Chapter 15

1.9K 258 43
                                    

Volume Tv terdengar cukup keras, Sakura menyukai serial yang sedang tayang itu. Kapan terakhir kali ia semenikmati ini saat menonton Tv, mungkin saat ia masih sekolah dulu.

Dimana saat pulang sekolah ia makan sambil menonton dan kadang kala ia sampai tertidur, walau Tv dan makanan yang ia makan saat itu tidaklah mewah, tapi banyak kenangan indah yang tersimpan dan membekas di ingatan.

Ketika akan menyuapi buah, gerakannya terhenti. Sontak matanya melebar lalu segera melihat ke arah jam dinding. Nyaris berteriak melihat jam hampir menunjukan angka 10 pagi, dia menepuk jidatnya. "Aku lupa sarapan.. oh sayang maafkan mama" melirik perutnya dengan tatapan memelas.

Segera berjalan menuju dapur, mengingat kulkasnya masih penuh, jadi ia bisa membuat sarapan untuk dirinya.

Biasanya memang ia akan sarapan pagi sekali karena sekalian bersama Sasuke, tapi setelah kejadian tersebut ia masih enggan melakukan kegiatan pagi harinya.

Langkahnya kembali terhenti bersamaan dengan matanya menangkap Sasuke juga seolah terjeda ketika akan menaruh sebuah piring di atas meja.

Napasnya yang tadi tertahan, sekarang ia hembuskan lalu berjalan menuju kulkas.

"Bahan makanannya sudah habis" ucap Sasuke seolah bisa tahu tujuan wanita tersebut, dan Sakura langsung berbalik padanya dengan alis terangkat penuh tanya, "Aku membuat nasi goreng lebih, makanlah punyamu sudah ku pisahkan" lanjutnya, matanya melirik satu piring yang sudah terisi nasi goreng dan beberapa hiasan sayuran.

"Kau yakin itu sehat untukku?" Ucap Sakura tiba-tiba.

Sasuke terkejut beberapa detik, ia sempat merasa dejavu dengan kata-kata tersebut. "Tentu saja, aku juga akan memakannya jika kau meragukan nasi goreng buatanku"

Menepis angin sambil mendengus ketika Sasuke duduk dan mulai menyantap makanan tersebut. "Aku tidak berselera dengan makanan buatanmu, lebih baik beli di luar"

Dia berbalik, dan akan kembali ke ruang tamu, namun panggilan Sasuke menghentikan langkahnya lagi.

"Apa-apaan mulutmu itu?"

"Apa-apaan?" Berbalik, memasang wajah tidak percaya. Lalu tertawa kecil dan kembali memasang wajah datar. "Anakmu memang tidak ingin memakan makanan itu, apakah ada masalah?" Ia menekan setiap kata yang terucap.

Wajah emosi Sasuke terpampang jelas, Sakura sudah siap dengan beberapa barang yang mungkin akan melayang dan mengotori dapur, tapi ia tidak peduli dan tidak akan membersihkannya, bukan ia yang melakukan jadi untuk apa ia yang bertanggung jawab.

Oke, dia salah menebak. Karena Sasuke bukannya melempar barang malah mendekatinya. Kali ini ia memasang badan kalau-kalau Sasuke kembali menamparnya ia tidak akan tinggal diam saja.

DEG...

Pelukan itu nyata, dan terasa hangat seketika. Tapi perasaan menyenangkan itu tidak lagi seperti dulu. Pelukan dari suaminya terasa biasa saja, saat hatinya dipenuhi oleh kekecewaan besar.

Terasa hampa.

Hingga tangannya sendiri yang berusaha melepaskan pelukan itu, "aku merasa kurang nyaman"

Sepintas ia mendapati tatapan sendu, tapi untuk apa tatapan itu?

"Hn baiklah... Kau di rumah saja, biar aku belikan makananmu, kau ingin makan apa hm?"

Tatapan itu? Kenapa. Dan terus terlintas di kepala Sakura. Tapi ia kecewa, nyaris menangis ketika ingatan semalam terlintas di kepala.

Menepis tangan Sasuke dari bahunya, "tidak perlu. Aku bisa beli sendiri" dan berbalik begitu saja tanpa memperdulikan panggilan Sasuke.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang