The Arrogant Uchiha Family

Chapter 31

Banyak orang masih berkumpul di rumahnya, sama seperti beberapa hari lalu saat ia berada di rumah sakit. Ia diperbolehkan pulang baru hari ini dan beberapa teman dekatnya dan teman kerja Sasuke tidak henti-hentinya datang untuk memberinya selamat serta hadiah kecil.

Bukan hanya itu, beberapa pebisnis yang tidak tahu jika Sasuke sudah menikah pun sangat terkejut ketika Sasuke sudah mempunyai istri dan anak. Mereka baru tahu saat Fugaku mengumumkan bahwa dia sudah mempunyai cucu dari putra keduanya. Beberapa rombongan kolega mereka datang untuk memberi selamat. Ada yang pernah datang ke rumah untuk makan malam bahkan terkejut ketika tahu kalau Sakura adalah istri Sasuke, yang pernah mereka anggap pelayan pada saati itu. Tapi mereka berusaha untuk tidak bertanya lebih dalam tentang kejadian tersebut, itu adalah masalah keluarga Uchiha, jika masih ingin bisnis mereka aman lebih baik tutup mulut saja.

"Cucumu sangat cantik Fugaku, pasti saat dewasa nanti dia akan menjadi rebutan para lelaki" ucap salah satu teman Fugaku.

Fugaku yang saat itu sedang menatap cucunya yang berada di pelukannya kini menatap teman-temannya yang terkekeh karena ucapan salah satu temannya. Pria paruh baya itu berdehem, "aku belum siap untuk itu, dan pastinya mereka harus berhadapan denganku dan putraku lebih dahulu"

"Kau akan menjadi kakek yang posesif kepada cucu hahaha"

"Iya sepertinya begitu" jawab Fugaku sambil menatap lamat mata indah cucunya. Meski memiliki bola mata dan rambut seperti Sasuke, tapi bayi ini benar-benar cantik seperti menantunya. Ia tidak bisa memungkiri bahwa Sakura benar-benar cantik, dan dia juga memiliki hati yang baik bagaikan malaikat, mengingat apa yang pernah Mikoto dan Sasuke perbuat padanya dulu, wanita itu tetap menerima mereka dengan tangan terbuka. Ia paham sekarang kenapa Sasuke sangat tergila-gila pada Sakura.

Saat para pria paru baya pebisnis itu asik berbincang. Sakura hanya memperhatikan mereka sambil tersenyum, ia bahagia sekaligus terharu melihat respon mereka yang sangat menyayangi putrinya. Inilah yang ia inginkan, orang-orang menyayangi putrinya dengan tulus, bayi kecil itu pantas mendapatkannya.

"Sayang apa yang kau pikirkan, ayo ku antar ke kamar kau harus banyak istirahat, Sarada biar aku yang mengurusnya" ucap Sasuke tiba-tiba. Melihat istrinya yang hanya diam saja ia pikir wanita itu butuh waktu untuk tidur, sedari tadi dia sibuk menyapa teman-teman kerja ayahnya.

"Ah baiklah Sasuke-kun" Sakura tak menolak karena memang benar ia ingin beristirahat meski hanya sejenak. Ia butuh tidur, semalam ia tidak tidur nyenyak karena harus menyusui Sarada.

"Ayah aku akan mengantar Sakura ke kamar, titip Sarada sebentar" pamitnya pada ayahnya yang dibalas dengan anggukan.

Membantu istrinya berjalan menuju kamar, tapi melihat Sakura yang berjalan pelan. Ia dengan kesadaran penuh mengangkat tubuh istrinya, lebih baik menggendong wanita itu daripada tenaganya akan terkuras hanya karena berjalan.

"Sasuke benar-benar memperlakukan istrinya dengan baik, ah aku jadi merindukan masa-masa mudaku dulu" ucap salah satu teman Fugaku, dia sampai tersenyum haru melihatnya.

"Sasuke-kun turunkan aku, semua melihat ke arah kita" dia berusaha menutupi wajahnya di dada bidang suaminya saat merasa para tamu ayah mertuanya menatap ke arah mereka.

"Kenapa, kau kan istriku" ia sempat menggoda Sakura sambil mencium pipi Sakura.

Sasuke membawa istrinya menuju kamar mereka, menaruh dengan hati-hati istrinya di tempat tidur lalu ia ikut merebahkan tubuhnya di samping Sakura, tak lupa memeluknya. Tangannya yang bebas mengelus punggung Sakura.

"Sasuke-kun bilang akan menjaga Sarada"

"Sebentar setelah menidurkan mu sayang, aku tidak ingin perhatianku hanya sepenuhnya pada Sarada. Maksudku bukan berarti aku tidak menyukainya, tapi aku ingin kau dan anak kita sama-sama mendapatkan perhatian" ia menjelaskan penuh kelembutan dan kehati-hatian, takut akan melukai perasaan Sakura yang belakangan ini sedikit sensitif.