Chapter 30

1.1K 160 19
                                    

Hari ini cuaca mendukung untuk melakukan aktivitas di pagi hari, dan Sakura tak ingin melewatkan jalan-jalan santai di sekitar kompleks, jadi ia bangun pagi-pagi dan mulai bersiap. Dan cukup terkejut melihat suaminya mengekor dengan wajah bantal yang kental sekali. Padahal tadi ia beranjak dari tidur berusaha agar tidak bersuara agar suaminya tidak bangun. Tapi sepertinya pria itu memang jadi lebih sensitif akhir-akhir ini.

Apalagi sekarang kandungannya sudah jalan sembilan bulan lebih, tinggal menunggu hari ia akan melahirkan, tidak sabar menantikan bayi yang selalu ia tunggu-tunggu. Waktu berjalan begitu cepat rasanya kemarin perutnya masih rata kini sudah membesar begitu pula dengan kakinya yang membengkak.

Jadi ini alasannya untuk sekedar jalan-jalan pagi, menghilangkan rasa pegal di kaki dan pinggulnya, ah beban dari bayi mulai terasa tapi ia tidak merasa risih melainkan bahagia.

"Kau akan kemana, ini masih pagi-pagi sekali" tanya Sasuke meski begitu dia ikut memakai sendal dan menggunakan hoodie.

"Aku ingin jalan-jalan di sekitar kompleks sini" jawab Sakura sambil melangkah keluar rumah, tanpa bertanya balik pun ia sudah jelas tahu jika suaminya akan mengekor.

Sasuke semakin posesif padanya apalagi semenjak ia mengeluh sakit ini itu, bahkan suaminya sudah mengambil cuti dan melakukan pekerjaan rumah, jadi semenjak ia kesusahan bergerak Sasuke tak mengijinkannya menyentuh dapur ataupun melakukan pekerjaan berat lainnya, paling-paling ia hanya menyiram bunga dan melayani suaminya itu di ranjang.

"Cuaca hari ini mendukung juga ya Sasuke-kun"

"Hm iya" jawab Sasuke pelan, tangannya melingkar di leher Sakura sambil memberikan kecupan singkat.

"Jangan asal menciumku, ini di tempat umum"

"Tidak ada larangan kan"

"Dasar selalu seenaknya" meski begitu Sakura tersenyum kecil dibuatnya.

"Sasuke-kun tahu, bayinya Ino sangat menggemaskan loh" ia membuka suara, beberapa hari yang lalu Ino melahirkan putra pertamanya, ia sempat datang untuk menjenguk tapi suaminya saat itu tidak bisa ikut karena sibuk mengurus pekerjaan sebelum mengambil cuti.

"Bayi kita juga kalau lahir tidak akan kalah menggemaskan" tangan pria itu terulur mengelus perut buncit istrinya dengan penuh kasih sayang.

Hari-hari bersama Sakura sekarang terasa lebih berharga. ia tidak tahu jika perlakuan buruknya dulu akan berlanjut, apakah ia akan merasakan kebahagiaan seperti saat ini. Sakura seolah menjadi obat saat ia merasa lelah, wanita yang sempat ia abaikan dan perlakukan dengan buruk nyatanya adalah wanita yang sangat ia cintai namun dulu ia terlalu tertutup dengan ego dan gengsi, sekarang dan seterusnya ia akan berusaha menjadi suami serta ayah yang baik untuk keluarga kecilnya, dengan Sakura yang memberinya kesempatan, ia akan menjaga kepercayaan wanita itu sebaik-baik mungkin.

"Dasar Sasuke-kun tidak mau kalah juga"

"Kenyataannya begitu, apalagi dia mempunyai ibu yang cantik sepertimu"

"Sasuke-kun bisa saja" ucapnya sambil tertawa geli.

Mereka kembali melangkah, kali ini berbelok dan balik ke arah rumah mereka yang ternyata sudah lumayan jauh. Berbicara terlalu asik sampai tidak sadar jika mereka berjalan sudah sejauh ini.

Sakura menghentikan langkahnya sejenak ketika merasa sesuatu, membuat Sasuke menatapnya penuh tanya.

"Ada apa?"

"Sasuke-kun, hmm anuu"

"Katakan, apa ada sesuatu yang kau inginkan?" Tanya Sasuke cepat.

"Sepertinya aku akan melahirkan"

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang