9

343 13 1
                                    

"dari mana aja kamu! bawa main Citra ndak bilang-bilang toh?" ucap Gendra langsung sedatangnya kedua pasangan itu kerumah.

"hehe, Anin lupa pak!" cengirnya sambil membuka Helm.

"ora popo lah! kalo sama Mas Anin, saya percaya" balas Waryo.

"dari mana aja atuh kalian teh?" balas Galuh.

"iyaa yah meni ga ngajak gitu ih" timpal Dewi kerja sama. "dari mana dek?" tanya nya.

"main ke caffe pinus diajak bang Dito" balasnya cengar cengir.

"aduu nge date ceritanya" ucap Galuh menggoda. semua orang disana pun tertawa.

Dito yang merasa di sudutkan diam-diam melotot ke arah adiknya. Galuh yang ditatap malah melihat ke arah lain.

"mau ganti baju ta? masih pake seragam itu loh kamu" ucap Hanum menawarkan.

"mandi ya?, ibu sengaja bawain baju dari rumah. kalo mau main itu pulang dulu makanya" ucap Ratih lalu mengajak Citra pergi ke kamar menjauhi kerumunan.

selagi gadis itu bebersih diri, Dito pun pamit juga ingin membersihkan dirinya yang sudah seharian diluar rumah. "Anin mandi dulu juga ya! lengket ini"

"iya! sana mandi" balas Gendra. Dito pun naik ke lantai dua menuju kamarnya.

selagi pasangan itu tidak ada, kedua pihak keluarga memang sengaja berkumpul untuk membahas tentang perjodohan. sebenarnya sudah mereka bicarakan selagi menunggu mereka datang. sekarang ayo lanjutkan!

"kayaknya sudah saling cocok ya itu anak? sudah dibawa main" ucap Gendra.

"bener tuh, Mas jarang-jarang loh bawa main cewe. eh! malah gapernah! yakan mah?" timpal Galuh.

"iyoo, si Anin itu.. jarang loh, saya rasa ini pertama kalinya" ucap Hanum girang.

"emang dia kenapa? sampe jarang banget sama cewe? dia guy?" canda Dewi.

"heh! sembarangan kamu dewi..dewi.." kekeh Waryo ayahnya. diikuti tawa oleh semua orang.

"ndak ngerti saya juga dew, emang gitu anaknya. ga mentingin cewe. haru saya kalo denger dia bilang mau bantu usaha bapak aja. usahaku bisa sukses, hasil banting tulang dia juga itu" jelas Gendra haru.

"ohh, jadi galuh gada bantu apa-apa gitu?" ucapnya merasa tidak di anggap.

"HAHAHA kamu bantu juga, bantu promosi!"

"bagus! bagus! kompak semua!" komen Waryo kagum dengan kerja keras mereka.

"jadi gimana yo? citra itu loh, setuju sama Anin?" tanya Gendra to the point.

"kalo itusih saya belum tanya lagi, to. terakhir dia bilang katane, gamau ah! gamau sama om-om nanti diledek temen!" ujarnya sambil meniru nada Citra yang kesal pada saat itu.

"HAHAHAHAH" semuanya tertawa! benar juga! diakan masih sekolah, sementara Dito sudah lulus.

"kalau umur, pas-pas aja toh? wong beda empat tahun doang! cocok itu!" ujar Hanum memberi pendapat.

"iyaa, bener tante! aku sama bayu aja beda tiga tahun. cocok-cocok aja kok. cuman yaa emang kan posisinya ade masih sekolah, jadi kesannya jauhh" balas Dewi setuju.

"kaya yang mau kawin sekarang aja! santai dulu aja.. santai broo" balas Galuh.

"jujur,to. saya merasa Mas Anin cocok untuk ade. pas lah untuk bimbing dia di umur sekarang. saya liat, main dia itu kejauhan.. salah saya juga kurang merhatiin karna sibuk kerja"

"kau ini waryo..waryo.. anak-anak mu ini wadon loh! sampe bisa motor, pulang malam kau izinkan. piye toh?"

"itu belum apa-apanya om. itu ade sampe dijadiin taruhan sama temen cowonya. main juga nongkrong kejauhan sampe sore" timpal Dewi.

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang