33

229 10 0
                                    

Tiga hari berlalu, keadaannya mulai membaik. walaupun sudah bisa di pulangkan sejak lama, semua pihak keluarga enggan membawanya pulang. biarkan saja dirawat total di Rumah sakit, supaya nyaman merawatnya.

Gadis itu galau karena merindukan kamarnya. teman-teman nya datang menjenguk sambil membawa lelucon konyol.

Yuda menyodorkan se-pack kantong plastik hitam. "nih, katanya kalo tipes muntah-muntah kan?" ucapnya nyengir tak berdosa.

Citra menatap Yuda dengan tatapan tajam. "minimal buah!" balasnya marah. "hajar gais!" titahnya pada yang lain. dengan sigap, Bima dan Bambang langsung mengeroyok Yuda dengan brutal.

sedangkan Maul memegang ponsel nya, merekam kejadian itu dengan asik. "AHAHAH PADA GILA" ucapnya di selingi tertawa ngakak.

Bima menaruh ketiak nya di mulut Yuda sampai kehabisan nafas. mereka yakin setelah ini Yuda akan mabuk. "ANYING LEPAS! KETEK MANEH BAU SAMPAH!" teriaknya dengan suara terpendam.

"biar maneh aja yang pake tu plastik! hirup nih ketek aing sampe muntah!" jawab Bima puas.

"bim! ampun bim! hmm-"

"ngasih apa biar aing lepasin?"

"ngasih gacoan!"

"sabaraha?" [berapa?]

"sapuasna! cing sumpah demi Allah!" ucapnya yakin sambil memegang sebelah telinganya. mengisyaratkan janji.

"bayarin bambang sama Maul sekalian sok!" tantang Bima, jatuhnya memalak.

"tah eta! bener pisan!" [nah itu! bener banget] sambung Bambang sangat setuju. Citra hanya terbaring setengah duduk di atas bangsal sambil cekikikan. di ruangan itu hanya ada mereka saja.

orang-orang sengaja pergi agar mereka bisa bebas menghibur Citra. dan setelah tragedi 'ketek' berakhir. akhirnya mereka sedikit tenang. menonton TV sambil mengobrol ringan. beberapa dari mereka juga malah ketiduran di atas sofa, katanya kamar ini terlalu nyaman walaupun rumah sakit.

keadaan mulai menggelap. Azan magrib berkumandang dengan nyaring. selepas menunaikan ibadah bersama, mereka pulang ke rumah nya masing-masing karena sudah di cari oleh orangtuanya.

"yow cit ah! urang baralik heula nya.." [kita pada pulang ya] ucap Bambang sambil mengajak tos andalan mereka. dan disambung oleh Bima, Yuda, dan Maul.

"kalo udah sehat langsung sekolah siah! terus jangan mogok makan lagi! jangan bedegong jadi orang!" ketus Maul mengkhawatirkan sahabatnya.

"iya, sehat-sehat weh pokonya" timpal Bambang.

"tapi seru sih, maneh sakit jadi bisa main di sini" celetuk Yuda langsung diberi tatapan malas oleh semuanya.

"tolol emang!"

"orang tolol harus cepet-cepet pulang!" kekeh Maul.

"sia weh yang tolol!" ketus Yuda tak terima.

"dah ah keburu malem kita pulang ya cit" ucap Bima berpisah. keempat teman nya menghilang dari balik pintu coklat disana. sekarang keadaan ruangan itu menjadi sepi.

tak berselang lama, Dito mengetuk pintu sebanyak tiga kali. pintu terbuka, menampilkan sosoknya yang berkarisma datang menghampiri dengan lambat.

suara langkah kaki darinya yang begitu khas, selalu membuat hatinya berdegup kencang. apapun sepatu yang pria itu gunakan, hentakan dan getaran atmosfer di sekelilingnya seolah ikut mengiringi.

entah apa yang terjadi padanya. momen itu terasa melambat. menatap wajah Dito yang tenang memakai baju biru laut perlahan semakin mendekat..

"pada akhirnya, waktu yang mempertemukan"
























MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang