12

286 14 2
                                    

Sudah berapa hari ini? pagi-pagi yang biasanya di antar jemput Dito. gadis ini sekarang terasa galau, pasalnya si Dito sudah tidak antar jemput lagi..

sebenarnya tak perlu merasa frustasi kan? toh Citra yang terang-terangan meminta. entah mengapa di hatinya merasa tidak nyaman. motornya tetap disita, jadi mau tidak mau tiap harinya ia datang ke sekolah lebih awal dan pulang di antar ojol. atau sesekali di antar Putra.

Semenjak terakhir kali Dito datang kerumah, mereka tidak banyak bicara, pun Dito chat seperlunya saja, di grup persatuan dia tidak nimbrung. sangat dingin, apa mau pria itu? sangat membuat Citra kebingungan dengan sifatnya.

mengenai masalah Perjodohan, Ratih marah pada suaminya, pasalnya Waryo sudah mengetahui kalau Dito menolak perjodohan. bukanya cepat-cepat di beritahu, malah disimpan sendiri.

Dito berhenti berbasa-basi di chat lagi. seperti "saya jemput ya?"
"kamu dimana?"
"sudah sembuh?"
"Dodi ingin main lagi sama kamu"
"mau ke caffe?"

sudah tak ada lagi, sekarang Room Chat nya sepi membuat Citra merasa sedih.
"ngapain aku sedih si anjrot?? kan ini yang dimau ngapain galau sihh nyebelin bangett"
ujarnya dalam hati, menolak rasa yang ada.

"heh! melamun terus! di pohon ini ada penunggunya. kamu kesambet urang yang ribet" tegur Yuda menyadarkan lamunan Citra. mereka sedang kumpul istirahat di kantin, di kantin itu terdapat pohon besar.

gadis itu langsung terkesiap meminum kembali pop ice taro miliknya. "gais, kalian kan cowo nih, kalo kalian batalin ngomong sesuatu yang serius kenapa sih?" tanya nya meminta pencerahan dari sekelompok teman nya yang goblok.

"aww urang mah bukan cowo, waria" gurau Bambang melambai lambaikan tangan nya alay, dengan bahu yang di goyang manja.

"serius aih!" pinta nya.

"kumaha? ulang" ujar Bima meminta penjelasan ulang.

"kalau kalian pengen ngomong sesuatu yang serius nih, tapi tiba-tiba gajadi ah. biasanya faktor apa?"

"tanyain ke si putra, lebih pro" balas Yuda yang tak ada salahnya. Putra sendiri saja yang katanya ingin menjelaskan hal penting, tidak terjadi sampai sekarang.

"iya yah.. ga bener si putra mah" ujar Citra membenarkan.

"kalo putra mah urang liatnya, gara-gara kamu udah fun aja gitu ga peduli. jadi Putra ngapain ngejelasin? orang sekarang kalian baik-baik aja kan? Putra mau ngomong atau engga juga gakan bedanya. makanya gajadi, mungkin.." timpal Bima panjang lebar.

Citra mengangguk faham. "terus semisal aku cuekin Putra, dia bakal maksa buat ngejelasin?"

"ya pasti atuh, kan Putra gamau asing sama mane" balas Bambang.

"ngerasa ga akan guna mungkin kalo ngomong juga" timpal Bima.

Citra termenung kembali, mungkinkah Dito menyerah padanya? menyerah karena merasa hal penting itu sudah tak akan berguna? apa dia menyerah karena sikap Citra yang kasar menolak mendengar penjelasanya? otaknya kembali berasap, dibuahi pertanyaan-pertanyaan yang tak pasti.

jadinya ia sangat penasaran perihal apa yang akan di bicarakan Dito. "mm gitu" ucap Citra mengapresiasi.

"kunaon emang? si Putra lagi?" tanya Yuda kepo.

"engga, pengen tau aja weh" balas Citra santai.

"tah eta tah! murid baru, minta nomornya cok, tanya kosong delapan berapa?" ujar Yuda bersemangat kepada Bambang karena melihat murid baru kelas sepuluh lewat. cantik katanya.

"embung ah, ku mane weh" tolak Bambang karena dirinya sudah punya pacar.

"pan urang yang bakal chat nya, mane bantu minta nomor aja" pinta Yuda memohon.

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang