S2 : 46

245 10 1
                                    

Rasanya bertambah usia kadang bahagia dan sebagian tidak. Semakin beranjak dewasa, semakin sadar akan tanggung jawab hidup. Seperti apa yang harus di lakukan, kemana hidup ini akan pergi? dan untuk siapa aku lakukan ini semua? atas dasar apa?

Itulah yang Citra rasakan belakangan ini. Usia nya kian bertambah, pemikiran nya semakin kritis dan realistis. Perangai nya semakin elok dan anggun. Masa-masa di bangku sekolah sudah usai! ia akan merindu memakai kerudung putih yang baginya membuat wajah terlihat kusam. ia benci kerudung putih tapi tidak kali ini.

"ibu, ayah.. Do'a-in ya Citra pengan kuliah jurusan sastra"

"iyaa sayang, selagi itu baik buat kamu. doa kita selalu bersama ade" balas Ratih mengecup puncak kepala putri bungsunya. Waryo sedikit terharu, ternyata anak-anak nya sudah besar. Beribu doa mereka panjatkan kepada yang maha kuasa agar tujuan anaknya tercapai dan dimudahkan jalan nya.

Alhamdulillah... ia diterima di Perguruan Tinggi Negri kota Bandung. jangan jauh-jauh katanya, nanti dirumah semakin sepi.

"selamat ya! jadi anak yang rajin! jangan sia-siakan kesempatan kamu" ucap Dito memberi apresiasi dengan gembira via Call.

"iyaaa makasihh bang" balasnya tak kalah gembira. Tapi sayang, ia dan Maul beda kampus dan beda tujuan. sama hal nya dengan Bima dan kawan-kawan, mereka memutuskan gap-year dengan alasan ingin mencoba membuka bisnis T-shirt. Maul dan Citra gembira mendengar itu! ia tak menyangka teman nya yang pemalas ternyata bisa membuka bisnis sendiri! bahkan sudah berjalan dua bulan yang lalu.

Dito sangat bahagia untuknya. Dalam dirinya merasa bangga dengan pencapaian gadis itu! ia tak akan melupakan tangisannya di malam hari karena pusing belajar. Gadis itu selalu minta di temani karena takut! padahal ia menakut takuti diri sendiri karena menangis semalaman. Dito juga tak akan melupakan bagai mana ia semakin ketat menjaga gadis itu supaya tidak sering keluar rumah.

"ihhh nongkrong doang bentar! sama maul kok"

"coba liat kalender! waktu kamu jangan di sia-siakan buat nongkrong! diem dirumah, belajar lagi!" titahnya tegas. walaupun akibatnya gadis itu menjadi dongkol dan sedikit bicara, ya tak apa! toh untuk kebaikannya.

"bang? kuliah susah gak sih?" tanyanya sedikit ketakutan dengan dunia perkuliahan yang katanya lebih keras dari pada sekolah. Belakangan ini ia berpikiran buruk karena pengaruh Galuh! ia tak pernah bosan menakut nakuti dirinya.

"cit! tau gak? dunia kuliah tuh ya banyak loh sekte sesat!" ucap Galuh dramatis.

"apaan? agama?"

"iyaa! pokonya harus kuat iman! kalo diajak kajian yang gak jelas jangan mau! terus, di kuliah kamu gak akan punya temen!"

"ihhh kok gapunya? boong!"

"beneran! temen di kuliah tuh fake semua! ada pas butuhnya doang. semua fokus ke tujuan masing-masing" Galuh tersenyum lebar saat melihat ekspresi Citra yang resah. Pria itu membantunya mengurus pendaftaran, itulah alasannya ia selalu berada dirumah Wisesa. pun ini karena utusan sang Anindito.

"galuh kok di percaya!" ucap Dito ingin menenangkan.

"tapi banyak yang bilang kaya gituu"

"ya mungkin ada, tapi semua itu tergantung pergaulan dan lingkungan kamu, Ayuu.." ucapnya lembut. "makanya jangan macem-macem. kuliah yang bener, main seperlunya aja. gak puas kamu main pas SMA?"

"ya engga lah! ga seru banget, kan mau kenalan sama temen baru" gadis itu menekuk wajahnya. selalu saja ada wejangan atau larangan dari Dito! ia tak habis pikir bagaimana nasibnya nanti di kuliah nanti. pasti penjagaan nya lebih ketat!

"pokoknya hati-hati! belajar memilah teman. kamu sudah gede, harus tau mana yang baik dan buruk buat kamu. lebih baik teman sedikit tapi berkualitas, dari pada teman banyak tapi sia-sia" kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Perkataan Dito memang benar, tapi ia sama sekali tak memberi tutorial mendapatkan teman yang berkualitas itu!

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang