Chapter 28

2.8K 246 35
                                    

Tengah malam Sasuke baru sampai ke rumah setelah melewati hari yang padat. Ia harusnya pulang dua jam lagi tapi karena tidak sempat mengabari istrinya seharian ini membuatnya menunda beberapa pekerjaan dan memilih pulang karena tidak bisa menghubungi Sakura secara langsung.

Entah apa yang ia pikirkan tadi bekerja tidak fokus bahkan sampai menjatuhkan ponselnya hingga mati total, menjadi alasan kenapa ia tidak bisa menghubungi langsung Sakura, apalagi tadi ia benar-benar sibuk, dan baru ini memegang ponselnya. Ini pun ponsel baru yang dibeli anak buahnya tadi.

Ia memasuki rumahnya gelap gulita, setahunya Sakura tidak biasa mematikan semua lampu. "Apa mungkin dia masih di rumah Ino?" Gumam Sasuke bertanya sambil menyalakan lampu saat menemukan remot yang sempat ia cari dengan senter ponsel.

Mendengus kesal, ponsel ini tidak berguna karena tidak ada nomor istrinya. Ponselnya yang terjatuh tadi pun masih diperbaiki. Ia tidak bisa menghubungi siapapun kali ini.

Merasa tidak mendapati keberadaan istrinya, ia segera berbalik keluar dan pergi ke rumah Sai untuk menanyakan keberadaan Sakura.

Tidak membutuhkan banyak waktu karena ia pergi menggunakan mobil. Segera masuk ke dalam gerbang yang terbuka kecil dan mengetuk pintu tersebut tidak sabaran. Entah mengapa ia merasa tidak enak, tidak biasanya istrinya pergi diam-diam.

Jika alasan Sakura pergi karena masih marah sangat mustahil mengingat mereka sudah berbaikan, tapi itu bisa saja terjadi. Sasuke mendengus kesal, ini membuatnya kelimpungan setengah mati.

"Sasuke kenapa, kau seperti dikejar hantu saja" tanya Sai, pria itu pun masih dengan setelan jasnya. Mengingat mereka tadi sempat meeting bersama sebelum pulang.

"Sakura ada disini?"

"Ah Sasuke yaa, Sakura sudah pulang dari sore tadi. Kenapa memangnya?" Itu suara Ino yang muncul tiba-tiba karena penasaran pada siapa yang mengetuk pintu mereka tengah malam begini.

"Oh baiklah" dia hanya bergumam seperti itu lalu berbalik pergi tanpa mengucapkan terimakasih. Tidak sempat baginya karena sekarang ia membutuhkan keberadaan istrinya yang menghilang tiba-tiba seperti ini.

"Ah kau dimana Sakura?" Tanyanya sambil memukul stir, ia tidak kesal pada istrinya tapi sangat khawatir, apalagi Sakura sedang mengandung dan keluar tengah malam begini tanpa sepengetahuannya.

Ponselnya berdering tiba-tiba, panggilan masuk dari anak buahnya. Hanya orang itu yang tahu nomor ponselnya ini.

"Hn?"

"Sasuke-sama maaf mengganggu anda, saya mendapat kabar jika Sakura-sama berada di rumah sakit. Lokasinya akan saya kirim"

Ponselnya terjatuh begitu saja tanpa mendengar lagi apa yang dikatakan anak buahnya itu. Ia sempat linglung beberapa detik mencerna kata-kata tadi. Sebelum memukul stir mobilnya keras dan memutar balik. "Sial" umpatnya keras sambil menancap gas mobilnya melaju ke luar jalan besar bagai orang kesetanan. Jika terjadi sesuatu pada istrinya ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Langkah seribunya tergesa menuju ruangan yang dikirim anak buahnya. Ia berlari dan menabrak beberapa orang, mengabaikan umpatan mereka, pikirannya hanya diisi tentang Sakuranya. Ia tidak tahu apa yang terjadi anak buahnya hanya memberi kabar jika Sakura berada di rumah sakit ini. Tentu membuatnya panik sekali, setahunya Sakura tadi sehat-sehat saja bahkan tidak terlihat pucat sama sekali walaupun tidak memakai makeup.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang