Chapter 29

1.2K 182 34
                                    

Suasana taman rumah sakit kala itu terasa ramai, ada beberapa pasien yang sedang menikmati angin segar ditemani keluarga mereka tertawa lepas. Meski ada anggota mereka yang sakit, mereka berusaha menciptakan tawa agar tidak menampakkan kesedihan yang mereka rasakan.

Sakura hanya bisa menatap mereka dengan pandangan sulit diartikan, ia memilih duduk di taman setelah apa yang dikatakan Mikoto padanya. Ia tidak dendam ataupun marah, tapi alangkah baiknya ia menjauh sejenak dari wanita tersebut, tidak ingin membuat suasana di antara mereka semakin keruh.

Ia ingin sekali hubungannya bersama Mikoto berjalan baik, tapi melihat sikapnya yang tidak berubah sama sekali menyadarkannya untuk tahu batasan, Mikoto mungkin masih belum menganggapnya sebagai menantu.

Masih menusuk hatinya, tapi ia tidak tahu harus melakukan cara apa lagi. Ia melakukan semuanya dengan tulus tanpa ada paksaan ataupun mencari muka saja.

Kini tatapannya turun pada perut buncitnya, mengelus dengan lembut, "sayangku, semoga nenekmu bisa menyayangimu dengan tulus, tak apa jika dia jahat pada mama, tapi mama sangat berharap nenek akan memperlakukanmu dengan baik" gumamnya lirih, berusaha untuk tidak menangis, ia sayang pada bayinya, jika kebanyakan bersedih akan berdampak buruk pada kandungannya.

"Sakura" menoleh ke asal suara, Sakura cukup terkejut mendapati keberadaan Gaara yang berjalan mendekatinya bersama Matsuri.

Wajah berseri pria itu menandakan jika hubungannya dengan Matsuri berjalan baik, ia bersyukur dalam hati jika itu benar.

"Oh, hay, Gaara Matsuri" sapanya ramah, tersenyum senang walau merasa sedikit ngilu melihat Matsuri yang mulai kesusahan berjalan, meski begitu Gaara membantunya.

"Apa yang kau lakukan disini, kau sehat kan?" Tanya Matsuri khawatir, dia menduduki tubuhnya yang dibantu oleh Gaara. Entah mengapa Sakura merasa pria itu terlihat posesif pada wanitanya.

"Tentu, aku dan bayiku sehat. Aku disini sedang menjaga ibu mertuaku, dia mengalami kecelakaan kemarin"

"Aku turut prihatin, semoga cepat sembuh yaa" ucap Matsuri.

"Kalian sendiri sedang apa disini?"

"Memeriksa si buncit, lihat kakinya mulai membengkak dan kesulitan berjalan, jadi kami memutuskan ke rumah sakit untuk memeriksanya" jelas Gaara ada nada tawa, dam dia mendapatkan tatapan tajam dari Matsuri.

"Buncit begini juga kau yang buat, dasar" dengus Matsuri kesal, wanita hamil dan kelabilannya.

"Iya kau benar Matsuri, mana hampir 9 bulan tidak ditanggung jawab" tambah Sakura, memanasi Matsuri sekalian mengejek Gaara yang kini memasang wajah panik sambil bergelut manja di lengan Matsuri meminta ampunan.

"Kau jangan termakan omongan Sakura, kau tahu aku mencintaimu dari dulu, jika aku tahu dari awal aku akan bertanggung jawab"

"Jangan percaya, kau tahu Matsuri dia pernah memaksaku menjalin hubungan dengannya disaat dia tahu jika aku sedang bersuami dan mengandung" Sakura mengadu, selain ingin mengerjai Gaara ia juga bermaksud membuka kejadian tersebut agar suatu hari tidak menjadi masalah di antara mereka.

Matsuri terdiam, namun tanduk transparannya mulai keluar begitu juga asap tak kasat mata yang menguar dari hidung dan telinga. Sakura yang melihatnya tertawa apalagi wajah ketakutan Gaara.

"Bagaimana bisa kau melakukan hal tersebut disaat kau menghamili wanita lain hee Gaara-kun?"

"Aku tidak tahu Sayang, maafkan aku"

"Jangan Matsuri, kasih pelajaran saja" Sakura, entah sejak kapan menjadi kompor 5 mata seperti ini. Tidakkah kasihan pada Gaara yang persis kucing tersiram air dingin.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang