Chapter 22

1.7K 212 29
                                    

Sakura bukan ingin mencampuri urusan Sasuke, tapi ia cukup terkejut mendapati pria itu berada di belakangnya. Apalagi saat ia bertanya Sasuke menjawab sudah sekitar 10 menit yang lalu, berarti saat ia berbicara dengan Ino pun pria itu sudah berada disitu, hanya mereka saja yang tidak menyadarinya.

Ia tidak ingin banyak tanya lagi, jadi melihat Sasuke kembali masuk ke dalam rumah, ia pun ikut masuk. Tapi berusaha mungkin menjaga jarak. Dan saat melihat Sasuke berjalan menuju dapur, ia segera berbelok menuju gazebo kecil yang berada di samping rumah tersebut.

Ingin cepat-cepat menyantap es krim yang diberikan Gaara, sangat cocok dengan cuaca hari ini. "Kebetulan sekali ini es krim kesukaanku" gumamnya antusias, sambil membuka tutup cup. Segera saja mengambil sendok yang berada di pinggiran cup tersebut.

Menyendokkan ke dalam mulut bersamaan rasa manis terasa di lidah. "Ini sangat menyegarkan, sudah berapa lama aku tidak makam es krim" ia berbicara sendiri seperti anak kecil yang mengagumi es krim.

Untuk ucapan sayang Gaara padanya tadi, cukup mengejutkan apalagi melihat Sasuke berada di dekatnya. Tapi ia berusaha tidak mempermasalahkan itu karena tahu bagaimana sifat Gaara yang memang selalu bercanda, bukan hanya kali ini saja kan pria itu memanggilnya dengan kata-kata aneh. Bahkan Temari yang lebih kesal ketimbang dirinya yang hanya diam saja, karena menganggap itu candaan.

"Sakura"

Menghentikan gerakan menyendokkan es krim ke dalam mulut, Sakura mengadahkan kepalanya pada Sasuke yang berdiri di pintu. "Ya, ada apa?"

"Kau sudah makan siang?"

"Belum, tapi aku akan makan jika aku merasa lapar. Ada apa memangnya?"

"Aku akan memasak lebih, jika kau mau kau bisa memakannya"

Tersenyum sambil menggeleng, "tidak perlu, lebih baik kau simpan saja untuk makan malam. Aku bisa memasak sendiri, maaf ya. Aku hanya merasa akan merepotkan mu jika aku terus memakan masakan buatan mu, apalagi disini aku hanya menumpang tinggal" Sakura benar-benar menolaknya karena merasa tidak enak hati, bukan karena dendam pada pria itu.

"Hm baiklah"

Dalam diam, Sakura memperhatikanmu pria itu berbalik. Meski dia tersenyum tapi Sakura bisa melihat jelas tatapan lesu Sasuke.

Tak ingin menjadi pikiran lagi untuknya, ia kembali menyantap es krim yang mulai mencair. Jika terus dibiarkan es krimnya tidak akan terasa nikmat. Jadi ia segera menghabisinya.

.

.

.

Sebenarnya Sakura ingin mencari kerja sampingan, walau tidak berat tapi upahnya bisa ia simpan untuk masa depan nanti. Tapi Sasuke menolaknya dan bahkan mentransfer uang ke rekeningnya. Ia jadi semakin tidak enak hati pada pria itu, meski hubungan mereka sekarang sudah bukan lagi suami istri, dia tetap memberikannya uang.

Tidak bisa menolaknya, karena ia tahu tujuan awal Sasuke untuk kandungannya. Jadi ia menerima dan mengucap terima kasih pada pria tersebut. Sakura berharap waktu berjalan cepat, hingga ia bisa meninggalkan rumah ini dan tidak lagi merepotkan Sasuke.

Saat ini ia sibuk membersihkan rumah disaat Sasuke pergi bekerja. Meski Sasuke memintanya untuk tidak terlalu memusingkan keadaan rumah ini, tapi ia tetap melakukannya. Cukup tahu diri karena tinggal disini gratis, ia harus melakukan sesuatu yang berguna.

"Aku lupa, sepertinya hari ini jadwalku memeriksa kandungan" dia bergumam sambil menatap kalender. "Sayang maafkan mama ya, sering melupakanmu" dia melirik perutnya sambil memberikan elusan lembut.

Tidak sangka, umur kandungannya sudah memasuki bulan ke 4. Perasaan baru kemarin ia mengobrol dengan Ino di taman membahas akan pergi memeriksa kandungan bersama, tapi tidak pernah kesampaian. Umur kandungannya dengan Ino hanya terpaut dua bulan, berarti ia bisa menebak jika kandungan Ino sudah sekitar 6 bulan, sungguh tidak terasa waktu berjalan cepat.

The Arrogant Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang