Chapter 16

2K 261 32
                                    

Seminggu belakangan ini Sakura merasa Sasuke sering pulang larut malam. Komunikasi di antara mereka berdua memang jarang, tapi ia tetap melakukan pekerjaannya seperti semula. Kali ini ia tidak memaksakan, hanya mengerjakan apa saja yang perlu.

Saat keluar untuk mengambil minum, ia sempat melihat jam, hampir tengah malam, dan belum melihat keberadaan Sasuke. Ya meski berusaha untuk tidak peduli tapi ia tetap memikirkan alasan kenapa pria itu sudah seminggu ini pulang larut malam.

Menaruh gelasnya di atas meja, ia melirik makanan buatannya di dalam lemari kaca yang sudah dingin. Malam-malam sebelumnya Sasuke memang sering memanaskan makanannya sendiri, ia tak tahu jelas karena sudah tertidur, tapi saat pagi akan membereskan dapur makan malam sudah tidak tersisa, mungkin dimakan Sasuke atau pikiran buruknya berkata jika di buang. Entahlah yang mana benar, ia tak ingin memikirkan hal-hal yang bisa saja membuat suasana hatinya memburuk.

"Eh, kau belum tidur"

Wanita pink itu hampir berteriak, beruntung ia lebih dulu menahan mulutnya saat melihat Sasuke baru saja memasuki dapur dengan pakaian kerjanya, yang menandakan jika pria itu baru saja pulang kerja.

"Sudah, aku hanya merasa haus" jawab Sakura, lalu mengambil makanan yang berada di lemari. Ia berencana untuk memanaskannya.

Namun saat akan membawanya untuk dipanaskan, Sasuke dengan cepat merebut dari tangannya. "Tak apa, biar aku yang panaskan" dia menaruh makanan tersebut di atas meja, dan menarik lembut tangan istrinya.

"Aku bisa memanaskannya" ucap Sakura bersi keras.

"Tidur saja ini sudah larut malam, tidak baik untuk kesehatanmu" dia mendorong pelan tubuh Sakura agar meninggalkan dapur.

Merespon dengan tatapan kesal tak lupa menghentakkan kakinya, "kau sendiri sudah seminggu ini tidur larut malam, aku tidak mempermasalahkannya"

Sasuke terlihat menahan napas, sebelum akhirnya ia menghembuskan napasnya sambil tersenyum tipis. Namun Sakura masih bisa melihat wajah lelah yang tergambar jelas.

"Aku tahu kau khawatir"

"Tidak"

Mengabaikan ucapan sinis tersebut, "aku sedang ada proyek besar, jadi harus bekerja lebih keras lagi. Tapi setelah proyeknya selesai aku akan pulang cepat dan tidak akan tidur larut malam, tenang saja" kata-kata yang diucapkan pria itu mampu membuat Sakura terdiam. Menatap dalam wajah menawan Sasuke yang sedang tersenyum padanya. Meski wajah itu terlihat melelahkan namun dia berusaha baik-baik saja.

"Hm, aku ke kamar dulu" sinisnya sebelum berjalan menuju kamarnya.

"Sakura"

Langkahnya kembali terhenti ketika panggilan Sasuke terdengar, ia berbalik penuh tanya. Pria itu menyuruhnya tidur lalu sekarang malah memanggilnya.

"Boleh aku menyentuh perutmu?"

Pertanyaan sungguh diluar perkiraan Sakura, tumben sekali dia bertanya. Sebelum-sebelumnya pun jika dia ingin, dia akan memegangnya tanpa perlu basa-basi, ya tapi itu sebelum kejadian masalah besar mereka.

"Hm" responnya.

Tersenyum kecil, pria itu mendekati istrinya lalu menunduk hingga telinganya menempel di perut istrinya yang mulai terlihat menonjol. Sakura tak mendengar jelas apa yang dibisikan Sasuke, yang ia lihat hanya Sasuke mencium perutnya sebelum akhirnya pria itu juga mencium jidatnya.

"Tidurlah"

"Kau juga, setelah makan langsung tidur" dia mengatakannya dengan ogah-ogahan.

Sasuke hanya merespon dengan senyuman dan tatapan yang sulit diartikan, tatapan yang selama ini pun masih Sakura cari maksudnya, karena dia belum mengerti.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang