjawab, lantas ia memiringkan kepalanya menatap lebih lama mata penuh tanya tersebut. Ia memang tak mengeluarkan sepatah kata pun namun Sasuke tahu jika ia sedang bertanya balik lewat tatapan.

Sasuke mendudukan tubuhnya lalu menarik lengan istrinya hingga wanita tersebut terduduk dipangkuannya. Tangannya terangkat mengelus pipi istrinya yang halus. "Kau marah padaku?"

Menggeleng pelan sebagai jawaban, mulutnya masih bungkam tak ingin mengeluarkan suara.

"Sedari tadi kau hanya diam, tidak seperti biasanya" Sasuke memeluknya erat hingga menenggelamkan kepalanya di ceruk leher istrinya yang wangi. "Aku tidak suka saat kau mendiamiku, jika kau marah karena kejadian semalam, aku tidak bermaksud untuk diam aku hanya tak ingin ada keributan"

Penjelasan yang keluar dari mulut Sasuke mampu membuat dadanya menghangat. Rasa yang ia tak mengerti kenapa itu menghilang seketika menggantikan perasaan senang. Sepertinya curang, ia cepat luluh hanya dengan deretan kata tersebut.

Bibirnya tersenyum manis begitu suaminya melepas pelukannya, mereka saling tatap satu sama lain. Tatapan Sasuke yang datar namun mengandung banyak arti membuat Sakura tertegun, semakin tak mengerti namun hatinya terus menuntut untuk mengerti. Ada apa dengan tatapan itu? Tatapan dari awal mereka menjalin hubungan hingga saat ini belum kunjung ia tahu artinya.

"Sasuke-kun, apa maksud tatapanmu itu?" Daripada menanyakan langsung, ia hanya bisa bergumam dalam hati.

.

.

.

Sakura memperhatikan penampilannya dicermin, dengan mengenakan dres sederhana namun terlihat manis di tubuhnya ini, ia akan pergi untuk memeriksa kandungan.

Jujur saja karena sibuk dengan pekerjaan rumah ia sampai melupakan pemeriksaan, beruntung nenek Chiyo mengingatkannya entah apa yang terjadi jika ia lupa.

Sambil memegang ujung tasnya, ia menatap pada suaminya yang kini kembali sibuk dengan laptopnya, padahal ini hari minggu dan Sasuke begitu sibuk seolah tak ada hari lain untuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Sasuke-kun apa masih lama?" Dia bertanya sambil melihat jam tangannya. Ini sudah sore, biasanya dokter kandungan yang sering ia datangi saat hari libur kliniknya tidak buka sampai malam .

"Masih lumayan lama, kau pergi saja dengan supir" jawab Sasuke dan masih sibuk dengan layar tersebut tanpa melihat wajah kekecewaan istrinya.

Padahal Sakura berharap jika Sasuke akan menemaninya, mengingat ini hari libur pantasnya juga mereka menghabiskan waktu keluar hanya untuk sekedar jalan-jalan.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi ya, Sasuke-kun jangan lupa makan"

"Hn"

Segera saja melangkah keluar kamar tersebut, ia tak boleh berleha-leha selain karena tempat tersebut cepat tutup, ia juga harus membantu untuk menyiapkan makan malam. Pekerjaan yang tak pernah terlewatkan saat ia tinggal di rumah ini.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang