"Habis perempatan ini, kita belok kiri. Udah deh tinggal masuk gang kecil" Ucap Nandan lantang di atas motor sembari menunjuk jalan dengan antusias. Citra yang di belakangnya hanya memanggut-manggut paham.
Setelah perdebatan panjang antara dirinya dan Dito kemarin, akhirnya pria itu mengizinkan Citra pergi bersama Nandan. Lagi pula mereka kan hanya membeli buku, tak lebih! semoga.
Mereka berhenti di depan gang bertuliskan 'Jl.Gagak'. Nandan meminta gadis itu turun sementara ia pergi ke arah lain untuk memarkirkan motor. Citra memperhatikan sekitar yang cukup sepi dengan seksama hingga mata nya melihat papan bertuliskan toko buku. Ternyata benar, toko itu terlihat sangat tua! jika ia tidak memperhatikan dengan baik, siapa yang menyangka itu adalah toko buku?
"nah ini tokonya, ayo masuk" ajak Nandan berjalan mendahului. Saat pintu di buka, ia sengaja menahan pintu menunggu Citra masuk. Lonceng berdentang nyaring saat mereka masuk, langsung menampakan pria tua berkacamata kotak berjalan pelan.
"Aki!" Sapa Nandan menyalami tangan pria tua itu di susul oleh Citra.
"eh si Aa! kumaha atuh? jadi beli bukunya?"
"jadi atuh, Ki! beli lagi buku yang kaya kemarin, tiga"
"sok tungguin" Pria tua itu berjalan menjauh hingga tak terlihat karena terhalang rak tinggi. Citra memilih untuk berkeliling melihat-lihat koleksi buku yang toko ini sediakan. Ia sangat tertarik saat melihat koleksi komik Dragon Ball disana!
"ihh lengkap banget komik nya!" ucapnya terkesan.
"apa aku bilang! disini harta karun banget. untung aku nemu!" ucap Nandan tiba-tiba berada di dekatnya. Gadis itu sedikit tersentak. "iyaa koleksi anime nya banyak"
"kamu masih suka nonton demon slayer kaya dulu?" Tanya Nandan tiba-tiba membuat ingatan gadis itu memutar membalik waktu. Ia ingat jelas, kalau mereka senang menonton Demon Slayer di kelas. Saat yang lain sudah pulang, mereka pergi ke perpustakaan untuk menonton nya bersama-sama. Jika dipikir-pikir hal itu selalu membuatnya bahagia.
"hm, masih kok. kan sekarang season baru bentar lagi tayang"
"mau nonton bareng lagi?" pertanyaan itu membuat hati nya berdegup kencang. Di lubuk hatinya yang paling dalam meronta-ronta menahan rindu yang selama ini di pendam. Ia selalu senang jika nonton bersamanya, karena kebanyakan teman lain tak begitu menyukai Anime.
"umm-"
"A! tah bukuna!" belum sempat menjawab, pria tua tadi muncul sembari meletakan tumpukan buku dengan kasar di atas meja, menghasilkan suara keras. Nandan dan Citra buru-buru menghampiri untuk membayar.
"nuhun nya, Ki!" ucap Nandan mengambil uang kembalian dari tangan pria tua, sementara gadis itu mencoba meraih ketiga buku dari atas meja.
"eh eh udah sama aku aja, sini" Nandan mencegah gadis itu membawa barang berat. Segera ia ambil paksa lalu berjalan duluan membuka kan pintu untuk gadis itu keluar. Citra sedikit terkejut dengan perlakuan Nandan padanya.
"santai aja, Nan. aku bisa buka sendiri" balasnya sambil berjalan keluar.
"kan ada aku" ucap Nandan ringan sembari pergi menuju motornya yang terparkir di sebrang sana. Pria itu terlihat kerepotan sementara dirinya hanya diam menunggu di depan toko. Di dalam hati, ia merecoki dirinya sendiri karena merasa kagum dengan pria itu!
Setelah berkutat dengan motornya yang sulit di keluarkan, akhirnya ia sampai di hadapan gadis itu yang setia menunggu. Bukunya sudah di masukan kedalam bagasi motor. Segera Citra memakai helm sendiri, takutnya Nandan malah berinisiatif memakaikan helm untuknya!
Motor melaju dengan santai sore itu. Tanpa sepengetahuan gadis di belakang nya, ia sedikit memutar jalan agar lebih lama sampai. Tak Citra sangka, topik di motor hari itu sangat menyenangkan. Entah sejak kapan Nandan dapat membuka topik se bagus ini? Hal itu mengingatkan dirinya saat masih berpacaran dengan Nandan. Setiap di atas motor mengelilingi Bandung, mereka akan tertawa lepas sampai pengendara lain memperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilihmu
Teen Fictionapakah kalian mempercayai jodoh pilihan keluargamu? ini kisah tentang gadis SMA yang bertemu kembali dengan teman kecilnya, Anindito. hubungan antara mereka membuatnya bingung karena sikap pria itu yang sangat protective. antara peduli sebagai kakak...