Dito tinggal di sebuah unit Apartemen yang telah di sediakan oleh perusahaan. pada awalnya ia ingin menyewa/membeli rumah saja supaya lebih nyaman. tapi sementara waktu untuk menabung, ia tinggal di Apartement itu seorang.
ruangan nya bernuansa putih dan coklat. jika membuka pintu masuk, langsung di suguhi sinar mentari dari kaca besar menghadap laut.dinding disana cenderung dipoles kasar memberikan kesan klasik. ada balcon juga disana! ia merasa senang. setelah penerbangan selama sembilan jam, ia rehat sejenak menikmati pemandangan kota ini. tak begitu ramai seperti yang ia bayangkan.
''mah, Anin udah sampe'' ucapnya di sambungan telfon.
''Alhamdulilah! gimana? bagus rumah e?''
'' bagus mah, ngadep laut pula! mau liat?''
''boleh''
ia mengganti saluran telfon menjadi video call. ia ajak berkeliling kamera ponselnya itu ke setiap sudut ruangan. Gendra, Hanum dan Galuh melihatnya secara takjub. ''Ah! nanti Galuh nyusul mas kesana" ucapnya bersemangat.
"cari uang sendiri buat kesini" ucap Dito tersenyum disusul tawaan oleh yang lain. "wes! berkemas sana! rapihkan rumahnya. jangan lupa di do'a kan dulu sebelum tidur" ucap Gendra menasihati layak orangtua pada umumnya. Dito tahu itu, setelah ia berkemas barang dan menata tata kamarnya ia langsung solat. semua barang yang dikirim dari indonesia sudah sampai pula disini, jadi ia tinggal unboxing.
lusa nya, Dito mulai bekerja. ia disambut hangat oleh rekan keja lainnya. saling bersalaman dan berpelukan, ia pun bertemu dengan atasannya yang ternyata fasih berbahasa indonesia. ia sangat bahagia dan merasa sangat di terima. jadi ia bekerja dengan baik disana dengan pikiran yang tak luput dari gadis itu.
mereka tetap saling mengabari, walaupun agak sulit karena waktu yang berbeda antara Qatar dan Indonesia. tak jarang, Dito tak bisa berbincang dengan gadis itu karena disana sudah malam. ia tak ingin mengganggu jam tidurnya. begitupun Citra, ia tak ingin mengganggu jam tidurnya.
tapi setiap harinya, Dito membuat ruang chat mereka seperti buku diary. ia tetap menceritakan kejadian di setiap harinya. menceritakan negara Qatar dan aneka budayanya. begitupun sebaliknya, Citra mengabari kemanapun ia pergi dan dengan siapa. sekarang sudah tak ada Dito! jadi dengan mudah ia dapat berbohong dan pergi main ke madam bersama Bima setiap saat. aku tak bisa menyebut gadis itu nakal. toh ia mematuhi permintaan Dito. "harus sudah dirumah sebelum magrib!"
"iyaa bang! ini udah mau pulang kok" ucapnya sambil memakai tas ransel bersiap menaiki motor untuk pulang.
"cepetan! disini udah jam sepuluh saya harus udah tidur. saya gak tenang kalo kamu belum dirumah" ucapnya sambil tiduran di atas kasur dengan mata yang sudah berat.
"iyaa ish bawel! dah dulu ini mau berangkat nih"
" ya sana! HATI HATI" balasanya dengan penegasan setiap kata. telfon pun terputus.
" alahh alaahh LDR sama ayang.." goda Maul menyikut lengan nya.
"berisik!"
"aaa kangen ayang yaa??"
" berisik ih! shh diem kalo yang lain tau gimana?" tegurnya dengan suara berbisik sambil melirik Bima dan kawannya yang masih membayar makanan.
"panik kau dek?" gurau Maul lalu naik ke atas motor begitu saja. ia tak membawa motor, jadi menumpang pada Citra seperti biasanya. "godain aku sekali lagi, gaakan di anterin pulang!" juteknya malas. ""ish? si teteh meni galak gini" balas Maul masih nyengir.
Bima dan yang lainnya pun datang bersiap pulang. "hayu ah balik" ajak Yuda pada yang lain. "maneh nu lila! kita mah udah siap dari tadi nungguin kalian!" kesal Maul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilihmu
Teen Fictionapakah kalian mempercayai jodoh pilihan keluargamu? ini kisah tentang gadis SMA yang bertemu kembali dengan teman kecilnya, Anindito. hubungan antara mereka membuatnya bingung karena sikap pria itu yang sangat protective. antara peduli sebagai kakak...