Chapter 14

1.9K 263 75
                                    

Sakura berdiri disini, menggunakan kakinya yang terlihat kuat namun jika dilihat teliti begitu rapuh dan butuh penopang.

Memaksanya kembali ke realita hidup yang selalu jauh dari ekspektasi. Harapan indahnya menghilang di bawah angin malam.

Banyak yang akan kecewa dengan keputusannya, termaksud orangtuanya dan dirinya, tapi lebih banyak juga yang bahagia akan keputusannya, ada pro dan kontra namun lebih banyak pendukung yang saat mendengar berita ini akan tertawa keras dan bahkan mengatainya habis-habisan.

Rasa cinta yang tidak pernah akan habis tidak akan pula menghilang begitu saja walaupun tertumpuk dengan rasa kecewa. Masih ada dan tertanam dalam di dalam lubuk hati paling dalam. Karena sejatinya rasa cinta tidak mudah hilang begitu saja.

Tatapannya datar, menatap lurus ke depan, menatap tanpa ekspresi pada pria yang berdiri di hadapannya. Ada apa dengan dunia ini? Mengapa mengabulkan keinginannya disaat ia sudah tidak mengharapkannya.

Kemarin ia tidak ingin egois, banyak yang ia pikir, rumah tanggnya yang masih seumuran jagung, kedua orangtuanya, hati dan rasa cintanya lalu paling utama bayi di dalam kandungannya.

Tapi hari demi hari yang terasa singkat namun berisi padat dengan hinaan kenapa tidak bersikap egois saja jika dipenuhi tekanan? Ayolah, kali ini saja pikirkan kebahagiaan dirimu. Ingat sudah berapa lama kau tidak merasakan perasaan lega tanpa beban ini?

"Kau pikir bisa menceraikanku?"

Ia kembali dari lamunannya yang sudah berjalan jauh, memikirkan bagaimana kehidupannya setelah bercerai.

Wajah yang tadi tidak berekspresi kini mendadak terkejut mendengar ucapan Sasuke, ia melupakan satu kejadian yang harusnya ia arsipkan dalam ingatannya.

'Sasuke tidak akan melepaskannya'

Sudah pernah sekali ia memutuskan Sasuke saat mereka masih pacaran dulu, dan tidak terjadi apapun yang berhubungan dengan perpisahan. Melainkan Sasuke semakin mendekatinya.

Sakura menggeleng cepat, "ti-tidak, aku ingin bercerai" dia mundur dengan memasang wajah panik.

Sasuke semakin mendekatkan tubuhnya, hingga tubuh mereka berhimpitan di tembok. Tubuh Sakura merinding tiba-tiba melihat wajah Sasuke yang tidak seperti biasanya. "Maka bermimpilah dalam tidurmu.. jika kau sudah menjadi istri Uchiha Sasuke, akan selamanya kau menjadi istri Uchiha Sasuke. Kau paham?... Kalaupun kau memaksa ingin bercerai ada peraturan yang harusnya kau tahu"

"TIDAK ADA PERATURAN SEPERTI ITU SASUKE. AKU AKAN TETAP BERCERAI" Teriak Sakura tanpa sadar.

Sasuke terdiam, seumur hidup baru kali ini wanita itu meneriakinya bahkan memanggil namanya tanpa ada embel-embel kun di belakangnya.

Bukan! Bukan kemarahan, melainkan yang ia dengar adalah tawa dari Uchiha Sasuke, tawa meremehkan yang sangat mengganggu Sakura.

Apakah ia lupa jika menandatangani surat perjanjian?

"Kau lupa?" Sasuke berjalan mundur, dan menghilang dari dapur entah pergi kemana pria itu, Sakura tidak memperdulikannya.

Ia hanya termenung di tempat dengan air mata yang terus menetes, keputusannya sudah bulat ingin bercerai dengan Sasuke, tapi kenapa?

"Hiks kenapa?" Gumamnya pelan sambil tertunduk dalam.

"Kau harus melihat ini"

Matanya menangkap jelas surat yang disodorkan Sasuke tepat di depan matanya.

Melebarkan matanya melihat dengan jelas tanda tangannya. Ia ingat menandatangani surat itu sehari sebelum menikah, ia tak menyadari jika ada tulisan itu karena hanya menandatanganinya tanpa mengecek terlebih dahulu.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang